Menu

Mode Gelap
Klasemen Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia Gagal Melesat ke Posisi 2 Aiyub Abbas Percayakan Estafet Bangun Pidie Jaya Pada Said Mulyadi Kasus Dugaan Penyiraman Cabai di Aceh Barat Berakhir Damai Belum Penuhi Janji, Masyarakat Desa Karieng Kecewa Kepada Kajari Bireuen Ramai Kombatan GAM di Aceh Barat Condong Mendukung Hakam-Ayi 

EKBIS · 9 Jul 2019 11:21 WIB ·

Angka kemiskinan di Aceh tinggi, HIPMI: Pemerintah Harus Mengandeng Pelaku Usaha


 Ketua Bidang Ekonomi & Perbankan HIPMI Aceh, Said Rizqi Saifan, SE Perbesar

Ketua Bidang Ekonomi & Perbankan HIPMI Aceh, Said Rizqi Saifan, SE

MEULABOH (RA) – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Aceh mengkaji ‘dunia usaha’ merupakan solusi paling tepat untuk menekan angka kemiskinan di daerah itu. Agar pertumbuhan ekonomi tidak hanya selalu bertumpuan pada dana pemerintahan semata.

“Di Aceh saat ini, pertumbuhan ekonomi sangat lesu dan masih saja terlihat condong dengan dana dari pemerintah saja,” kata Ketua Bidang Ekonomi & Perbankan HIPMI Aceh, Said Rizqi Saifan, SE, Senin (8/7).

Sementara data Badan Pusat Statistik (BPS), sambung Said, menunjukan angka kemiskinan di Aceh sangat memprihatinkan dan tergolong tinggi untuk wilayah Sumatera.

Ia mengharapkan pemerintah harus memberikan perhatian penuh terhadap kondisi ini. Dengan berusaha mencari solusi paling tepat untuk menekan kian meningginya angka kemiskinan di Aceh. “Pemerintah Provinsi Aceh maupun kabupaten/kota se-Aceh harus menaruh perhatian khusus untuk menangani masalah kemiskinan ini,” pintanya.

Seharusnya, kata Said, dukungan dana Otsus dan APBA yang besar dimiliki Aceh, tentu telah mampu memberikan hasil positif terhadap perkembangan perekonomian di Aceh. “Hal ini perlu kita pikirkan bersama agar pelaku usaha di Aceh tidak semata bertumpu proyek-proyek yang bersumber dari pemerintah saja,” ujarnya.

Salah satu fokus pengembangan yang harus diterapkan, adalah mengandeng sektor ekonomi mikro dan UMKM karena sektor tersebut mampu membantu masyarakat Aceh agar dapat lebih baik dan mandiri tanpa ketergantungan dengan kebiasaan proyek-propyek pemerintah.

Said melihat kekurangan yang selama ini terdapat pada pelaku usaha di Aceh, karena tidak memiliki akses pasar bagus. Imbasnya, kebanyakan dari pembisnis harus bernasib sial sampai merugi (gulung tikar) sebab masih ketergantungan dan terbentur dengan regulasi provinsi tetangga.

“Kondisi ini juga saya paparkan saat menghadiri acara Asosiasi pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Otonomi EXPO 2019 di JCC jakarta pada 6 Juli 2019, lalu,” ungkapnya.

Disayangkan Said, saat event nasional seperti Otonomi EXPO 2019 Jakarta, ia mengaku tidak melihat ada satupun stand berasal dari kabupaten/kota se-Aceh yang turut memamerkan produk-produk unggulan dari daerah masing-masing. ”Padahal itu merupakan momen tetap kita (Aceh) mencari pasar bagus dengan memperkenalkan produk serta potensi UMKM asal Aceh,” urainya.

Said menyarankan perlu adanya ‘duek pakat’ antara pemerintah dan pelaku usaha di Aceh agar dapat bersama-sama mencari solusi dengan melihat peluang pasar bagus bagi ekonomi mikro dan UMKM Aceh.

Ia melihat fokus pembahasan angka kemiskinan ini lebih penting dicarikan solusi, ketimbang berkosentrasi pembahasan rencana melegalkan poligami di Aceh.(den)

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Dari FGD Terungkap Industri Hilirisasi Sawit Aceh Terkendala Bahan Baku CPO

12 October 2024 - 08:23 WIB

Dua Pekerja SKK Migas Raih Anugerah Satyalencana Wira Karya

11 October 2024 - 20:13 WIB

Epson Perkenalkan Rangkaian Printer SureColor Terbaru, Dengan Hasil Cetak Kelas Dunia

11 October 2024 - 16:57 WIB

Touring Ribuan Kilometer, Bikers Honda Aceh Turut Hadiri Honda Bikers Day Regional Sumatera 2024

10 October 2024 - 09:52 WIB

Tahun 2025 PLN UID Aceh Siap Tingkatkan Rasio Elektrifikasi Melalui Rapat Koordinasi dengan Dinas ESDM Aceh

9 October 2024 - 16:33 WIB

Wujud Komitmen Elektrifikasi, AHM Luncurkan Honda ICON e: dan CUV e:

9 October 2024 - 15:32 WIB

Trending di EKBIS