LANGSA (RA) – HMI adalah organisasi mahasiswa yang dibangun atas dasar intelektual keislaman dan nasionalisme atau keindonesiaan. Karenanya, para kader harus mampu berkiprah secara keilmuan, baik di lingkungan perguruan tinggi maupun sosial kemasyarakatan.
“Kader HMI harus mampu mengkaryakan dirinya sebagai insan akademis lewat tulisan karya ilmiah, penelitian dan buku.
Apalagi saat ini kita telah memasuki era revolusi industry 4.0 yang serba teknologi, kader harus menyikapi kondisi tersebut sesuai identitas akademis ke-HMI-an,” demikian dikatakan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jakarta Saddam Al Jihad saat pelantikan pengurus HMI Cabang Langsa periode 2019-2020 di aula Cakradonya Langsa, Rabu (24/7).
Menurut Saddam, saat ini kader HMI sedang mengalami kemunduran dalam bidang intelektual sebagai insan akademis. Sehingga, nilai militansi ke-HMI-an sebagai sosok akademis lemah dalam menyikapi berbagai perkembangan keilmuan.
“Sudah saatnya kader HMI kembali bangkit sebagai sosok akademis sebagaimana di cita-citakan oleh pendiri HMI yang merupakan pahlawan nasional kita Kanda Lafran Pane. Hari ini saya menantang HMI Cabang Langsa untuk menulis buku dan pengembangan akademik lainnya,” sebut Saddam.
Sementara itu Ketua MD KAHMI Langsa, M. Khairurradhi Ibrahim dalam sambutannya mengatakan, bahwa kemajuan teknologi informasi die rah revolusi industry 4.0 ini harus disikapi dengan bijak oleh seluruh kader HMI.
“Sarana teknologi saat ini membuat kita mudah untuk mendapatkan berbagai informasi, karenanya kader HMI harus mampu menyikapi perkembangan informasi dengan baik agar tidak terjebak dalam informasi bohong atau hoax.
Teliti dan konfirmasi setiap informasi yang diterima sebelum disebarkan, agar kita tidak menjadi penyebar berita bohong dari oknum tidak bertanggungjawab,” tegas Khairurradhi.
Menurutnya, saat ini ada upaya pihak-pihak luar yang ingin menghancurkan organisasi HMI sebagaimana dilakukan oleh komunis dimasa lalu. Upaya itu dilakukan dengan memanfaatkan kader HMI yang lemah secara akademis, keislaman dan keindonesiaan melalui penyebaran informasi bohong.
“Sejarah telah mencatat, bahwa komunis yang diprakarsai oleh PKI sangat anti terhadap HMI dan telah berupaya menghancurkan HMI di Indonesia.
Jadi bila hari ini masih ada orang-orang yang ingin menghancurkan atau merusak HMI, siapapun dia, maka bisa kita pastikan mereka adalah komunis dan itu musuh bersama HMI dan Negara ini,” demikian tegas Khairurradhi. (dai/slm)