Menu

Mode Gelap
Eksebisi Panahan Berkuda di Aceh Tamiang Memukau Ribuan Penonton Oki Setiana Dewi Bangga Khabib Nurmagomedov Akan Datang ke Indonesia Stop Politisasi Investasi: Masyarakat Aceh Barat Masih Berharap dengan MIFA Raih Juara Satu Tingkat Provinsi, Tim Kihajar STEM SMKN 1 Tapaktuan Wakili Aceh ke Tingkat Nasional Manajemen MIFA Melawan, Ribuan Karyawan Mulai Panik

INTERNASIONAL · 31 Jul 2019 12:48 WIB ·

Tiongkok Klaim Telah Bebaskan Sebagian Besar Warga Uighur


 Seorang pejabat regional mengklaim bahwa ‘sebagian besar orang-orang’ telah dibebaskan dari ‘kamp pendidikan’ ulang di Xinjiang, Tiongkok. 
FOTO : INDOPOS Perbesar

Seorang pejabat regional mengklaim bahwa ‘sebagian besar orang-orang’ telah dibebaskan dari ‘kamp pendidikan’ ulang di Xinjiang, Tiongkok. FOTO : INDOPOS

harianrakyataceh.com (RA) – Sebagian besar orang yang dikirim ke pusat penahanan massal di wilayah Xinjiang, Tiongkok telah dipulangkan, menurut klaim wakil ketua Xinjiang, Alken Tuniaz.

Direktur Regional Asia Amnesty International Nicholas Bequelin mengatakan, namun klaim itu hanyalah tipuan dan tidak dapat diverifikasi. Tuniaz menolak memberikan jumlah orang yang telah ditahan selama beberapa tahun terakhir.

“Kami belum menerima laporan tentang pembebasan skala besar. Faktanya, keluarga dan teman orang-orang yang ditahan memberi tahu kami bahwa mereka masih belum bisa menghubungi mereka,” ungkap Nicholas.

Para pakar dan aktivis PBB mengatakan setidaknya ada 1 juta etnis Uighur dan anggota kelompok minoritas lainnya yang ditahan di kamp-kamp di provinsi barat yang luas. Beijing menggambarkan kamp-kamp tersebut sebagai pusat pelatihan kejuruan untuk membantu membasmi ekstremisme agama dan mengajarkan keterampilan kerja baru.

Di sebuah briefing di Beijing, Tuniaz, yang diminta untuk menjelaskan berapa banyak orang yang dimasukkan ke dalam fasilitas tersebut, mengatakan jumlahnya dinamis, dan bahwa sebagian besar berhasil mendapatkan pekerjaan.

“Saat ini, sebagian besar orang-orang  yang menerima pelatihan telah kembali ke masyarakat, kembali ke rumah,” kata Nicholas, seperti dilansir Guardian.

Tiongkok masih belum mengeluarkan angka terperinci untuk berapa banyak orang yang telah dikirim ke kamp-kamp tersebut dan pihak berwenang membatasi akses bagi penyelidik independen.

Para peneliti telah membuat perkiraan melalui berbagai metode seperti menganalisis dokumen pengadaan pemerintah dan citra satelit dari fasilitas itu. Wartawan asing telah melaporkan akun pribadi beberapa mantan tahanan, dan memotret berbagai fasilitas seperti penjara yang dikelilingi oleh kawat berduri dan menara pengamat.

Meskipun negara-negara barat telah melancarkan kritik keras terhadap kamp-kamp tersebut, Tiongkok masih belum membatalkan program yang dianggap sebagai kesusksesan deradikallisasi di wilayah yang telah dilanda kekerasan etnis secara terus menerus.

Para pejabat telah mengatur kunjungan yang sangat terarah bagi para jurnalis dan diplomat ke beberapa fasilitas, di mana pemerintah mengatakan hak-hak peserta pelatihan dijamin sepenuhnya.

Mereka juga mengatakan bahwa akan lebih sedikit orang yang akan dikirim melalui pusat-pusat itu dari waktu ke waktu. Pemerintah Tiongkok menolak anggapan bahwa mereka telah menyalahgunakan agama dan hak asasi manusia.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo bulan ini menyebut perlakuan Tiongkok terhadap etnis Uighur dan minoritas lainnya di Xinjiang sebagai noda abad ini dan pemerintahan Trump telah mempertimbangkan sanksi terhadap pejabat Tiongkok atas kebijakan mereka di sana.

“Kami tidak dapat memverifikasi klaim tidak jelas yang dibuat oleh pejabat senior Tiongkok tentang pembebasan mereka yang ditahan secara sewenang-wenang,” kata jurubicara departemen luar negeri AS.

Pemerintah Tiongkok, imbuh Pompeo, harus memberikan izin tanpa hambatan dan tanpa pengawasan pada Komisaris Tinggi PBB untuk hak asasi manusia ke semua kamp dan semua tahanan. (fay/indopos)

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Israel Serang Lebanon, 140 Ribu Warga Mengungsi dari Selatan

12 September 2024 - 14:51 WIB

Hizbullah Hujani 320 Roket, Israel Status Darurat 48 Jam

26 August 2024 - 16:53 WIB

National School of Drama (NSD) New Delhi Menutup Asia Pacific Bond for Theatre School (APB)

22 August 2024 - 10:18 WIB

Setiap 15 Menit Satu Perempuan Jadi Korban Rudapaksa di India

19 August 2024 - 15:22 WIB

China Uji Penerbangan Rute Antarkota Ketinggian Rendah

13 August 2024 - 16:42 WIB

Eropa Kecam Serangan Israel Terhadap Warga Palestina di Sekolah Gaza

12 August 2024 - 15:00 WIB

Trending di INTERNASIONAL