Nilai Indonesia Krisis Demokrasi
LHOKSEUMAWE-Ribuan mahasiswa dari empat perguruan tinggi di Lhokseumawe, turun ke jalan, Selasa pagi (24/9). Aksi calon intelektual muda ini mendapat kawalan puluhan aparat keamanan.
Bergerak dari lapangan Hira, mereka berjalan menuju gedung DPRK Lhokseumawe. Ruas jalan Merdeka pun terpaksa ditutup sebelah selatan. Mengingat antusias mahasiswa yang terdiri dari Universitas Malikussaleh, Politeknik, Akkes dan IAIN Kota Lhokseumawe, datangi gedung wakil rakyat.
Mengenakan atribut perguruan tinggi masing-masing, sambil menyanyikan lagu mars mahasiswa, turut membentangkan sejumlah spanduk dan poster. Kabut asap yang sehari sebelumnya cukup meresahkan, tak peduli bagi mereka. Yang penting, menyampaikan orasi dengan menilai demokrasi Indonesia dalam kondisi krisis.
Paling tidak ada 13 sikap disampaikan oleh Aliansi Mahasiswa Pasee ini yang dikoordinator oleh Arisky RM dan Sektretaris Lapangan Antarullah. Yaitu Meminta Presiden agar mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang untuk mencabut UU KPK yang baru. Kedua, menuntut kepada pemerintah Jokowi bertanggungjawab masalah asap.
Soal asal ini, mahasiswa meminta berikan perawatan gratis kepada korban, Juga pusat rehabilitasi bagi korban asap. Ketiga-Tolak RKUHP, Keempat-Hentikan kriminalisasi dan bebaskan pejuan demokrasi.
Poin kelima, Tolak TNI/Polri yang menduduki jabatan Badan Rektorasi Gambut. Kesepuluh, Stop industri sawit. Kesebelas, Bentuk pansus DPRK tuntaskan kelangkaan pupuk bersubsidi di Aceh Utara-Lhokseumawe.
Mahasiswa juga menyoroti permasalahan irigasi di Krueng Pase. Poin terakhir, stop kriminalisasi petani berinovasi yang menuju kedaulatan pangan Aceh.
Hingga berita ini diturunkan, mahasiswa masih berada di gedung DPRK Lhokseumawe. Sementara itu, aksi ribuan mahasiswa pun langsung dipantau Kapolres Lhokseumawe, AKBP Ari Lasta. (ung)