JAKARTA (RA) – Korban kerusuhan di Wamena, Jayawijaya, terus bertambah. Polda Papua merilis, korban tewas kini mencapai 28 orang dan yang mengalami luka-luka 69 orang. Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombespol A.M. Kamal mengatakan, korban tewas akibat luka bacok.
Selain itu, ada yang terbakar dan tak bisa menyelamatkan diri saat tempat usaha atau tempat tinggalnya dibakar massa pada aksi anarkistis Senin (23/9). ”Bahkan, satu keluarga ditemukan tewas terbakar dalam rumah,” terang Kamal kemarin (24/9).
Selain korban tewas dan luka, polisi juga telah mengevakuasi warga yang datang ke Wamena untuk dinas, kunjungan keluarga, bisnis, dan keperluan lain saat kerusuhan. Termasuk, lima warga Ukraina yang sedang berlibur di Wamena. Kondisi terakhir, masih banyak warga yang mengungsi karena ketakutan. Mereka memilih tinggal sementara di Mapolres Jayawijaya, gedung DPRD Jayawijaya, Makodim Wamena, dan aula gereja. Kerusuhan dipicu isu hoaks guru mengucap ujaran rasisme kepada siswanya.
Menanggapi kerusuhan Senin itu, Forum Pimpinan DPRD Papua dan Papua Barat mendatangi Kantor Staf Presiden kemarin (24/9). Mereka menyampaikan delapan tuntutan kepada Presiden Joko Widodo. Antara lain, pemerintah pusat harus membangun dialog dengan tokoh Papua, khususnya terhadap kelompok yang memiliki ideologi berseberangan seperti The United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dan Komite Nasional Papua Barat (KNPB).
Perwakilan DPRD Papua Barat Ferdinando Solosa mengatakan, tokoh-tokoh yang ditemui Presiden Joko Widodo pada awal bulan lalu belum merepresentasikan masyarakat Papua. Karena itu, diperlukan komunikasi dengan semua unsur. ”Sehingga pemerintah bisa menyelesaikan secara bertahap sesuai yang terjadi,” tutur dia.
Ferdinando menambahkan, belajar dari pengalaman penanganan GAM (Gerakan Aceh Merdeka), langkah dialog terbukti berhasil. Kedua pihak berhasil mencapai kesepakatan dengan membedah persoalan secara komprehensif. Yang tidak kalah penting, lanjut dia, dialog juga melibatkan pihak ketiga yang independen, netral, dan objektif. Seperti penunjukan Finlandia sebagai pihak independen dalam dialog Indonesia-Aceh. (jawa pos)