Menu

Mode Gelap
Klasemen Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia Gagal Melesat ke Posisi 2 Aiyub Abbas Percayakan Estafet Bangun Pidie Jaya Pada Said Mulyadi Kasus Dugaan Penyiraman Cabai di Aceh Barat Berakhir Damai Belum Penuhi Janji, Masyarakat Desa Karieng Kecewa Kepada Kajari Bireuen Ramai Kombatan GAM di Aceh Barat Condong Mendukung Hakam-Ayi 

NASIONAL · 26 Sep 2019 09:48 WIB ·

Kapolri Tito Sebut Rusuh Mahasiswa dan Pelajar Direncanakan Sistematis


 Kapolri Jendral Tito Karnavian (Ilham/ Jawa Pos) Perbesar

Kapolri Jendral Tito Karnavian (Ilham/ Jawa Pos)

Harianrakyataceh.com – Kapolri Jenderal Tito Karnavian melihat kerusuhan mahasiswa dan pelajar di sekitar gedung DPR/MPR RI Senayan, Jakarta pada 24-25 September 2019, mirip polanya dengan kerusuhan 21-22 Mei lalu. Aksi anarkis ini terlihat seperti direncanakan secara sistematis.

“Ini mirip dengan pola terjadinya kerusuhan 21-23 Mei lalu, dimulainya sore hari berlangsung hingga malam hari. Ini terlihat cukup sistematis artinya ada pihak-pihak yang mengatur itu,” kata Tito dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (26/9).

Namun, Tito masih belum menyebut kelompok mana yang menunggangi aksi ini. Dia hanya menduga oknum-oknum tersebut memiliki tujuan untuk melancarkan agenda tersendiri, yaitu bukan menuntut penundaan pengesahan revisi undang-undang. Agenda oknum ini mengarah kepada kepentingan politik yang ingin menjatuhkan pemerintah yang sah.

Sejumlah pelajar terlibat bentrok dengan pasukan Brimob di Jalan Tentara Pelajar, Palmerah, Jakarta, Rabu (25/9/2019). Ratusan siswa yang menggelar aksi di Gedung DPR memakai atribut sekolah berseragam putih abu, pramuka dan baju kaos bebas. Foto: Dery Ridwansah/ JawaPos.com

“Ini yang kita lihat terjadi. Sehingga kita melihat seperti di Jakarta tidak tepat sudah caranya. Adanya penggunaan bom molotov, ada pembakaran, pembakaran pos polisi, ada pembakaran ban, bahkan ada pembakaran kendaraan,” kata Tito.

Dugaan ini semakin kuat dari demonstran yang berhasil diamankan polisi. Yakni 200 orang saat demonstrasi mahasiswa dan 570 orang saat demo pelajar. Sebagian diantaranya mereka dapat dipastikan bukam mahasiswa maupun pelajar.

“Mereka masyarakat umum, ketika ditanya juga dalam rangka apa aksi itu, tidak ngeri. Tidak paham tentang RUU apa, nggak ngerti bahkan di antaranya ada yang mendapatkan bayaran,” pungkas Tito.

Sebelumnya, Aksi demonstrasi kembali digelar ribuan mahasiswa dan beberapa elemen masyarakat di depan Gedung DPR/MPR, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (24/9). Mereka menolak RUU KPK dan RKUHP yang sudah disepakati DPR dan pemerintah.

Mahasiswa menjebol pagar Gedung DPR saat Aksi menolak Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) di Depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Aksi menuntut pembatalan RKUHP yang saat ini ditunda pengesahannya oleh DPR itu berujung ricuh. Foto: Dery Ridwansah/ JawaPos.com

Aksi semula berjalan damai, namun menjelang sore hari, sekitar pukul 16.00 WIB, massa mulai berbuat anarkis dengan mengerusak pagar DPR. Mereka memaksa masuk ke area gedung. Polisi kemudian menembakkan water canon untuk memukul mundur massa. Namun, tak dihiraukan. Gas air mata akhirnya ditembakkan ke aras demonstran.

Aksi massa semakin anarkis pada malam hari. Kerusuhan meluas ke beberapa lokasi seperti Simpang Susun Semanggi, hingga Slipi. Pos polisi di dekat kantor Kemenpora dan di underpass Slipi dibakar massa. Bus milik TNI dan sebuah Jeep Rubicon yang terparkir di depan lapangan Perbakin juga turut dibakar. Kerusuhan ini berakhir sekitar pukul 01.00 WIB.

Sehari berselang kerusuhan kembali pecah di area belakang Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (25/9). Massa berseragam SMA dan pramuka itu mulanya berunjuk rasa di sekitar perlintasan kereta api dekat stasiun Palmerah tak jauh dari kompleks DPR/MPR.

Situasi pecah saat salah satu oknum pelajar melempar batu ke arah polisi dan langsung membakar motor sebagai ungkapan kekesalan. Tak hanya itu, mereka pun mengarahkan petasan ke arah barikade polisi.

Membalas serangan tersebut, polisi kemudian menembakkan water canon untuk memukul mundur massa. Namun, karena tak dihiraukan, polisi akhirnya melepaskan tembakan gas air mata.

Editor : Bintang Pradewo

Reporter : Sabik Aji Taufan

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Sakit Parah di Malaysia, Haji Uma dan PPAM Fasilitasi Pemulangan Warga asal Bireuen

11 October 2024 - 06:26 WIB

Cara Cek Jumlah Pesaing Tes SKD CPNS 2024 Tiap Formasi di SSCASN, Simak Selengkapnya!

10 October 2024 - 14:56 WIB

Jadwal Lengkap Tes CPNS Kemenag 2024, Berikut Penjelasan Tahapan Seleksinya!

9 October 2024 - 15:21 WIB

PPMKI Bali Siap Jadi Tuan Rumah MUNAS ke-14 & HUT ke-45 Tahun

9 October 2024 - 12:00 WIB

Polri Selamatkan Anak yang Dijual Ayahnya: Uangnya untuk Foya-foya

9 October 2024 - 10:56 WIB

Mensesneg Pastikan Presiden Jokowi Hadiri Pelantikan di DPR

8 October 2024 - 18:05 WIB

Trending di NASIONAL