Kisah Usai Bencana Banjir Simeulue
SIMEULUE (RA) – Bencana banjir melanda sejumlah desa di Kabupaten Simeulue, Senin (21/10), meninggalkan kisah. Selain mendatangkan trauma, kerugian material, merendam rumah penduduk dan merusak fasilitas publik, juga mendatangkan ular piton.
Ular piton dalam bahasa lokal disebut “sawanambo” sepanjang sekitar 5 meter, ditemukan bersembunyi di rumah Jasmi (27) salah seorang korban ?banjir di desa Leubang Hulu, Kecamatan Teupah Barat, yang merupakan desa yang terparah terpapar bencana banjir.
Bencana alam itu, selain mendatangkan tamu tak diundang, mahluk melata dan berbahaya tersebut, juga banjir turut merendam pelaminan pengantin yang akan menjadi tempat duduk pasangan Miswan (25) dan Fera (20), yang akan digelar acaranya Sabtu (22/10) mendatang.
Bencana banjir yang meninggalkan kisah getir itu, dijelaskan Kasmoya, Ketua BPBD Leubang Hulu, Kecamatan Teupah Barat, Kabupaten Simeulue, kepada Harian Rakyat Aceh, Selasa (22/10).
?”Setiap bencana sudah pasti menyisahkan derita dan trauma bagi warga yang mengalaminya, untuk bencana banjir yang terjadi di desa kita itu, selain merendam rumah warga juga mendatangkan ular piton atau sawanambo dan merendam pelaminan pengantin,” katanya.
Masih menurut dia, Desa Leubang Hulu merupakan merupakan daerah rawan banjir, akibat sejumlah sungai yang ada dikawasan itu tidak mampu menampung air setiap terjadi hujan, sehingga menimbulkan banjir dan merendam pemukiman penduduk disana.
“Desa kami merupakan lokasi paling rawan banjir, setiap hujan deras sudah pasti daerah kami itu terendam banjir, disebabkan sungai yang ada tidak mampu menampung air yang berasal dari hulu sungai, dan yang sangat dibutuhkan saat ini normalisasi sungai,” imbuhnya.
Normalisasi sungai sebut Kasmoya, untuk menghentikan bencana banjir di Kabupaten Simeulue, membutuhkan biaya besar sebab ada ratusan sungai yang mengalami penyempitan, sehingga untuk normalisasi sungai sebanyak itu tidak memugkinan menjadi beban pemerintah setempat dan perlu adanya perhatian dari Gubernur selaku Kepala Daerah Provinsi Aceh.
Data diterima Harian Rakyat Aceh dari Pusdalops BPBD Simeulue, Selasa (22/10), banjir melanda sejumlah Kecamatan, yakni Kecamatan Teupah Barat, pada tanggal 19 Oktober 2019. Banjir juga merendam 10 unit rumah milik 10 Kepala Keluarga (KK) dan satu unit sarana rumah ibadah di desa Awe Seubal.
Banjir juga merendam 51 unit rumah milik 51 Kepala Keluarga (KK) atau 165 jiwa dan dua sekolah. Serta pada hari yang sama? banjir merendam sebanyak116 unit rumah milik 116 Kepala Keluarga (KK) atau 425 jiwa, juga termasuk fasilitas pustu, posyandu, mesjid, kantor desa dan gedung balai pertemuan masyarakat.
?Selanjutnya Kecamatan Simeulue Tengah, juga merasakan bencana banjir dan merendam 28 unit rumah milik 28 Kepala Keluarga warga desa Dihit serta merendam dua sekolah yang ada dikawasan.
Banjir juga melanda ?Kecamatan Teupah Tengah, satu unit jembatan box plat ambruk sehingga memutuskan akses jalan yang menghubungkan desa Busung dan Matanurung.
Estimasi kerugian dampak bencana banjir, BPBD Simeulue masih dilakukan pendataan dilapangan. Logistik masa panik telah didistribusikan kepada ratusan korban banjir.
“Banjir telah surut total dan korban banjir telah kembali kerumahnya masing-masing,” kata Zulfadli ST.MAP, Kepala Sekretariat BPDB Simeulue, kepada Harian Rakyat Aceh, Selasa (21/10). (ahi/MIN).