Menu

Mode Gelap
Klasemen Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia Gagal Melesat ke Posisi 2 Aiyub Abbas Percayakan Estafet Bangun Pidie Jaya Pada Said Mulyadi Kasus Dugaan Penyiraman Cabai di Aceh Barat Berakhir Damai Belum Penuhi Janji, Masyarakat Desa Karieng Kecewa Kepada Kajari Bireuen Ramai Kombatan GAM di Aceh Barat Condong Mendukung Hakam-Ayi 

DAERAH · 5 Nov 2019 07:27 WIB ·

Santri Kenakan Sarung Saat Upacara


 Bupati Aceh Jaya, T. Irfan TB, membuka Upacara mempiringati Hari Santri Nasional (HSN) TAHUN 2019 di Komplek Pasntren
Darul Abrar, Dusun Sayeung, Desa Gampong Baroe Kecamatan Setia Bakti, Aceh Jaya, Senin (4/11). Perbesar

Bupati Aceh Jaya, T. Irfan TB, membuka Upacara mempiringati Hari Santri Nasional (HSN) TAHUN 2019 di Komplek Pasntren Darul Abrar, Dusun Sayeung, Desa Gampong Baroe Kecamatan Setia Bakti, Aceh Jaya, Senin (4/11).

CALANG (RA) – Bupati Aceh Jaya, T Irfan TB, memimpin upacara Hari Santri Nasional (HSN) 2019 di komplek Pesantren Darul Abrar, Dusun Sayeung, Gampong Baroe, Kecamatan Setia Bakti, Aceh Jaya, Senin (04/11).

Bupati Aceh Jaya, T Irfan TB membacakan sambutan Menteri Agama Republik Indonesia di tanda tangani oleh Sekretaris Jenderal, M Nur Kholis Setiawan menyampaikan Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 telah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasiaonal.

Penetapan tanggal 22 Oktober merujuk pada tercetusnya “Resolusi Jihad” yang berisi fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Resolusi jihad ini kemudian melahirkan peristiwa heroik tanggal 10 Nopember 1945 yang kita diperingati sebagai hari pahlawan.

“Sejak hari santri ditetapkan pada tahun 2015, kita selalu menyelenggarakan peringatan setiap tahunnya dengan tema yang berbeda. Secara berurutan pada tahun 2016 mengusung tema dari Pesantren Untuk Indonesia dan pada tahun 201, Wajah Pesantren Wajah Indonesia,” tutur Bupati Irfan.

Meneruskan tema tahun 2018, lanjutnya, peringatan Hari Santri 2019 mengusung tema “Santri Indonesia Untuk Perdamaian Dunia”. isu perdamaian diangkat berdasar fakta bahwa sejatinya pesantren adalah laboratorium perdamaian.

Menurutnya, sebagai laboratorium perdamaian, pesantren merupakan tempat menyemai ajaran islam Rahmatanlil ‘alamin, Islam ramah dan moderat dalam beragama.

“Sikap moderat dalam beragama sangat penting bagi masyarakat yang plural dan multikultural dengan cara keragaman dapat disikapi dengan bijak serta toleransi dan keadilan dapat terwujud. semangat ajaran inilah yang dapat menginspirasi santri untuk berkontribusi merawat perdamaian dunia,” paparnya.

Setidaknya, tambah Irfan, ada sembilan alasan dan dasar mengapa pesantren layak disebut sebagai laboratorium perdamaian.

Pertama, Kesadaran harmoni beragama dan berbangsa. Kedua, metode mengaji dan mengkaji. Ketiga, para santri biasa diajarkan untuk khidmah (pengabdian). Keempat, pendidikan kemandirian, kerja sama dan saling membantu di kalangan santri.

Kelima, gerakan komunitas seperti kesenian dan sastra tumbuh subur di pesantren. Keenam, adalah lahirnya beragam kelompok diskusi dalam skala kecil maupun besar untuk membahas hal-hal remeh sampai yang serius. Ketujuh, merawat khazanah kearifan lokal.

Kedelapan, prinsip maslahat (kepentingan umum) merupakan pegangan yang sudah tidak bisa ditawar lagi oleh kalangan pesantren. Kesembilan, penanaman spiritual. (say/bai)

Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Jumat Berkah, Satlantas Abdya Bagi Sembako

11 October 2024 - 14:40 WIB

Pembangunan Proyek PLTA Peusangan 1 dan 2 di Aceh Tengah Sudah 97 Persen

11 October 2024 - 09:31 WIB

Aplikasi SISPAMPRO yang Digagas Kadis PUPR Bireuen Dapat Dukungan Berbagai Pihak

10 October 2024 - 16:37 WIB

Sempat Janji Usut Tuntas, Kasus PNPM di Kecamatan Lain Bukan Lagi Prioritas Kajari Bireuen

9 October 2024 - 16:22 WIB

Satlantas Abdya Tangkap Pelaku Tabrak Lari

9 October 2024 - 14:54 WIB

Kadis PUPR Bireuen Gagas Aplikasi SISPAMPRO

9 October 2024 - 12:01 WIB

Trending di DAERAH