quote:
“Yang menjadi kendala terbesar di sekolah kami adalah jembatan di sungai Kreung Jiem-jiem – Cubo. Sebab dengan tidak tidak ada jembatan, siswa asal Dusun Sarah panyang, jika musim penghujan, dalam sepekan bisa absen dua sampai tiga hari,”
T. Sauful Armansyah, guru SDN 28 Bandar Baru
MEUREUDU (RA) – Sebanyak 13 orang siswa SDN 28 Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya terpaksa absen beberapa hari jika debit air sungai Krueng Jiem-Jiem-Cubo meninggi.
Pasalnya, para siswa tidak dapat mengarungi sungai untuk mencapai sekolahnya.
Ke-13 siswa tersebut adalah asal Dusun Sarah Panyang, Gampong Sarah Panyang, Kecamatan setempat.
Sedangkan SDN 28 Bandar Baru berada di Dusun Lhok Duek, seberang sungai. Di sekolah yang berdiri sejak tahun 2016 itu, kini terdapat 37 siswa yang belajar di sekolah itu yang terdiri dari enam rombongan belajar (rombel) atau kelas.
Para siswa asal Dusun Sarah Panyang, setiap hari jika henda pergi dan pulang sekolah, terpakas harus mengarungi sungai yang memiliki lebar kurang lebih 30 meter. Ke 13 siswa itu adalah empat orang kelas I, satu orang kelas III, tiga orang kelas IV dan lima orang kelas V.
“Saban hari, 13 orang siswa dari Dusun Sarah Panyang harus mengarungi sungai untuk ke sekolah. Jika musim hujan dan air sungai tinggi seperti saat ini, siswa tersebut terpaksa absen,” ujar T. Sauful Armansyah, salah seorang guru di sekolah tersebut saat Rakyat Aceh, Senin (18/11).
Di sekolah yang kini telah memiliki tujuh orang guru yang berstatus PNS yang dipimpin oleh seorang kepala sekolah serta satu orang penjaga sekolah itu, kini berlahan-lahan mulai bangkit untuk meningkatkat kualitas pendidikan peserta didik di sekolah pedalaman itu.
Sekolah yang dikepalai oleh Hasan Basri itu, kini telah memiliki alat peraga belajar yang memadai dan buku tema pelajaran yang mencukupi, meskipun buku perpustakaan belum banyak dikoleksi. Namun, yang menjadi kendala bagi sekolah tersebut adalah upaya penyelesian masalah 13 yang absen saban air sungai meninggi.
“Yang menjadi kendala terbesar di sekolah kami adalah jembatan di sungai Kreung Jiem-jiem – Cubo. Sebab dengan tidak tidak ada jembatan, siswa asal Dusun Sarah panyang, jika musim penghujan, dalam sepekan bisa absen dua sampai tiga hari,” imbuh T. Saufillah yang diamini oleh guru lainnya.
Padahal ungkapnya, semangat belajar dan ingin sekolah siswa asal Dusun Sarah Panyang itu cukup tinggi. Itu dibuktikan kata dia, jika sepulang sekolah dan saat mengarungi sungai seragam sekolah mereka basah, ke esokan harinya para siswa tersebut tetap bersekolah.
Begitupun, jika sarana penghubung berapa jembatan telah tersedia disungai tersebut, anak-anak asal Dusun Sarah Panyang, Gampong Sarah Panyang akan lebih memilih bersekolah di SDN 28 karena lebih dekat, ketimbang bersekolah di Jiem-jiem yang lumanyan jauh.
“Semangat belajar anak-anak disini cukup tinggi. Cuma kendalanya ya itu, saat bersekolah mengarungi sungai dan jika air sungai tinggi, mereka absen sekolah,” sebut Saiful.
Apabila hujan turun saat masih jam sekolah, rasa was-was menghantui para guru dan orang tua siswa, sebab untuk pulang ke rumah pasti sudah sangat sulit.
Karena para siswa tersebut tidak dapat mengarungi sungai. Jika pun air sungai belum terlalu tinggi, maka para guru harus memastikan ke 13 siswa tersebut sampai ke seberang. (san/ra)