Menu

Mode Gelap
Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan 1,5 Km dari Kawah Cak Imin Resmikan Posko Pemenangan Musannif bin Sanusi (MBS) Perangkat Desa Sekitar Tambang Tantang Asisten Pemerintahan dan Dewan Lihat Objektif Rekrutmen Pekerja PT AMM Golkar Aceh Peringati Maulid Nabi dan Gelar TOT bagi Saksi Pemilu Ratusan Masyarakat Gurah Peukan Bada Juga Rasakan Manfaat Pasar Murah

METROPOLIS · 6 Jan 2020 04:49 WIB ·

206 Gempa Bumi Landa Aceh di Tahun 2019


 Seorang petugas BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar sedang mengamati gempa bumi wilayah Aceh di Mata I'e, Aceh Besar, Ahad (5/1/2012). Antara Aceh/ Said Perbesar

Seorang petugas BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar sedang mengamati gempa bumi wilayah Aceh di Mata I'e, Aceh Besar, Ahad (5/1/2012). Antara Aceh/ Said

BANDA ACEH, (RA) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Aceh Besar menyatakan, wilayah di provinsi paling barat Indonesia tersebut menghadapi 206 kali gempa bumi sepanjang Tahun 2019.

“Total kejadian ada sebanyak 206 kejadian gempa bumi di 2019, tetapi yang dirasakan guncangan cuma 16 kali,” ujar Kepala BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar Djati Cipto Kuncoro di Banda Aceh, Ahad.

Ia menjelaskan, ke-206 kejadian gempa bumi itu memiliki magnitudo atau besaran yang bervariasi dengan skala magnitudo paling kecil di atas dua, dan paling tinggi di atas lima, yaitu mencapai hingga 5,6 Skala Richter.

Gempa bumi yang terjadi tahun lalu di Aceh juga memiliki kedalaman kurang dari 30 kilometer hingga lebih dari 70 kilometer dari atas permukaan, baik di daratan maupun lautan.

“Jika kita lihat dari data, maka gempa bumi yang terjadi letaknya mulai dari wilayah lautan arah Pulau Weh di Sabang hingga turun ke wilayah daratan Aceh,” katanya.

Ia mengatakan, hal ini terjadi akibat sumber keaktifan gempa bumi pada wilayah perairan di provinsi ini karena terdapat dua lempeng tektonik aktif, yaitu lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

“Akibat perbedaan densitas atau kerapatan batuan, maka lempeng Indo-Australia yang memiliki kerapatan batuan lebih tinggi bergerak menyusup ke bawah lempeng Eurasia dengan kecepatan 50 hingga 70 milimeter per tahun, dan sering disebut sebagai zona subduksi yang berada sepanjang Palung Sunda meliputi Sumatera, Jawa, hingga Nusa Tenggara Timur,” ujar dia.

Sedangkan di wilayah daratan, sebutnya, aktivitas tektonik yang terjadi di Aceh akibat adanya zona patahan Sumatera.

Zona ini memiliki panjang 1.900 kilometer, dan terbagi-bagi dalam beberapa segmen aktif sebanyak 19 segmen serta memiliki pergeseran ke arah kanan atau searah jarum jam.

“Zona Patahan Sumatera yang terdapat pada wilayah Aceh umumnya membangkitkan beberapa kejadian gempa bumi diakibatkan oleh pergerakan segmen yang bergeser ke arah kanan.

Segmen-segmen tersebut, yaitu Segmen Aceh, Segmen Seulimuem, Segmen Tripa, Segmen Batee, Segmen Lhokseumawe, dan Segmen Samalanga-Sipopok,” ujar Djati. (ant/min)

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Kapendam IM Silaturrahmi ke Harian Rakyat Aceh dan PWI

28 March 2024 - 17:45 WIB

Pemuda Aceh Reformasi Minta Pj Gubernur Aceh segera Lantik Kepala BPKS Definitif

28 March 2024 - 15:10 WIB

166 Siswa MA Aceh Besar Diterima Kuliah Lewat Jalur Prestasi

28 March 2024 - 13:51 WIB

Tingkatkan Keamanan, Kemenkumham Aceh Rssmikan Blok Hunian Maximum Security di Lapas Banda Aceh

27 March 2024 - 05:03 WIB

Brigjen Marzuki Ali Basyah Jabat Kepala BNN Aceh

26 March 2024 - 22:35 WIB

Tropicana Slim Demo Takjil Bulan Ramadhan Cegah dan Lawan Diabetes

26 March 2024 - 14:54 WIB

Trending di METROPOLIS