LHOKSEUMAWE (RA) – Walikota Lhokseumawe, Suaidi Yahya, diwakili oleh Sekda Lhokseumawe, T.Adnan meresmikan program pengolahan sampah di Pesantren Darul Ulum Al-Munawwarah Gampong Lhok Mon Puteh-Blang Poroh, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe, Kamis (16/1) sore.
Program itu dilaksanakan dalam rangka pengembangan kemandirian ekonomi pesantren, sebagai salah satu penggerak ekonomi Indonesia. Untuk itu, Bank Indonesia Lhokseumawe melakukan pendampingan dan pembinaan dalam mengembangkan unit usaha potensial di pondok pesantren.
“Salah satu pondok pesantren yang sedang kami dampingi adalah Pesantren Darul Ulum Al-Munawwarah dengan program pengolahan sampah,”ucap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe, Yufrizal, dalam sambutannya.
Ia mengatakan, launcing dan peresmian program pengolahan sampah, merupakan hasil kerjasama pesantren Darul Ulum Al-Munawwarah, Pesantren Nurul Iman Bogor dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe. “Ada empat mesin yang kita butuhkan, yakni mesin pencacah air minum kemasan, mesin pres kardus, mesin pembuat pupuk organik, mesin ayak pupuk organik
Walikota Lhokseumawe, Suaidi Yahya, diwakili oleh Sekda Lhokseumawe, T.Adnan, menyebutkan, atas nama Pemko Lhokseumawe, mengucapkan terima kasih banyak kepada Bank Indonesia Lhokseumawe dengan membantu pesantren. “Dana CSR Bank Indonesia dialokasikan kepada pesantren dengan program pengolahan sampah untuk menopang ekonomi pesantren dan santri,”ungkapnya.
Sementara Pimpinan Pesantren Darul Ulum Al- Munawwarah Gampong Lhok Mon Puteh/Blang Poroh, Kecamatan Muara Dua, Tgk.H. Abubakar Ismail, mengatakan, pihaknya sangat terbantu dengan adanya bantuan program pengolahan sampah dari Bank Indonesia Lhokseumawe.
“Sampah merupakan kandungan uang yang luar biasa didalam, kemarin saya laporan kepada Yufrizal Kepala BI Lhokseumawe, hasil pengolahan sampah sudah panen satu kali dikirim ke Medan sebanyak satu interculler dan memperoleh uang Rp 20 juta,”ungkap Tgk.H. Abubakar Ismail, akrab disapa Abati yang juga Ketua MPU Lhokseumawe.
Sebut Abati, kedepan pihaknya menargetkan dalam satu bulan itu bisa dikirim dua kali pengolahan sampah ke Medan. “Kalau dalam satu kali bisa dapat untung Rp 10 juta maka selama sebulan kita akan memperoleh untung Rp 20 juta dari pengolahan sampah,”ujarnya.
Untuk itu, pihaknya siap menampung sampah-sampah baik itul botol mineral, plastik maupun sampah lainya.
Dalam acara tersebut, turut hadir Asisten III Setdako, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Aceh Utara, Dandim 0103 Aceh Utara, perwakilan dari Lanal Lhokseumawe, perwakilan Polres Lhokseumawe, perwakilan pabrik vital, perwakilan brimob, kampus Politeknik Negeri Lhokseumawe, muspika Muara Dua dan undangan lainnya. (arm/msi)