BANDA ACEH (RA) – PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Aceh melakukan peresmian 100 persen listrik di Provinsi Aceh. Kegiatan yang mengusung tema “Bersinergi Dalam Membangun Aceh Benderang” ini berlangsung di Lantai 3 Ruang Seuramoe Teuku Umar kantor PLN UIW Aceh, Kamis (23/1).
Peresmian 100 persen listrik di Provinsi Aceh ini dilakukan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah dan GM PLN UIW Aceh, Jefri Rosiadi. Kegiatan ini juga turut disaksikan unsur pemerintah di Kabupaten Aceh Singkil via sambungan teleconference.
GM UIW Aceh Jefri Rosiadi dalam sambutannya menjelaskan peresmian 100 persen desa di Aceh sudah berlistrik adalah sebagai wujud komitmen PLN untuk melistriki Aceh.
Jefri menyampaikan, PLN telah menyelesaikan pembangunan listrik desa sebanyak 6.497 desa yang tersebar di 23 Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh dan tercapainya rasio desa (RD) berlistrik 100 persen pada tahun 2019.
“Kami terus berupaya maksimal dan sejalan dengan program yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Aceh yakni Aceh Energi. Perlu kami laporkan kepada Bapak Plt Gubernur Aceh dan seluruh hadirin yang berhadir, ” ujarnya.
Jefri mengungkapakan hal tersebut tidak terlepas dari program One Man One Hope (OMOH), melistriki daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal), Melistriki desa-desa ex-LTSHE, Kerjasama Program Pasang Baru & instalasi untuk Rumah Dhuafa dengan Dinas ESDM. “OMOH”merupakan gerakan sosial berupa penggalangan dana sukarela dari pegawai”PLN”dan anak perusahaan untuk memberikan harapan kepada keluarga yang ingin menikmati listrik namun tidak mampu membayar biaya pasang.
“Alhamdulillah melalui ide yang digagas Andre Agusta Rahman, pegawai PLN UIW Aceh yang dilaksanakan secara nasional, di Aceh berhasil terkumpul sebanyak Rp.364 juta atau bisa menyambung sebanyak 485 pelanggan yang tersebar di seluruh Aceh. ” Ungkapnya
Selain itu, lanjutnya, hal tersebut juga merupakan target PLN UIW Aceh dalam melistriki seluruh daerah yang belum terlistriki dengan mendorong program LISA atau Listrik Desa sebagai bentuk tanggung jawab PT PLN (Persero) dalam melistrik pedesaan.
Saat ini, kata Jefri, total beban puncak PLN UIW Aceh saat ini sebesar 448.43 MW di mana beban Grid yang di pasok dari sistim 150 kV sebesar 431.9 MW yang bersumber melalui PLTU Nagan Raya, PLTMG Arun, PLTD maka Aceh memiliki cadangan energi (Surplus) sebesar 75 MW sehingga sistim kelistrikan di Aceh dalam kondisi cukup aman.
“Kami juga berkomitmen untuk menjaga kehandalan energi listrik di Aceh guna memberikan pelayan kepada masyrakat dan mendukung investasi di Aceh.”sebutnya.
Sementara itu, Plt Gubernur Aceh mengaku bangga dan memberikan penghargaan yang tinggi kepala PLN UIW Aceh.
Menurut Nova, pekerjaan PLN saat ini sangatlah tidak mudah untuk memenuhi satu peresen terakhir dari sembilan puluh persen menuju satu persen itu, oleh karenannya, sambung Nova, seratus persen itu adalah hal yang luar biasa.
“Karena itu harus diikuti prestasi yang lain, selain menyediakan juga menjaga kehandalannya dan tentu ada pekerjaan lanjutan yaitu menlistrikan tempat usaha dan Rumah tanggaa. Mudah mudahan ini berjalan, “ujar Nova.
Nova juga merinci pertengahan tahun lalu, tingkat elektrifikasi desa di Aceh masih berkisar 99,8 persen.Dari 6.497 desa yang ada di Aceh, masih ada sekitar 11 desa lagi yang belum tersentuh aliran listrik. jelasnya Nova, desa-desa itu umumnya terdapat di kawasan pelosok dengan medan yang cukup rumit. Sebagian desa itu terdapat di Kabupaten Aceh Singkil dan Kabupaten Simeulue.
“Dengan kerja keras tim PLN Wilayah Aceh, dan medan yang rumit itu akhirnya bisa ditaklukkan, sehingga pada akhir tahun lalu, semua desa di Aceh telah mendapatjaringan listrik.Tentu saja ini sebuah prestasi membanggakan, sebab dengan keberhasilan ini, Aceh tercatat sebagai wilayah pertama di luar jawa yang berhasil memenuhi targetelektrifikasi desa atau desa berlistrik 100 persen,” ungkapnya.
Terakhir, ia juga menghimbau agar Keberhasilan ini sangat kita syukuri, dan berharap masyarakat Aceh agar senantiasa hemat energi listrik. “Jangan hidupkan listrik kalau tidak dibutuhkan. Ingat, meski semua desa di Aceh kini telah dialiri jaringan,” demikian ujarnya. (mar/ra)