class="post-template-default single single-post postid-25527 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
Danrem Lilawangsa Gelar Lomba Syiar Islam Antar Prajurit TNI Lebih dari 400 warga Gaza tewas akibat serangan besar-besaran Israel Sawah Aceh Masuk Dalam Perlindungan Pemerintah Didampingi Camat Azhari, SCN Salurkan Bantuan dari KitaBisa Kepada Balita Alami Penyakit Langka Di Simeulue, Capai 7.647 Peserta Aktif BPJS Ketenagakerjaan 

INTERNASIONAL · 28 Jan 2020 16:51 WIB ·

Film Karya Staf Humpro Diputar di Jepang


 Film Karya Staf Humpro Diputar di Jepang Perbesar

Jepang (RA) – Film dokumenter karya salah seorang cameraman di Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Ahmad Ariska, diputar dalam International Forum on Telling Live Lessons from Disasters 2020, bertepatan dengan peringatan 25 tahun Gempa Kobe Hanshin-Awaji Jepang. Film yang berkisah tentang mereka yang bangkit usai Tsunami itu dikerjakan Ariska bersama rekannya Shiti Maghfira.

Film berjudul “Survivor” itu terpinspirasi dari kisah Bundiyah (60 tahun) salah seorang korban tsunami Aceh, yang hidup sampai kini, bekerja sebagai pemandu wisata di salah satu situs tsunami, Kapal di Atas Rumah yang terletak di kawasan Lampulo, Banda Aceh.

Film tentang penyintas tsunami Aceh tersebut menjadi salah satu cerita tsunami terpilih dari 30 peserta berbagai negara untuk diputar sebagai salah satu karya pengingat kejadian di Kobe pada pada 17 januari 1995 silam.

Ariska mengatakan, forum yang diibuka pada Jumat (24/1/2020) dan berakhir Senin (27/1/2020), itu dihadiri oleh perwakilan beberapa negara yang pernah mengalami bencana.

Saat pembukaan, sebanyak 5 orang perwakilan negara didapuk sebagai panelis, tampil menceritakan tentang cara masing-masing daerahnya dalam menangggulangi risiko bencana, terutama pada anak anak, remaja, dan kaum muda. Salah satunya adalah Shiti Maghfira. Dia diberi kesempatan untuk mempresentasikan bagaimana cara mengedukasi anak-anak tentang bencana. Terutama terkait bencana gempa dan tsunami yang pernah melanda Aceh, 15 tahun silam.

“Anak-anak penting diberikan edukasi tentang bencana karena mereka merupakan generasi untuk masa yang akan datang,” kata Siti Maghfira.

Menurutnya, mengedukasi anak-anak sulit dilakukan jika hanya menjelaskan seperti di ruang kelas, anak-anak cenderung lebih suka dengan sesuatu hal dimana mereka bisa berekspresi. “Salah satunya seperti drama, buku cerita bergambar, nyanyian, dan film,” sebutnya di dalam yang berlangsung di Kobe, Jepang.

Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Muhammad Iswanto Sstp MM mengapresiasi diputarnya karya salah seorang stafnya itu.

“Tentu menjadi kebanggaan bagi kita jika memang ada karya anak Aceh yang diapresiasi dunia internasional. Alhamdulillah karya itu yang mengerjakan adalah staf di tempat kita,” kata wanto.

Pihaknya ujar wanto, memberikan ruang penuh bagi seluruh staf untuk berkarya, mengabarkan serta mempromosikan segala hal tentang Aceh kepada khalayak. []

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Lebih dari 400 warga Gaza tewas akibat serangan besar-besaran Israel

19 March 2025 - 14:55 WIB

Sekjen Partai Aceh Abu Razak Wafat di Mekkah, Dimakamkan di Tanah Suci

19 March 2025 - 11:48 WIB

Israel bunuh 150 lebih warga Palestina di Gaza sejak gencatan senjata

16 March 2025 - 15:19 WIB

Perang Kembali Mengguncang Suriah usai Runtuhnya Rezim Assad, Situasi Makin Memanas?

12 March 2025 - 14:44 WIB

PM Prancis: Kisruh Zelenskyy-Trump pertanda aliansi Barat terpecah

4 March 2025 - 15:42 WIB

Epson “”Level Up”” Dengan Karyawan 10.000 Orang di 2 Pabrik Optimis Tumbuh di 2025.

22 February 2025 - 14:24 WIB

Trending di EKBIS