LAPORAN : Ikhsan, MEUREUDU
Raut wajah Fauzi (38) dan Nilawati kini tak lagi sendu. Sang buah hati Afika yang kini berusia 7,5 tahun telah mulai bisa beraktivitas seperti bocah lainnya, tidak bersedih karena luka dideritanya.
Agustus akhir tahun lalu, Afika tertimpa musibah karena kenakalan bocah yang dilakukannya. Mancis temuan membuat luka disekujur tubuh. Api kecil dari mancis merambat ke sampah di halaman rumah membakar tubuhnya.
Fauzi kepada Rakyat Aceh mengungkapkan, dia telah berpesan anaknya untuk tidak bermain mancis temuan tersebut. Bahkan sebenarnya dia telah meminta mancis untuk disimpan, namun tak diberikan Afika karena merasa barang tersebut sah miliknya.
Fauzi berpesan kepada anak ketiganya dari empat bersaudara itu untuk tidak main bakar-bakaran. “Namanya anak-anak, apa yang dilarang, itu yang dilakukan,” tutur Nilawati sambil menggendong anak ke empat.
Setelah berpesan untuk tidak main bakar-bakaran karena memengakan pemantika api, lalu Fauzi berlalu hendak ke Musallah gampong. Belum jauh ia bergerak, sekira lima menit usai berpesan kepada satu-satunya anak perempuanya, ia mendengar suara teriakan, baju Afika terbakar. Segera dia bergegas, berlari menyelamatkan anaknya itu.
“Lon langsung lon plueng bak jih (Afika), lon pulen apui yang ma saboh bajee jih ka beh tutong. Tapi teungoh-teungoh lon pulen, kaki dan badan jih abeh tutong buet apui. Saya langsung berlari ke arah dia (Afika), saya padamkan api yang telah membakar selruh baju yang dia pakai. Tapi saat sedang saya padamkan api, api dengan cepat membakar kaki dan badan dia,” cerita Fauzi yang saat Rakyat Aceh berkunjung kerumahnya di Gampong Blang Rheu, Kecamatan Ulim bersama salah seorang anggota DPRK Pidie Jaya, Saifullah dari Fraksi PA, Rabu (5/2) petang kemarin.
Api ternyata dengan cepat menyambar seluruh pakaian Afika. Beruntung api tak menyentuh wajah yang cantik anak ini. Usai api dipadamkan, Afika langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Namun, karena keterbatasan peralatan, RSUD Pidie Jaya merujuk Afika ke RSUZA dengan tindakan oleh dokter ahli bedah plastik, yang semua biaya pengobatannya ditanggung BPJS/JKA.
Di RSUZA Banda Aceh, Afika mendapat perawatan dari dokter ahli bedah plastik selama 4,5 bulan. Selama dirawat di rumah sakit milik Pemerintah Aceh tersebut, progres kesembuhan Afika telah mencapai 20 persen.
“Dokter bilang, Afika masih bisa sembuh seperti sediakala jika dirawat terus di rumah sakit dan ditangani. Itu dibilang oleh dokter ahli bedah plastik kepada saya,” sebut Nilawati.
Namun mereka terpaksa harus membawa pulang anaknya, karena selama perawatan, biaya klaim BPJS/JKA telah mencapai Rp 800 juta. Untuk kembali dapat dirawat, mesti pulang dulu, supaya data pasiennya kembali dari rujukan awal lagi.
“Dokter yang menangani anak saya dipanggil oleh kepala rumah sakit menanyakan, kenapa pasien ini, klaim BPJS sudah Rp 500 juta, tidak pulang-pulang. Lalu dokter memperlihatkan foto Afika, maka diberi kompensasi untuk dirawat lagi. Sampai kami bawa pulang, sudah Rp 800 juta biayanya,” kata dia.
Setengah bulan di rumah, dokter yang menangani Afika, mempertanyakan kenapa Afika balik ke rumah sakit. Kala itu Nilawai mengatakan kepada dokter ahli bedah plastik, belum ada biaya untuk selama mendampingi pengobatan. “Kami usahakan biaya makan-minum dulu, dokter. Saya sampaikan begitu. Tapi dokter bilang jangan lama-lama, takut terinfeksi parah lukanya nanti,” ulang pembicaraannya dengan dokter beberapa waktu lalu.
Karena sudah diminta balik oleh dokter, lalu ayah Afika bergerak mencari sumber pembiayaan untuk selama mereka menjaga anaknya di rumah sakit. Pada Rabu (5/2) pagi-pagi kemarin dia menjumpai Saifullah, SH anggota DPRK Pidie Jaya dari PA, meminta bantuan dana supaya dapat kembali membawa anaknya berobata.
“Bang Kosrad (Saifullah, SH) langsong geujaweub. Nyoe ka neujak, lon usahakan ilee. euntuk supot neupreh kamoe jak intat ( uang) u rumoh droeneuh,” cerita Fauzi mengulang dialongnya dengan Saifullah anggota DPRK tersebut. Lalu Fauzi pamit dengan secercah harapan yang telah dia dapat untuk menbawa anaknya kembali beroabat sampai sembuh.
Sekira pukul 16.30 pada hari yang dijanjikan Kosrad untuk mengantar bantuan, wartawan Rakyat Aceh yang ikut bersama, turut juga Kapolsek Ulim, Ipda Erwin tiba di rumah Fauzi. Ketika itu, Afika dibarinkan diatas kasur yang dilapisi daun pisang. Sedangkan neneknya mengkipasi Afika untuk memberikan hawa dingin di bagian luka bakar.
Bantuan yang dikumpulkan Kosrad panggilang akrab politisi PA ini sebesar Rp 10 juta. Itu berasal dari anggota dewan Partai Aceh dan sumber-sumber lain yang digalangnya. Menurut penuturan Saifullah, Bupati Pidie Jaya, Aiyub Abbas telah meminta keluarga Afika untuk membuka rekening guna dibantu biaya pendampingan bagi keluarga Afika selama mengobati di RSUZA.
“Nomor rekening sudah saya kirimkan ke Bupati. BUPATI akan membatu Rp 10 juta. Kebutulan Bupati lagi di Jakarta. Rp 10 juta dari dewan PA dan Rp 10 juta dari Bupati, Afika sudah dapat dibawa kembali ke Banda Aceh. Karena biaya pengobatan sudah ditanggung BPJS/JKA,” ujar Kosrad kepada orang tua Afika.
Setelah bantuan biaya pendampingan selama menjalani perawatan ke dua telah diperoleh kelaurganya, Afika kini telah memiliki asa sembuh dan dapat kembali melanjutkan sekolahnya yang selama lima bulan terakhir absen.