class="post-template-default single single-post postid-26572 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
Alumni Unimal Bukber di  Masjid Kampus Sulthan Malikussaleh ASN Kemenag Aceh Diminta Sukseskan Asta Protas 227 Km Rusak Berat, Ruas Jalan Umum di Pulau Simeulue Media Inggris Jagokan Australia Bekuk Timnas Indonesia Hanyut di Sungai Indrapuri, Dua Balita Ditemukan Tak Bernyawa

LASKAR RENCONG · 2 Mar 2020 07:10 WIB ·

Sisi “Muatan Lokal” Liga 1 Musim Ini


 Sisi “Muatan Lokal” Liga 1 Musim Ini Perbesar

Ada dua jenis tim musafir di Liga 1 musim ini: yang karena keinginan sendiri dan yang bukan karena keinginan sendiri.

KALAU soal agenda tim nasional serta keamanan dan ketertiban sih sudah biasa. Di negara mana pun dua hal itu tentu juga jadi perhatian saat operator kompetisi sepak bola menyusun jadwal.

Tapi, di Indonesia, tantangannya lebih beragam dari itu. Salah satunya adalah ”muatan lokal”. Misalnya, yang terjadi dengan Persiraja Banda Aceh di Liga 1 musim ini.

Berpegang pada ketentuan hukum Qanun Aceh, mereka sedari awal promosi ke kasta teratas Liga Indonesia bersikeras agar tak menjalani laga kandang saat bulan suci Ramadan dan di Kamis malam Jumat yang merupakan hari sakral di sana.

’’Sepak bola harusnya bisa menerima perbedaan kan? Kami juga bagian dari Indonesia, punya hak bermain bola juga,’’ ujar Presiden Persiraja Nazaruddin Dekgam kepada Jawa Pos kemarin (29/2).

Permintaan itu akhirnya dituruti PT Liga Indonesia Baru (LIB), operator kompetisi. Artinya, selama Ramadan dan di Kamis malam, Persiraja bakal menjalani laga away. ’’Saya sangat puas soal jadwal. Ini bukti perbedaan bisa disikapi dengan bijak dalam sepak bola,’’ tutur Dekgam.

Dekgam mengatakan, sebenarnya jika ada yang protes soal tidak bisa main saat Ramadan di Banda Aceh, timnya siap saja menjadi tuan rumah di Stadion Harapan Bangsa. Asalkan, jika di kota-kota lain pertandingan digelar pukul 20.00 saat Ramadan, di Aceh kickoff-nya pukul 22.00.

’’Ayo, tidak apa-apa. Kami baru bisa bertanding ketika semua kegiatan ibadah selesai di bulan Ramadan. Tapi, apa mau main jam segitu?’’ terangnya.

Dekgam menambahkan, tuntutan pihaknya soal jadwal itu sejatinya justru wujud toleransi. Sebab, di skuadnya sendiri, tidak semua pemain beragama Islam.

Dia menjelaskan, dari empat pemain asing, hanya satu yang beragama Islam, yakni Samir Ayaas. Sisanya, Bruno Dybal, Vanderley Francisco, dan Adam Mitter, adalah nonmuslim.
’’Mau makan apa mereka kalau di Aceh selama bulan Ramadan? Warung-warung tak ada yang buka sebelum pukul 5 sore, kan kasihan. Ini wujud toleransi kami juga,’’ ungkapnya.

Direktur Operasional LIB Sudjarno mengakui, penyusunan jadwal musim ini juga mempertimbangkan faktor kedaerahan. Tidak hanya di Aceh, di beberapa kota lain yang di dalamnya terhadap peraturan-peraturan ”khas” juga dipikirkan benar.

’’Karena kami ingin semua peserta bisa menjalani kompetisi dengan baik,’’ paparnya.
Selain itu, tentu yang paling utama adalah dia tidak ingin ada jadwal yang tertunda atau berubah gara-gara faktor tersebut. Komitmen untuk menjadikan Liga 1 musim ini taat pada jadwal sangat dipegangnya. ’’Karena itu, kami menyusun ini sudah sangat lama.

Kami teliti satu per satu semuanya, agenda-agenda yang ada disinkronkan,’’ paparnya.
Kalau Persiraja tak main kandang selama Ramadan dan di malam Jumat, Persipura Jayapura dan Barito Putera malah tak bisa main home sama sekali di musim ini.

’’Menurut saya, bukan Persipura Jayapura lagi, tapi Persipura Nusantara,” kata pelatih Persipura Jacksen F. Tiago ketika tahu timnya musim ini akan jadi tim ”musafir” lagi.

Musim ini Persipura tak bisa main di kandang, Stadion Mandala, Jayapura, yang tengah direnovasi untuk perhelatan PON 2020 di Papua. Sedangkan Stadion Papua Bangkit yang juga dipersiapkan untuk event yang sama belum siap digunakan.

Musim ini Persipura akan berkandang di Stadion Klabat, Manado. Itu merupakan kelanjutan dari apa yang dialami tim berjuluk Mutiara Hitam tersebut musim lalu,
Saat itu, dengan alasan yang sama, Persipura juga jadi tim musafir. Tapi, tidak sejak awal musim, melainkan sejak pekan ke-11. Stadion Aji Imbut, Tenggarong, dan Gelora Delta, Sidoarjo, diplot jadi kandang selama sisa Liga 1 musim tersebut.

Karena kondisi itulah, Jacksen menyebut hanya mukjizat yang mampu membuat timnya jadi kampiun di Liga 1 2020. Tapi, bukan Persipura namanya jika menyerah sebelum berperang.

Musim lalu saja, walau sempat terseok-seok di awal musim, di pengujung kompetisi mereka duduk di papan atas. ’’Mukjizat itu akan selalu ada. Kuncinya, bekerja keras dan punya keyakinan,’’ tegas dia menjelang menghadapi laga pertama melawan PSIS Semarang kemarin (29/2).

Menurut Ketua Umum Persipura Benhur Tomi Mano, timnya bahkan sempat disebut ”pengemis” stadion. ’’Saya memang mengemis, ternyata ada orang baik hati yang memberikan bantuan untuk penggunaan Stadion Klabat. Ini untuk mengangkat harkat dan martabat orang Papua di bidang sepak bola kancah nasional,’’ tegasnya.

Pria yang akrab disapa BTM itu menambahkan, banyak kerugian yang didapat selama jadi musafir. Selain tidak mendapat dukungan dari suporter secara langsung di Papua, biaya operasional tim pun akhirnya membengkak.

’’Musim kemarin kami pergunakan Rp 2,5 miliar saat main di luar, tapi minim pendapatan. Yang jelas, kalau main di luar, kami kehilangan segalanya dan mengeluarkan biaya tak sedikit,’’ ujarnya.

Karena itu, dia berharap Persipura bisa main di Jayapura. Agar julukannya tetap Persipura, bukan Nusantara. ’’Kami ingin sekali main di Papua, semua pencinta Persipura juga. Kami ingin bermain di Papua, di Stadion Papua Bangkit kalau diizinkan Pemprov Papua,’’ harapnya.

Sementara itu, Barito Putera mengalami hal yang sama dengan Persipura. Hanya, Laskar Antasari tidak kesulitan untuk mencari stadion yang dekat dengan Banjarmasin. Stadion Demang Lehman, Martapura, yang masih satu provinsi jadi pilihan.

Fans Barito Putera juga tidak perlu harus menempuh jarak yang jauh seperti Persipura Mania. Hanya berjarak 47 kilometer, dengan waktu tempuh sekitar 1 jam.

Menurut CEO Barito Putera Hasnuryadi Sulaiman, timnya terpaksa jadi musafir karena Stadion 17 Mei yang jadi kandang sedang direnovasi. ’’Sudah pasti tidak bisa. Jadi, hanya satu stadion pilihannya, yaitu Demang Lehman,’’ katanya. (JPG/rif)

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Penggawa Timnas Langsung ke Sydney, Profesor Pede Menatap Australia

17 March 2025 - 16:26 WIB

Persiraja Surati PSSI Soal Laga Kontroversial Lawan PSPS di Pekanbaru

14 February 2025 - 23:11 WIB

Andik Vermansah Sebut Persiraja Akan Berjuang Habis-habisan Untuk Ke Liga 1

24 January 2025 - 16:01 WIB

Hentakan Elkapiten Iswanto Menangkan Pemkab Abes FC Vs Angkasa FC Part 3 2-1

9 January 2025 - 09:20 WIB

Pemain Asing Baru Persiraja Diharap Cepat Beradaptasi

30 December 2024 - 14:59 WIB

Manajer Persiraja Dukung Penuh Kegiatan Pegadaian Peduli UMKM di Aceh

22 November 2024 - 23:28 WIB

Trending di LASKAR RENCONG