class="post-template-default single single-post postid-26701 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
Alumni Teknik Unimal Santuni Anak Yatim dan Bukber KNPI Gandapura Sukses Gelar Ramadhan In Love Selama 7 Tahun Berturut-turut Gila! Harga Tiket Jakarta – Aceh Tembus Rp15 Juta, Ghufran: Tambah Penerbangan, Bukan Naikkan Harga! OPM Bantai Enam Guru dan Tenaga Kesehatan di Yahukimo, Semua Dibakar Hidup-hidup, Jenazah Belum Bisa Dievakuasi Aktivis Lingkungan Minta DLHK Subulussalam Terbuka Hasil Monitoring dan Pengelolaan Lingkungan PMKS PT. MSB II

UTAMA · 5 Mar 2020 07:41 WIB ·

Nova Usulkan Tiga Major Project ke Bappen Juga Tiga Non Major Project 2021


 Nova Usulkan Tiga Major Project ke Bappen Juga Tiga Non Major Project 2021 Perbesar

JAKARTA (RA) – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh H Nova Iriansyah M.T memaparkan tiga major project (Proyek Prioritas Strategis) dan tiga non major project 2021 di Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Rabu (4/3).

Hal itu disebutkan Nova Iriansyah dalam Rapat Koordinasi (Rakor) dengan para Gubernur seluruh lndonesia itu, tiga usulan proyek prioritas strategis, diantaranya dukungan kawasan industri Aceh Ladong jalan lintas tengah.

“Itu meliputi jalan Jantho-Keumala dan jalan Geumpang-Pameu,” sebut Plt Gubernur Aceh, didampingi Kepala BAPPEDA Aceh, Ir Helvizar Ibrahim, M.Si serta Asisten II Bidang Pembangunan dan Perekonomian Sekretaris Daerah Aceh, Teuku Ahmad Dadek.

Major project selanjutnya tambah Nova, pengendalian banjir Krueng Singkil dan pembangunan cekungan penampungan air (embung) Krueng Raya, Aceh Besar.

Plt Gubernur Aceh, merincikan major project jalan lintas tengah Jantho-Keumala dan Geumpang, untuk kondisi eksisting di lintas Jantho-Keumala itu belum tersambung, yaitu sepanjang 38.91 Kilometer. Dimana wilayah tersebut masuk ke Kabupaten Aceh Besar dan Pidie.

“Begitu juga untuk kondisi eksisting lintasan Geumpang-Pameu yang belum tersambung sepanjang 59.60 kilometer,” kata Plt Gubernur Aceh.

Sedangkan untuk lintasan yang sudah tersambung, tambah Plt Gubernur, Keumala – Geumpang 69.12 kilometer, Pameu – Genting Gerbang 53.70 kilometer dan Genting Gerbang-Takengon 20.65 kilometer.

Lalu major project pengendalian banjir Krueng Singkil, sebut Nova, kondisi eksistingnya untuk status penanganannya belum fokus anggaran. Permasalahan banjir yang terjadi dalam setahun tiga kali menggenangi ibukota kabupaten dan pemukiman masyarakat.

“Pengembangan perencanaan atau Detail Engineering Desain (DED) pun sudah ada. Solusinya perlu didorong supaya masuk dalam proyek strategis nasional,” sebut Plt Gubernur Aceh.

Plt menyebutkan, adapun manfaatnya pembangunan prasarana tersebut agar terkendalinya banjir tahunan dan berkurangnya keresahan masyarakat.

“Sasarannya terbangunnya prasarana sistim pengendalian banjir,” ujar Nova Iriansyah.
Kemudian kata Plt Gubernur, untuk kondisi eksisting major project pembangunan Embung Krueng Raya untuk pengembangan kawasan industri Aceh Ladong dan Aceh Besar, salah satu wilayah Kawasan Industri yang akan dikembangkan di Provinsi Aceh adalah kawasan KIA Ladong yang terletak di Aceh Besar.

“Lokasi ini dipilih karena dekat dengan pelabuhan dan terdapat kegiatan jaringan irigasi tanah,” ujar Nova.

Adapun tiga usulan untuk non major project 2021, diantaranya bendung irigasi D.I Krueng Pase, duplikasi jembatan Peudada dan pembangunan Simpang Susun Santan.

Ia merincikan kondisi eksisting untuk Irigasi D.I Krueng Pase yang berlokasi di Bendung Baru, bendungnya dibangun pada 1931 dengan memanfaatkan sumber air dari sungai Krueng Pase.

“Awalnya merupakan jaringan Irigasi Semi Teknis, pada tahun 1980-an ditingkatkan menjadi Irigasi Teknis dengan luas layanan 8.922 hektar tersebar dalam 9 Kecamatan di Kabupaten Aceh Utara dan satu kecamatan dalam wilayah Kota Lhokseumawe,” rincinya.

Fungsi Irigasi Krueng Pase tambahnya, untuk menjamin ketersediaan air irigasi yang dapat menaikkan indeks pertanaman dari satu kali menjadi dua kali dalam setahun.

“Sehingga akan dapat meningkatkan produksi panen yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi di kabupaten Aceh Utara khususnya. Selain itu juga merupakan salah satu Lumbung Pangan di Provinsi Aceh,” sebutnya.

Adapun dampak yang ditimbulkan akibat kerusakan bendung saat itu, katanya, masyarakat tani menderita kerugian dengan terjadinya gagal tanam dan gagal panen selama dua kali musim tanam.

Plt Gubernur juga merincikan, bangunan utama (bendung) 56 persen rusak berat, saluran pembawa 161 kilometer, 22 persen rusak sedang. Bangunan pada saluran pembawa 168 unit, 22,6 persen rusak sedang, jaringan pembuang 46 kilometer 28,75 persen rusak sedang dan readiness kriteria sudah lengkap.

Selanjutnya untuk non major project duplikasi jembatan Peudada, kondisi eksistingnya DED rencana dilaksanakan pada 2016 oleh P2JN Aceh. Dengan panjang 240 meter, lebar perkerasan 7,5 meter dan lebar bahu 1 x 2 meter.

Dan untuk kondisi eksisting pembangunan Simpang Susun Santan, statusnya masih tahap penanganan. Dan Belum terbangunnya ke Simpang Susun.

“Perkembangannya, jembatan belum terhubung (belum fungsional), dan pembebasan tanah tahun 2020. Solusinya percepatan pembangunan Simpang Susun,” tuturnya. (ril/imj)

Artikel ini telah dibaca 21 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Kluivert Buka Peluang Rotasi Pemain Saat Lawan Bahrain

24 March 2025 - 03:54 WIB

Gila! Harga Tiket Jakarta – Aceh Tembus Rp15 Juta, Ghufran: Tambah Penerbangan, Bukan Naikkan Harga!

23 March 2025 - 15:46 WIB

OPM Bantai Enam Guru dan Tenaga Kesehatan di Yahukimo, Semua Dibakar Hidup-hidup, Jenazah Belum Bisa Dievakuasi

23 March 2025 - 15:42 WIB

Kelulusan Siswa SNBP 2025 di Aceh Timur Naik 18,96 Persen

23 March 2025 - 14:54 WIB

KNRP Aceh Siap Bantu MPU Salurkan Bantuan untuk Gaza

23 March 2025 - 08:05 WIB

Presiden Prabowo Terima Kunjungan Ustaz Adi Hidayat dan Perwakilan Al Azhar Kairo

22 March 2025 - 19:36 WIB

Trending di UTAMA