“Bah lon fokus dan bisa jalankan KIA Ladong – Karena ka 6 buleun hana bereh-bereh perjanjian dan infrastruktur, ka hek ta peugah dan ka lethat abeh peng”
BANDA ACEH (RA) – Salah seorang calon kepala BPKS (Badan Pengusahaan Kawasan Sabang), Ismail Rasyid secara mendadak menyatakan mengundurkan diri. Ia akan fokus pada pengembangan kawasan Ladong di Aceh Besar.
Saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Selasa (17/3), Ismail Rasyid yang juga CEO PT Trans Continent menyebutkan, ia mundur dari seleksi calon Kepala BPKS Sabang karena tak ingin peluang di KIA menjadi sia-sia karena telah diberi peluang oleh Pemerintah Aceh.
”Saya katakan dengan Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah beri peluang saya di KIA agar lebih fokus terutama soal peluang ekspor – import,” ujarnya dan soal pengunduran ini sudah disampaikan awal Maret lalu.
Kata Ismail soal KIA ini sudah diwanti-wanti oleh Pemerintah Aceh, setelah enam bulan lalu launching, sampai saat ini belum ada action sehingga katanya perlu ada sebuah terobosan dari KIA dalam operasionalnya, termasuk kerjasama ekspor – impor dengan pengusaha luar Aceh.
“Saya sebagai pengusaha asal Aceh sangat ingin memajukan daerah. Namun sampai saat ini belum bereh-bereh baik perjanjian maupun infrastruktur, ka hek ta peugah dan ka lethat abeh peng,” jelasnya dalam bahasa Aceh.
Ismail ikut seleksi calon BPKS awal tahun lalu dan masuk tiga besar dan ia menyerahkan biografi pengalaman kerja di 20 negara dalam bidang ekspor – impor dan perkapalan sehingga tidak diragukan lagi soal pengalaman sebagai pengusaha Aceh yang berhasil diluar.
Namun, melihat perkembangan dan kemajuan Aceh pasca tsunami tentunya daerah paling ujung sumatera masih punya peluang dalam menarik investasi datang ke Aceh.
Sudah saatnya kata Ismail kita kerja keras agar investor mau menanamkan modalnya di Aceh.
Sebagai CEO, Ismail kini punya perusahaan bergerak di bidang multi moda transport, logistics & supply chain dengan core business di bidang industri pertambangan, perminyakan, energi serta perdagangan domestik maupun internasional dengan 19 cabang di Indonesia, dua di luar negeri (Perth & Manila) serta jaringan kerja di 80 negara
“Saya yakin Aceh bakal maju.
Tetapi dalam bisnis kita harus profesional dan pemerintah hanya mendorong pengusaha lebih banyak berperan agar bisnisnya berjalan dengan baik”, demikian Ismail Rasyid yang kini menetap di Australia. (imj)