REDELONG (RA) – Dampak Virus Corana (Covid-19), harga beli kopi dari petani anjlok berkisar Rp 8.000 sampai Rp 10.000 per bambu untuk kopi gelondongan. Sementara untuk kopi gabah berkisar Rp 20.000 sampai Rp 25.000 per bambu.
Padahal, sebelumnya Pemerintah Kabupaten Bener Meriah dan eksportir kopi menyampaikan harga kopi tetap stabil dan tidak berdampak dengan Virus korona.
Malah diperkirakan harga komonditi ekspor tersebut akan naik melihat dolar saat ini terus menguat serta permintaan yang juga meningkat.
Pitra salah seorang pengusaha kopi kepada Rakyat Aceh, Ahad (22/3) mengaku tidak berani membeli kopi dengan harga tinggi akibat tidak ada eksportir melakukan pengiriman keluar negeri sehingga tidak bisa membeli kopi dengan harga mahal.
Ia mengaku khawatir membeli kopi dengan harga tinggi sebab, kopi saat ini sudah dikumpulkan tidak bisa dijual. ”Kami sudah tidak memiliki uang membeli kopi, sehingga mau tidak mau kami harus beli dengan harga murah,” katanya.
Menurutnya, harga kopi dunia saat ini tidak mengalami penurunan namun tidak ada yang melakukan pengirima ke luar negeri akibat Covid-19. “Kalau pun ada yang beli saat ini harganya sengat rendah sementara sebelumnya kita beli dengan harga mahal,” katanya.
Sementara itu sejumlah petani kopi berharap, pemerintah daerah segera bertindak dan turun tangan mencari solusi atas anjloknya harga beli petani kopi saat ini.
Menyikapi permasalahan tersebut Bupati Bener Meriah Tgk H Sarkawi mengaku sudah melaksanakan rapat gabungan bersama para eksportir beberapa waktu lalu membahas harga kopi. ”Intinya harus ada solusi untuk mengatasi anjloknya harga saat ini,” ungkpnya.
Ia juga mengimbau, pelaku usaha kopi bisa menjaga harga dan tidak mempermaikan harga. ”Dua hari yang lalu kita juga sudah kumpulkan Kadis Perdagangan, Bank Aceh dan calon pengelola resi gudang dan InsyaAllah semuanya bersepakat mengoperasikan resi gudang,” ungkapnya. (uri/min)