BIREUEN (RA) – Sebagai upaya kesiapsiagaan menghadapi wabah virus Corona (Covid-19), Keuchik Desa Ie Rhob, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, menyiapkan tempat isolasi atau karantina bagi warga desa yang pulang dari perantauan.
Persiapan sarana karantina tersebut, diperuntukkan bagi warga Desa Ie Rhob yang diduga terinfeksi atau Orang Dalam Pemantauan (ODP) virus Corona.
Khususnya bagi mereka yang baru pulang dari daerah atau wilayah garis merah terjangkiti virus paling berbahaya ini.
Hal tersebut disampaikan Keuchik Desa Ie Rhob, Muhammad Banta kepada media Harian Rakyat Aceh, saat dimintai keterangannya pada lokasi Karantina desa setempat, Selasa (7/4).
“Sekarang banyak saudara kita yang selama ini berada di luar daerah akan pulang kampung halaman, bahkan sebahagian sudah pulang dan sedang mengikuti karantina.
Mereka diisolasi karena dikhawatirkan terjangkit virus Corona, walaupun dari mereka juga menghindari virus tersebut di tempat perantauannya,” ujar Muhammad.
Disebutkan, mereka butuh tempat khusus untuk dikarantina selama 14 hari. Ini sebagai upaya mengantisipasi kemungkinan ada di antara mereka yang sudah terpapar virus Corona dan jangan sampai terjangkit pada orang lain.
“Setiap warga yang baru pulang dari wilayah terjangkiti virus Corona, baik dari luar daerah maupun luar negeri, bisa langsung dibawa ke tempat karantina ini. Segala fasilitas kebutuhan hidup selama menjalani karantina ditanggung desa,” sebutnya.
Setelah melewati masa karantina selama 14 hari dan menjalani pemeriksaan, apabila dinyatakan negatif, diperbolehkan pulang dan berkumpul bersama keluarga masing-masing. Sedangkan yang dinyatakan positif, harus menjalani perawatan intensif untuk penyembuhan.
Sampai saat ini sudah ada 15 warga desa Ie Rhob yang menjalani karantina, mereka baru pulang dari Jakarta. Sementara beberapa warga lainnya juga dalam perjalan pulang kampung halamannya.
Salah seorang warga Desa Ie Rhob, Sayuti yang sedang mengikuti karantina mengatakan kepada media, kami mengikuti semua arahan dari keuchik untuk menjalani karantina selama 14, walaupun kami yakin belum terinfeksi virus tersebut, namun jangan gara-gara kehadiran kami dapat meresahkan warga karena takut ketularan covid 19.
“Mata pencaharian kami selama di perantauan rata-rata membuka usaha jualan, namun karena kondisi di jakarta dinyatakan sebagai daerah garis merah terjangkitnya virus corona, kami khawatir tertular dan berinisiatif pulang kampung halaman masing-masing,” jelas Sayuti.
Amatan media Harian Rakyat Aceh, Selasa (7/4), yang dijadikan sebagai tempat isolasi atau karantina yaitu balai-balai dan kede jualan warga desa Ie Rhob, di tempat wisata Pantai Pangah yang ditutup sementara waktu karena mentaati himbauan dari pemerintah. (mag-84/min)