Klub Liga 1 Kelimpungan
JAKARTA (RA) – Klub-klub Liga 1, tampaknya, harus putar otak makin kencang agar bisa bertahan dalam kondisi finansial yang kolaps seperti sekarang. Di satu sisi, pengeluaran terus membengkak karena tetap harus membayar gaji pemain walau maksimal 25 persen.
Di sisi lain, praktis tidak ada pendapatan. Bahkan, subsidi yang diharap bisa memperpanjang napas pun kian tidak jelas.
Ya, PT LIB sejauh ini memang menghentikan subsidi dampak dari ditundanya Liga 1. Khususnya subsidi termin kedua. Janji cair akhir Maret, nyatanya sampai detik ini uang subsidi termin kedua belum juga diterima klub.
Hal itu dibenarkan Sekretaris Persiraja Rahmat Djailani. Dia membenarkan bahwa subsidi termin kedua belum dibayarkan LIB. ’’Hanya termin pertama yang dibayarkan. Itu pun pada akhir Februari lalu,’’ ujarnya.
Sementara itu, subsidi termin kedua hingga saat ini belum jelas. Rahmat mengungkapkan, jika sesuai janji dalam manager meeting, seharusnya akhir Maret subsidi dibayar kan. ’’Tiap terminnya Rp 500 juta, selama semusim antara 8–9 ter min. Saya lupa persisnya,’’ ucapnya.
Rahmat menyadari kesulitan yang dialami LIB. Tapi, saat ini klub sedang mengalami kesulitan yang sama. ’’Saya paham sponsor liga juga mikir untuk membayar karena liga tidak jalan,’’ jelasnya.
Namun, seharusnya subsidi termin kedua dibayarkan. Sebab, jika sesuai aturan, klub berhak menerima subsidi ketika sudah menyerahkan bukti pembayaran hak pemain dan ofisial tim. Persiraja sendiri sudah membayarkannya pada Maret dan berhak menerima subsidi termin kedua. ’’Kami bahkan bayar gaji pemain full pada Maret kemarin. Seharusnya dibayarkan,’’ tegasnya.
Laskar Rencong berharap Liga 1 2020 tetap dijalankan. Dia tidak setuju jika Liga 1 dihentikan musim ini seperti pendapat Persela Lamongan dan Madura United. ’’Kalau masih keadaan darurat memang ditunda lagi. Yang pasti, kami berada di pihak Liga 1 harus tetap jalan,’’ paparnya.
Tidak cairnya subsidi termin kedua juga dibenarkan Persita Tangerang. Melalui manajernya, I Nyoman Suryanthara, Pendekar Cisadane sampai saat ini menunggu kepastian kapan subsidi termin kedua cair. Sebab, dana yang ada bakal digunakan untuk membayar gaji pemain pada April ini.
Nyoman mengaku sudah berusaha berkomunikasi dengan LIB terkait tidak cairnya subsidi termin kedua. Hal itu dilakukan karena pekan pertama April hampir selesai.
Sedangkan subsidi termin kedua dijanjikan cair akhir Maret lalu. ’’Tapi, menurut mereka, belum ada dana sponsor yang masuk ke LIB.
Makanya subsidi diberhentikan,’’ ungkapnya.
Dengan begitu, lanjut Nyoman, Persita hanya murni mengandalkan dana dari penjualan merchandise. Pihaknya sudah mencoba menggenjot penjualan merchandise dengan berbagai trik. Seperti gratis ongkir. ’’Kami juga sudah memotong gaji pemain, ofisial, dan pelatih kan,’’ paparnya.
Sementara itu, Direktur Utama LIB Cucu Somantri tidak menampik soal berhentinya subsidi. Soal tidak cairnya termin kedua. Dia menyebut hal itu terjadi karena situasi yang sulit di pihak LIB dan PSSI saat ini. ’’Liga berhenti, sponsor menghentikan pembayaran. Ini situasi yang sulit,’’ tuturnya. (JPG/rif)