WANITA tua itu sudah berumur lebih dari setengah abad. Tubuhnya kurus. Ia memakai jilbab berwarna merah hingga menutup setengah badannya.
Ada lingkaran hitam yang mengelilingi matanya. Pasca sederetan kasus yang menimpa keluarganya, ia mengaku tak bisa tidur.
Ia adalah Qamariah. Perempuan ini adalah ibu dari Fitri, 29 tahun, wanita asal Langsa, provinsi Aceh, yang kini memilih meninggalkan aqidah Islam serta kini menetap di Sumatera Utara usai menikah dengan pria lain di sana.
Qamariah menempati rumah kecil di Langsa. Ia kini tinggal sendiri. Sementara suaminya atau ayah dari Fitri, telah lama meninggal dunia.
Ke rumah inilah, senator muda DPD RI, HM Fadhil Rahmi berkunjung, Kamis siang 18 Juni 2020. Selain Syech Fadhil, demikian ia akrab disapa, juga hadir perangkat desa setempat dan juga perwakilan Polsek setempat.
Tujuan kehadiran Syech Fadhil adalah untuk melihat kedua anak dari Fitri, yang kabarnya telah dibawa pulang oleh keluarga.
“Karena anak anaknya masih kecil. Saya berharap mereka kelak mendapat pendidikan agama yang baik. Kalau bisa dimasukan ke pesantren atau dayah. Saya bantu dan siap membiayai pendidikan kedua anak ini.”
“Sehingga kelak mereka juga bisa mendoakan ibunya tersebut untuk kembali dalam aqidah Islam. Seperti saya katakan tadi, doa seorang anak terhadap ibunya tidak ada penghalang,” kata Syech Fadhil di awal pertemuan dengan Qamariah.
“Saya siap membantu kedua anak ini dalam hal biaya atau sebagainya untuk pendidikan mereka. Orang tua asuh atau sebagainya. Kapan diperlukan mohon dihubungi. Ada tim saya yang akan mendampingi dan memantau hal ini di Langsa,” kata Syech Fadhil lagi.
Namun pada saat yang bersamaan, dua anak Fitri yang dijemput keluarga, ternyata tidak sedang berada di Langsa.
Oleh keluarga dari suami pertama Fitri, kedua anak tadi dibawa pulang ke Peureulak, Kabupaten Aceh Timur.
Sementara itu, Qamariah mengaku tersentuh dengan kedatangan dan kepedulian Syech Fadhil yang datang ke rumahnya.
“Saya setiap salat selalu berdoa agar Allah Swt membuka hati anak saya (Cut Fitri-red) kembali ke aqidah Islam. Ini harapan saya satu satunya, saya tidak tahu bagaimana harus menjelaskan kepada almarhum ayahnya Cut kelak (di akhirat-red),” kata Qamariah.
“Usai salat dhuha tadi, saya juga berdoa agar Allah Swt membuka kembali hati anak saya,” ujarnya pelan.
Sementara untuk dua anak Cut Fitri atau cucu nya yang kini berada di tangan keluarga, kata Qamariah, dirinya memang hendak memasukan keduanya ke pesantren atau dayah.
“Harapannya suatu kelak mereka bisa mengajak ibunya kembali ke Islam. Makanya kalau bapak (Syech Fadhil) ingin membantu, saya sangat tersentuh. Belum pernah ada dalam keluarga kami seperti Cut (murtad-red),” ujarnya sambil menitih air mata. Qamariah mengaku tak mengetahui kapan anaknya mengenal pria yang menjadi suami kedua anaknya kini.
“Namun Fitri berangkat ke Sumut itu pada akhir tahun 2019 lalu. Saat berangkat, saya serahkan sajadah dan mukena. Saya berpesan agar tak meninggalkan salat,” kata Qamariah.
“Di rumah ia tidak pernah meninggalkan salat,” katanya lagi.
Pasca mencuat informasi tentang anaknya yang beralih aqidah, ia mengaku sudah dua kali bertandang ke rumah Fitri. Tapi gagal mengubah pendirian Fitri dengan berbagai kendala.
“Makanya pada kali ke 3, saya membawa dua cucu saya itu kembali ke sini. Alhamdulillah di sini mereka baik baik saja. Mimpi saya pun sama seperti bapak. Saya ingin memasukan mereka ke pesantren. Agar kelak mereka bisa terus mendoakan ibunya untuk terbuka hati dan kembali dalam aqidah Islam,” ujar Qamariah.
“Alhamdulillah,” kata Syech Fadhil kemudian. “Amin, amin, amin,” terdengar ucapan dari rombongan yang hadir.
“Yang perlu diketahui buk, doa seorang ibu untuk anaknya itu tidak ada hijab atau penghalang. Maka terus-teruslah berdoa usai salat, saya yakin suatu saat Allah Swt akan mengabulkan semua doa kita,” kata Syech Fadhil.
“Demikian juga doa seorang anak untuk ibunya. Maka saya berharap kedua anak tadi mendapat pendidikan yang baik. Dengan begitu, doa mereka yang terus menerus suatu saat membukakan hati Fitri,” ujarnya lagi. Syech Fadhil dan rombongan minta izin pamit jelang dhuhur. (ra)