MEULABOH (RA) – Pasang laut Purnama kali ini, tergolong sangat tinggi. Sedikitnya, lima perkampungan di wilayah pesisir Aceh Barat terendam air asin. Tujuh unit rumah dipastikan rusak berat akibat diterjang gelombang ombak deras.
Camat Johan Pahlawan, Sabirin, Minggu (12/7), merincikan data lapangan, menyimpulkan 391 rumah dari lima desa, menerima imbas banjir rob, usai ketinggian air laut terjadi peningkatan dari biasanya. “Lima perkampungan dalam kecamatan Johan Pahlawan yang terkena banjir rob ini, adalah Desa Pasir, Desa Ujung Kalak, Gampong Belakang, Desa Suak Indrapuri dan Desa Suak Ribee,” rincian Sabirin.
Dari lima desa yang terkena imbas hantaman gelombang pasang air laut, telah menyebababkan kerusakan terparah bagi 6 unit rumah di Gampong Pasir dan 1 unit rumah di Desa Ujung Kalak. “Kalau 7 unit rumah yang mengalami rusak berat seperti ini, untuk sementara sangat tidak layak untuk ditempati,” ujar Sabirin.
Tidak hanya rumah, sejumlah tempat usaha warga setempat, seperti Kafe, lahan pertanian, dan tambak ikan dari lima desa, turut rusak diterjang gelombang pasang air laut. “Datanya tadi, 15 hektar lahan pertanian rusak, 13 unit kafe rusak, dan 3 kolam tambak ikan dipastikan gagal panen,” terangnya.
Tidak ada korban jiwa imbas dari musibah banjir rob ini, namun masyarakat mengalami kerugian tafsiran ratusan juta rupiah, usai harta benda mereka diobrak-abrik gelombang pasang air laut.
Banjir rob mulai terjadi pada dini hari, Sabtu (11/7) kemarin. Hari pertama, gelombang pasang air laut naik mencapai 120 meter lebih dari bibir pantai. “Kalau hari kedua ini (Minggu 12/7), sama juga pasangnya, tapi air laut agak lebih cepat surutnya,” detilnya.
Sebanyak empat titik dapur umum telah dibangun, sementara masyarakat yang menjadi korban, lebih memilih mengungsi sesaat ke rumah saudara dan tetangga yang tidak terkena dampak gelombang pasang air laut.
Pj. Kepala Desa Gampong Pasir, Indra Gunawan (47), membenarkan data yang disampaikan Camat Johan Pahlawan, namun dirinya lebih merincikan, jika kondisi kerusakan yang terjadi pada 6 unit rumah di desanya, seperti pintu dan jendela jebol diterjang ombak. “Bukan itu saja, pasang ombak air laut juga membawa pasir hingga menimbun rumah warga mencapai 30Cm -50Cm,” ucapnya.
Melalui musibah ini, Indra mengaku mulai memiliki harapan masa depan desa baru dengan sebuah kehidupan yang lebih layak. “Hari pertama banjir Rob, Pak Bupati H. Ramli MS tiba-tiba datang dan menilai Gampong Pasir telah sangat layak untuk relokasi karena telah sangat dekat dengan bibir pantai,” bilangnya.
Secara pribadi, Indra sangat sependapat dengan kajian Bupati Aceh Barat, karena ia tidak ingin, sampai ada terlintas di benak penduduk Gampong Pasir akan pindah ke lokasi yang lebih nyaman. “Kalau masalah-masalah gini aja yang dihadapi, jenuh juga. Bisa sepi Gampong Pasir, saya pribadi sangat menyambut baik saran dari Pak Ramli MS, dan akan segera merapatkan wacana relokasi Gampong Pasir,” sambutannya.
Diketahui, pada Sabtu (11/7) sekitar pukul 09.30 Wib, Bupati Aceh Barat H. Ramli MS, mendadak memantau langsung lokasi banjir rob. Di Gampong Pasir, ia berhenti untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat korban banjir rob.
Usai diskusi dan tanya jawab bersama warga, Ramli MS memanggil Kepala desa dan Camat, ia menanyakan masing-masing pandangan, dengan melihat fakta kondisi alam di sekitar permukiman Pasir karena telah sangat dekat dengan bibir pantai, apakah terpaksa harus direlokasi. “Gampong Pasir telah sangat dekat dengan laut. Jika tidak direlokasi, masalah seperti ini akan terus terjadi tiap tahunnya. Yang sayang masyarakat yang tinggal disini,” kajiannya.
Selain itu, ia langsung memerintah pihak BPBD Dan Dinas Sosial setempat, untuk secepat mungkin merespon kondisi lima desa yang menghadapi banjir rob. “BPBD tangani segera dan Dinas sosial, tolong salurkan bantuan sembako supaya dapat di buka posko dapur umum,” pinta Ramli MS.(den)