JAKARTA (RA) – Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjadi bahan perbincangan dalam seminggu terakhir ini. Pasalnya, beberapa lembaga besar di dunia pendidikan mundur dari program tersebut.
Mulai dari Persyarikatan Muhammadiyah, Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Nadlatul Ulama (NU) dan terakhir adalah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Mereka menyatakan mundur karena kecewa dengan sistem seleksi yang tidak jelas.
Menanggapi itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim pun meminta maaf atas kekecewaan yang pihaknya telah perbuat.
“Dengan penuh rendah hati, saya memohon maaf atas segala ketidaknyamanan yang timbul,” tutur dia di Jakarta, Selasa (28/7).
Nadiem juga mengutarakan bahwa dirinya berharap ketiga lembaga yang berjasa pada pendidikan Indonesia itu kembali mendukung dan masuk ke dalam POP.
“Berharap agar ketiga organisasi besar ini bersedia terus memberikan bimbingan dalam proses pelaksanaan program, yang kami sadari betul masih jauh dari sempurna,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Persyarikatan Muhammadiyah dan LP Ma’arif NU keluar pada Rabu (22/7) lalu. Sedangkan PGRI satu hari setelahnya. Hal ini di karenakan, terdapat organisasi yang lolos ini disebut tidak memiliki kompeten, salah satunya terlihat dari usulan program yang seperti karya tulis ilmiah. (Jawa Pos)