LHOKSEUMAWE (RA) – Kelompok Petani Tambak Gampong Ujong Pacu,Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe, dilatih metode pemeliharaan Kepiting Soka (Kepiting Lunak) dan Ikan Nila saline melalui teknik polikultur (satu tambak dua komoditas sekaligus).
Pelatihan yang diadakan pada Minggu, (9/8) difasilitasi oleh tim pengabdian kepada masyarakat Universitas Malikussaleh. Tim ini diketuai oleh Dr. Nirzalin, M.Si dan beranggotakan 3 orangpakar yaitu Dr. Azhari, M.Sc, Dr. Prama Haitami, M.Si dan Fakrurrazi, M.Si. Pelaksanaan pelatihan ini didukung oleh DRPM (Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat) Kemenristek/BRIN Republik Indonesia melalui skema Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM).
Dr. Nirzalin, mengatakan program ini dilakukan sebagai salah satu upaya mengurangi angka pengangguran dan sekaligus pemberdayaan ekonomi. Tingginya angka pengangguran dan rendahnya pendapatan merupakan penyumbang utama kemiskinan di desa ini.
Disisi lain, keberadaan lahan tambak air payau yang mencapai luas 73 hektar didesa itu merupakan potensi strategis yang seharusnya dapat menjadi sumber pendapatan utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Namun faktanya sumberdaya tambak ini terabaikan pemanfaatannya. Walaupun ada beberapa kepala keluarga petani yang menggunakannya untuk budidaya tertentu pemanfaatannya belum optimal.
Sebutnya, optimalisasi pemanfaatan lahan tambak merupakan solusi dalam mengurangi jumlah pengangguran dan sekaligus mengurangi angka kemiskinan. Karena tingkat kesejahteraan akan mengalami peningkatan. Kesejahteraan dan kemandirian ekonomi menjadi solusi efektif untuk menghindarkan masyarakat tidak tergoda terlibat dalam tindakan anti sosial bahkan kriminal.
“Salah satu cara pemanfaatan lahan tambak secara optimal dan lebih cepat dalam meningkatkan kesejahteraan petani adalah melalui metode pemeliharaan Kepiting Soka (Kepiting Lunak) dan Ikan Nila saline melalui teknik polikultur,”ucapnya, seraya menambahkan, hilirisasi dari pelatihan ini adalah lahirnya usaha-usaha mandiri budidaya kepiting soka dan nila saline di Gampong Ujong Pacu.
Selain itu, lanjut dia, berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, ada 3 alasan dipilihnya program pemeliharaan Kepiting Soka (Kepiting Lunak) dan Ikan Nila saline melalui teknik polikulturdi gampong. Pertama, bibit kepiting mudah ditemui di gampong ini maupun kawasan regionalnya. Kedua, tingkat konsumsi kepiting di Lhokseumawe dan sekitarnya tinggi sehingga sangat memudahkan dalam pemasaran, dan ketiga harga jual kepiting di Lhokseumawe dan kawasan regionalnya tinggi, hal ini mempercepat peningkatan kesejahteraan petani.
“Melalui pendampingan yang intensif, keterjaminan kesediaan bibit, konsumsi yang tinggi dan harga yang kompetitif, maka diyakini citra dan persepsi Gampong Ujong Pacu dapat berubah dari gampong pusat narkoba menjadi gampong sentra Kepiting Soka dan Nila Saline di Kota Lhokseumawe,”ungkap Dr. Nirzalin, M.Si, dalam relisnya kepada Rakyat Aceh, kemarin. (arm/ra)