Menu

Mode Gelap
Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan 1,5 Km dari Kawah Cak Imin Resmikan Posko Pemenangan Musannif bin Sanusi (MBS) Perangkat Desa Sekitar Tambang Tantang Asisten Pemerintahan dan Dewan Lihat Objektif Rekrutmen Pekerja PT AMM Golkar Aceh Peringati Maulid Nabi dan Gelar TOT bagi Saksi Pemilu Ratusan Masyarakat Gurah Peukan Bada Juga Rasakan Manfaat Pasar Murah

NANGGROE TIMUR · 27 Aug 2020 02:06 WIB ·

Bupati Mursil: Kenduri Laot Tidak Bid’ahAkan Diisi Zikir dan Tausiyah


 Bupati Aceh Tamiang Mursil saat memberi kata sambutan dalam acara kenduri laot tahunan yang digelar disebuah Pulau Kuala Genting, Kecamatan Bandahara, Aceh Tamiang, Rabu (26/8). DEDE/RAKYAT ACEH Perbesar

Bupati Aceh Tamiang Mursil saat memberi kata sambutan dalam acara kenduri laot tahunan yang digelar disebuah Pulau Kuala Genting, Kecamatan Bandahara, Aceh Tamiang, Rabu (26/8). DEDE/RAKYAT ACEH

ACEH TAMIANG (RA) – Bupati Aceh Tamiang, H Mursil mengatakan acara kenduri laot tidak ada Bid’ah. Dalam ritual ini ada Imam/Ustadz yang membaca doa berdasarkan ajaran Islam. Kenduri laot adalah acara adat masyarakat nelayan di pesisir Aceh Tamiang.

“Ke depan acara kenduri laot akan diisi pakai zikir dan tausiyah,” kata Bupati Mursil saat menghadiri acara kenduri laot di Pulau Kuala Genting, Kampung Kuala Peunaga, Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang, Rabu (26/8).

Kenduri laot kali ini dihelat di Pulau hutan cemara yang berbatasan langsung dengan laut Selat Malaka. Pulau Kuala Genting ini dipilih sekaligus untuk mempromosikan objek wisata bahari yang di pesisir Aceh Tamiang. Tampak puluhan kapal boat motor yang membawa penumpang masyarakat sekitar berjejer di tepi pantai sebelum rombongan bupati datang.

Bupati meminta acara adat tahunan tersebut dapat dibungkus dengan baik lebih banyak memanjatkan doa kepada Allah SWT melalui zikir bersama dan mendengarkan tausiyah untuk meningkatkan keimanan kepada Sang Khaliq. “Biar banyak nelayan dapat ikan dengan sering berzikir, supaya mudah rezeki kita,” ujar Mursil.

Direncanakan, kenduri laot tahun depan panitia acara adalah camat setempat supaya lebih siap. Pemberitahuan kenduri laot minimal tiga bulan sebelum acara. Sebelum kenduri laot sudah buat rapat, sehingga acara tidak mendadak.

“Bila perlu kenduri laot antar kecamatan digabung dengan mengundang semua Panglima Laot dan Ustadz yang kondang agar lebih meriah dan berkah. Jangan hanya acara makan-makan saja, kita buat konsep yang lebih religius mengundang Ulama supaya mendapatkan berkah dari Allah SWT,” imbuh Bupati Mursil.

Sebelumnya, datok penghulu (kades) Kampung Kuala Peunaga, Riki Rikardo melaporkan, kenduri laot ini merupakan acara adat nelayan tradisional se Kecamatan Bendahara yang setiap tahunnya rutin digelar. Kenduri laot ini juga sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat nelayan kepada Allah SWT agar mereka selalu mendapatkan rezeki yang melimpah dalam mencari nafkah di perairan laut Aceh Tamiang.

“Acara kenduri laot ini terselenggara berkat kerjasama unsur Forkopimcam Bendahara dan adanya dari bupati Mursil menyumbang dana sebesar Rp20 juta,” terang datok.

Usai kenduri, Kepala Dinas Pangan, Kelautan dan Perikanan (DPKP) Kabupaten Aceh Tamiang, Safuan kepada Rakyat Aceh menyatakan, kenduri laot sudah secara turun temurun dilakukan seperti layaknya kenduri sawah. Acara adat istiadat ini diinisiasi oleh Panglima Laot Lhok dan Kabupaten dengan anggotanya para nelayan.

Namun Safuan menyayangkan, fungsi Panglima Laot selama ini belum luas menjangkau semua profesi nelayan. “Seharusnya fungsinya ke nelayan budidaya ikan dan pertambakan juga, mau kita itu digabung dengan nelayan laut,” kata Safuan.

Dihubungi terpisah, Panglima Laot Kabupaten Aceh Tamiang, Anwar Muhammad meminta agar tradisi kenduri laot yang sudah terbentuk dari zaman dulu ini jangan ditambahi dengan kegiatan yang bertentangan dengan ajaran Islam.

“Kenduri silahkan saja, tapi jangan ada pakai menumbalkan kepala sapi atau kerbau ke laut. Memangnya Tuhan kita makan kepala kerbau. Itu kan kesannya seperti sesajen, tidak boleh dilarang olah agama Islam,” kata Anwar yang mengaku sedang sakit di rumah.

Pesta syukuran nelayan tradisional ini diakhiri dengan prosesi pelepasan satwa dilindungi yaitu Tuntong Laut dibibir pantai Kuala Genting. Sedikitnya ada 50 ekor tukik tuntong laut dilepasliarkan oleh Bupati Mursil, Dandim 0117/Atam, Letkol Cpn Yusuf Adi Puruhita yang pejabat lainnya yang hadir dalam acara kenduri laot di psisir Kecamatan Bendahara tersebut. (mag86)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Launching Berkah PLN Mobile, Pelanggan PLN di Aceh Bisa Mendapatkan Hadiah Umrah

29 March 2024 - 14:59 WIB

Bagaimana Hukum Mengerjakan Sholat Tarawih Tapi Belum Sholat Isya? Simak Penjelasannya!

29 March 2024 - 14:48 WIB

LPTQ Aceh Gelar Haflah Tadarus Ramadhan di Masjid Tungkop

29 March 2024 - 14:46 WIB

Persentase Kelulusan SNBP 2024 Siswa Aceh Capai 42,12 Persen, Meningkat dari Tahun Lalu

29 March 2024 - 14:26 WIB

Kapolres Nagan Raya akan Tindak SPBU Nakal yang Rugikan Masyarakat

29 March 2024 - 12:05 WIB

Safari Ramadhan, Tim Pemerintah Aceh dan Pj Bupati Iswanto Sambangi Masjid Syuhada Neuheun

29 March 2024 - 11:47 WIB

Trending di UTAMA