SUKA MAKMUE (RA) – Kawanan gajah liar kembali mengobrak-abrik dua rumah warga dan merusak kebun kelapa sawit dan pisang, milik warga di lima gampong dalam Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya.
Informasi diterima Rakyat Aceh, Rabu (26/8). Kawanan gajah liar yang diperkirakan mencapai belasan ekor itu memasuki perkebunan warga dalam sepekan terakhir.
Ke lima gampong yang kebunnya rusak karena amukan gajah liar itu adalah Gampong Blang Tengku, Gampong Tuwi Meuleusong, Gampong Blang Lango, Gampong Kandeh dan Gampong Kila.
Warga Gampong Blang Lango, Arifin mengatakan, sudah seminggu terakhir kawanan gajah liar selalu masuk kepermukiman warga. Biasanya gerombolan gajah liar itu datang sekitar pukul 22:00 hingga 23:00 WIB. Hal itu membuat warga sangat resah dan tidak berani meninggalkan rumah karena khawatir akan dirusak gajah.
“Kemarin saya sempat mau pergi kerja ke Banda Aceh, tapi akhirnya pulang lagi karena orang di rumah ketakutan dan kalau malam kadang-kadang di belakang rumah sering ada gajah,” kata Arifin.
Arifin menyebutkan, sebelumnya kawanan gajah liar yang masuk kepermukiman dan perkebunan warga tidak sesering ini. Biasanya mereka datang sekitar tiga bulan sekali, namun akhir-akhir ini setiap bulan, bahkan dalam minggu ini hampir setiap malam dengan jumlah gajah sekitar 15 ekor.
Dia bersama warga lainnya berharap pemerintah bisa segera mengatasi masalah yang sudah sangat meresahkan. Apalagi menurutnya, saat ini ia tinggal paling ujung dan dekat dengan perkebunan. Dirinya tidak sanggup jika setiap malam harus bergadang karena takut kawanan gajah datang.
“Kalau kami hanya ingin mendapat perhatian dari pemerintah, karena kami memang sudah sangat resah dengan kawanan gajah yang sering datang kepermukiman rumah kami.
Apalagi saya ini rumah saya paling ujung, istilahnya rumah saya ini batasnya. Kan saya juga tidak sanggup kalau setiap malam harus bergadang. Karena kawanan gajah ini kadang-kadang pukul 23:00 WIB sudah masuk ke lahan, kalau tidak ketahuan sama kami tanaman pasti habis,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Resor Wilayah 13 Meulaboh, Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Aceh Zulkarnaini, membenarkan terkait kejadian tersebut.
Ia menyebutkan jika selama ini kelompok gajah liar yang merusak rumah dan perkebunan warga di Kabupaten Nagan Raya merupakan kawanan gajah liar yang dulu merusak kebun milik masyarakat di Kabupaten Aceh Barat.
“Sebelumnya konflik gajah liar ini di Aceh Barat, sekarang gajahnya sudah mengarah ke Nagan Raya,” kata Zulkarnaini.
Zulkarnaini mengatakan, BKSDA Aceh telah memberikan bantuan tahap pertama kepada warga di Gampong Blang Langoe, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya berupa mercon untuk mengusir gajah liar.
Selain itu, pihaknya juga telah membicarakan masalah ini dengan pemerintah Kabupaten Nagan Raya terkait penanganan konflik gajah tersebut.
“Selama ini juga kami selalu memberikan bantuan mercon kepada masyarakat jika ada konflik gajah liar,” tuturnya.
Terpisah, Kabag Humas dan Protokol Setdakab Nagan Raya, Muhammad Maksum mengatakan, pada Minggu lalu, pihaknya juga telah turun langsung ke Gampong Blang lango dan Tuwi Meuleusong yang paling terdampak penyerangan gajah liar.
Dalam kunjungan itu, memang terlihat kondisi memang terbilang parah karena Sebagian rumah dan kebun warga sudah hancur di serang gajah liar.
“Kami sudah datang ke lokasi, melihat langsung memang banyak tanaman yang sudah rusak, warga juga terlihat ketakutan,” kata Muhammad Maksum.
Ia menyebutkan, pemerintah juga terus berupaya untuk membantu masyarakat dalam menangani kasus tersebut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas terkait untuk membahas masalah itu.
Ia menuturkan, selama ini BKSDA Aceh juga telah difasilitasi alat pengusir gajah liar seperti mercon, dan menggunakan sistem mamakai karbit.
“Kami juga berharap, jika nantinya lima gampong yang sering diserang gerombolan gajah liar tersebut akan menjadi tempat penangkaran gajah, kemudian tanaman yang sudah rusak agar segera diganti oleh pemerintah,” harapnya.(ibr/rus).