class="post-template-default single single-post postid-35429 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
Puting Beliung Porak-poranda 8 Rumah Warga Meulaboh Aster Kodam IM Cek Serapan Gabah di Aceh Utara  Aster Kasdam IM Tinjau Program Sergab di Wilayah Kodim 0111/Bireuen Perang Kembali Mengguncang Suriah usai Runtuhnya Rezim Assad, Situasi Makin Memanas? 16 Napi Lapas Kutancane yang Kabur Berhasil Ditangkap, Berawal dari Minta Bilik Asmara

OPINI · 5 Sep 2020 10:12 WIB ·

Suatu Asumsi: Bangsa – Bangsa Di Dunia Diambang Resesi Ekonomi Yang Menakutkan


 Suatu Asumsi: Bangsa – Bangsa Di Dunia Diambang Resesi Ekonomi Yang Menakutkan Perbesar

RESESI ekonomi merupakan kondisi penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan secara berturut-turut selama beberapa bulan, minimal selama tiga bulan berturut-turut atau lebih.indikatornya arah akan terajdi resesi ekonomi pada satu Negara bisa dilihat pada penurunan produk domistik broto (PDB), penurunan pendaptan riil masyarakat, penurunan atau berkurang secara signifikan lapangan kerja, penurunan daya beli, penurunanan, penjualan ritel lesu, dan industry manufaktur terpuruk.

Bila diperhatikan indikator diatas secara kasat mata bisa kita raba-raba bahwa yang terjadi sekarang memang sepertinya nyata menuju resesi ekonomi. Terjadi minus PDB dalam beberapa kwartal yang lalu ini mencerminkan ketidak mampuan Negara menghimpun pendapatannya dalam pembiayaan program-program pembangunan dan pembiayaan rutin yang menjadi tanggung jawab Negara. Bila PDB minus, maka biasanya akan mempengaruhi yang lainya ikut terpuruk, semisal ketersediaan lapangan kerja sangat sempit dan pencari kerja sangat tinggi dan lebih dari delapan puluh persen tidak tertampung. Sehingga, akibat lapangan pekerjaan sempit, maka dapat dipastikan berimbas pada daya beli yang amat sangat menurun termasuk para usaha kecil hingga menengah akan terkoreksi negative daya belinya.

Begitu juga bila kita lihat tentang kesemarakan yang terjadi di penjualan reteil yang jauh menurun, hal dikarenakan mungkin akibat dari ada aturan social distancing dan yang utama sebenarnya masyarakat sudah tidak ada lagi pendapatan untuk dibelanjakan.

Penurunan daya beli ini merupakan indicator nyata yang dapat digunakan bahwa kita sudah benar-benar terpuruk bila daya beli itu sudah sangat menurun.

Kemudian, akibat daya beli yang menurun rupanya ikut juga mempengaruhi berbagi faktor sosial ditengah-tengah masyarakat, bisa saja banyak terjadi pertengkaran ditengah-tengah keluarga yang dihimpit kebutuhan, dan bisa banyak criminal yang muncul dari efek stress yang berkepanjangan akibat tuntutan kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi secara optimal.
Dengan demikian, resesi ekonomi ini muncul dari akumulasi terjadinya minus PDB secara bertutut turut selama beberapa kwartal, bertumpuknya pengangguran dan selalu bertambah selama tiga bulan terakhir, dan yang paling banyak sumbangsih dari turunnya secara signifikan daya beli masyakat akibat menrurnnya pendapatan dan bahkan ada yang tidak ada lagi pendapatan dan mereka yang tdiak memiliki pendapatan hidup dengan mengandalkan bantuan sosial dari pemerintah.

Begitula cerminan kanytaan kehidupan ekonomi Indonesia pada saat ini dan beberapa bulan yang lalu dan bahkan akan terjadi untuk yang akan datang dalam jangka waktu yang lama.

Bila resesi itu benar-benar terjadi, maka akan berakibat buruk terahadap bangsa dan masyarakat itu sendiri. akan turun secara drastis produk dan jasa hingga membuat PDB terus merosot dan akan membawa dampak negative kesemua sektor, bisa membuat kredit macet secara massif, bisa membuat kehilangan pekerjaan secara massa, bisa kehilangan asset karena banyak yang tak sanggup lagi mengansur kredit, bisa bangkrur banyak unit-unit bisnis dan lain sebagainya.
Jika begitu adanya, maka dapat bibayangkan bahwa bagaimana sakitnya suatu bangsa yang dilanda resesi ekonomi, dan bisa jadi dapat melumpuhkan seluruh elemen bangsa itu sendiri. bila resesi ekonomi itu nyata akan sangat beriko pada pelayanan kepada masyarakat secara menyeluruh karena sudah tidak ada dana untuk itu, semisal pelayanan kesehatan sudah tidak lagi sanggup mensubsidi dan banyak lagi pelayanan yang disubsidi tidak bisa lagi berjalan normal sementara masyarakat sudah tidak ada lagi pendapatan terutama yang di PHK dan karena tempat bekerja sudah bangkrut.

Sangat beresiko terhadap keutuhan sebuah bangsa, apalagi sebuah bangsa yang memiliki benih-benih pemberontakan yang dengan cepat tersulut isu-isu pemisahan diri karena waktunya tepat akibat lemahnya ekonomi bangsa induk itu sendiri.

Dengan demikian, jauh lebih dahsyat bila resesi ekonomi benar-benar terjadi yang membuat petaka yang luar biasa terhadap kehidupan rakyat dan bangsa-bangas yang terkena resesi itu sendiri.

*Penulis adalah Akademisi Universitas Serambi Mekkah -Aceh

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Semangat Ramadan: Cerminan Semangat Mengembangkan Perekonomian di Aceh

5 March 2025 - 09:43 WIB

Perempuan Sekolah, Untuk Apa??

28 February 2025 - 06:45 WIB

Sholat dalam Perspektif Filosofis dan Teologis: Kewajiban atau Kebutuhan?

27 February 2025 - 15:27 WIB

Seni sebagai Ilmu Pengetahuan (Mengapa Perlu Kuliah Seni?)

17 February 2025 - 13:26 WIB

Seni untuk Hidup atau Hidup untuk Seni

10 February 2025 - 21:57 WIB

Masihkah Seni Dibutuhkan di Aceh?

2 February 2025 - 10:35 WIB

Trending di OPINI