REDELONG (RA) – Dalam rangka memfasilidasi pengumpulan data Tim Opoh Kio gelar seminar revitalisasi teknologi tradisional melalui inovasi Kerawang Gayo di aula Setdakab Bener Meriah, Senin (14/9).
Bupati Bener Meriah, Sarkawi, saat membuka acara tersebut mengucapkan terimakasih dan apresiasi atas munculnya gagasan dan ide-ide dari Tim Upuh Kio dalam mengangkat kembali kebudayaan berupa tenun Gayo yang sudah terlupakan.
Menurutnya, penggagas Upuh Kio sangat luar biasa dan memiliki ide atau konsep yang berlian untuk menggali budaya Gayo yang sudah punah. “Untuk itu melalui seminar revitalisasi teknologi tradisional diharapkan dapat mengangkat derajat dan martabat budaya Gayo nantinya,” harapnya.
Sementara itu tim pengumpul data Opoh Kio, Zulfikar Ahmad menyampaikan, seminar tersebut bertujuan untuk menvalidasi pengumpulan data mereka dari tokoh-tokoh adat, budaya dan seniman.
“Jika data yang kita dapat salah kita ingin tahu salahnya dimana dan jika ada yang kurang akan kita tambah serta kami siap untuk memperbaikinya,” ujarnya.
Sebutnya, ada tiga kegiatan utama untuk meneliti tenun Gayo yang sudah punah yakni, tahap pengumpulan data untuk mengetahui kebenaran apakah benar pernah ada tenun di Gayo dan penelitian apakah bisa dikembangkan di kalangan masyarakat serta merekontruksi alat tenun itu sendiri.
“Kita juga berharap melalui seminar ini ada yang memberikan masukan baik terkait alat maupun data-data yang lainnya dan Allhmdulilah ada beberapa masukan yang kita dapatkan untuk perbaikan-perbaikan serperti halnya judul seminar hari ini,” ungkapnya.
Pihaknya mengaku berkeinginan mengabungkan antara tenun Gayo dan kerawang Gayo menjadi prodak baru, namun salah dalam pemberian judul sehingga akan melakukan perbaikan di judul dan di dalam tulisan buku.
Sementara itu sebelumnya Ketua Tim Upuh Kio, Peteriana Kobat melaporkan seminar revitalisasi tersebut merupakan serangkaian kegiatan yang akan berlangsung selama tiga bulan kedepan dan dibiayai oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Dirjen Kebudayaan dalam program Fasilitasi Bidang Kebudayaan tahun 2020.
“Kami sadar meskipun tenun Gayo dapat kembali belum tentu dapat bertahan jika tidak di manfaatkan secara berkesinambungan dan tidak memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat,” katanya.
Untuk itu pihaknya mengaku akan merancang kegiatan yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat berupa inovasi tenun Gayo dan kerawang Gayo.
“Kita juga berharap melalui inovasi dan adanya kain tenun dapat meningkatkan pemasaran kerawang Gayo,” harapnya.
Selain itu katanya untuk untuk menjawab, pertanyaan tentang pemberdayaan potensi ekonomi pihaknya telah melakukan kegiatan tahap kedua dan ketiga. “Tahap kedua adalah untuk merekotruksi alat tenun Gayo dan tahap ke tiga adalah untuk memberdayakan masyakat,” jelasnya.
Untuk tahap ketiga Ana menambahkan, akan melatih sebanyak 120 orang selama 24 hari yang dibagi kedalam 2 sesi. “Calon peserta akan diseleksi oleh tim EO dengan kriteria memiliki usaha sejenis dan punya kemauan kuat untuk memberdayakan diri sendiri serta kreatif,” tegasnya.