Terobos Gedung DPRK Bener Meriah
REDELONG (RA) – Ratusan massa mengatasnamakan Petani Kopi Menangis (KPM), berunjuk rasa terkait anjloknya harga kopi dan bentrok dengan petugas keamanan saat menerobos masuk ke Gedung DPRK Bener Meriah, Senin (19/10).
Tak sangup menerobos pasukan pengendali massa yang berbaris tegap di pintu masuk gedung, ratusan demonstran sempat berlari menuju pintu keluar halaman DPRK dan merusak gerbang untuk menerobos masuk.
Sementara itu, emosi massa mulai turun ketika wakil ketua DPRK Tgk Husnul Ilmi menemui para demonstran. Beberpa anggota dewan yang menyambut, kembali masuk ke gedung dan tak kujung kembali.
Pasca saling dorong-mendorong saat mencoba menerobos masuk, seorang anggota satpol PP, mengalami cidera sehingga dilarikan ke RSU Muyang Kute Bener Meriah.
Menurut tenaga medis di lokasim seorang anggota Satpol PP harus segera dirawat akibat mengalami cidera memar pada bagian rahang dan mengalami sesak napas, sehingga dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
”Diduga ia terjatuh dan terkena injakan saat saling dorong dengan massa, namun kami tidak tau siapa yang menginjak,” ungkap tenaga medis yang tak mau namanya disiarkan.
Sebelumnya, beberapa perwakilan aksi dalam orasinya juga meminta 25 anggota DPRK Bener Meriah yang sedang sidang paripurna segera menjumpai massa dan mendengarkan terkait anjloknya harga kopi saat ini.
Tidak hanya itu, massa juga sempat melaksankan aksi telanjang dada sebagai wujud kekecewaan rakyat terhadap DPRk yang dinilai tidak berbuat apa-apa terkait anjloknya harga kopi.
“Hari ini kami bertelanjang dada membuktikan ‘pemerkosaan’ secara tidak langsung. Mari kita bertelanjang dada, sebagai bukiti pemerintah kita tidak pernah memperhatikan kopi dan tidak ada regulasi apa pun yang kongkret terhadap kopi,” kata Muhamaddinsyah, salah seorang perwakilan aksi.
Selain itu katanya, massa yang hadir ke DPRK ingin memastikan apakah KUAPAS 2021 berpihak kepada petani. “Sudah saatnya Pemerintah Kabupaten Bener Meriah peduli terhadap petani kopi,” tandasnya lagi.
Disebutkanya, ribuah hektar lahan kopi petani Gayo terbentang mulai dari Samar Kilang hingga ke perbatasan Pintu Rime Gayo, sedang panen, namun sangat disayangkan harga kopi saat ini tidak lebih mahal dari harga 1 Bit chip haram Higs Domino.
Untuk itu pihaknya ingin menyampaikan, petani kopi di Bener Meriah saat ini butuh perhatian dari pemerintah. “ Sekali lagi kami ingin memastikan KUAPAS berpihak kepada Petani kopi dan DPRK segera menjadikan Qanun Kopi sebagai program prioritas,” tegasnya.
Sementara Korlap aksi Nasri Gayo St menyampikan, kopi di Bener Meriah setiap tahun menjadi persoalan. ”Harga kopi saat ini hanya Rp6.000, namun toke berebutan untuk membali apakah ini bukan indikasi adanya permainan harga kopi,” ujarnya.
Nasri menambahkan, pemerintah jangan hanya mengharapkan retribusi belaka namun tidak mau mengelolanya. ”Kita bukan berbicara tanam jual saja iklim kita saat ini sudah berubah tarase kopi naik dan jika kita biarkan 5 tahun kedepan kopi Gayo akan hilang “ kata Nasri.
Selanjutnya Perwakilan Aksi lainya Konadi Adhani menymapaikan, masyarakat saat ini sedang merasakan bagaimana peliknya ekonomi di tengah virus COVID-19 yang belum enyah dari daerah.
Menurutnya, tidak ada terbesit satu upayapun dari esksekutif dan legislatif untuk bercerita tentang bagaimana mengatasi ekonomi ditingkat masyarakat sampai ke tingkat dusun.
“Kami tidak ada mobilisasi massa, tapi ketika bapak menginginkan kami memobilisasi massa Minggu depan bapak tunggu disini kami akan menhadirkan massa sekemampuan kami, “acam Konadi
“Seandainya saja tadi 10-20 menit kita bertemu didepan kita lakukan regeneosisasi didepan saya pikir tidak ada masalah, tapi ini malah kawan-kawan dijemur dulu diluar, hati nurani bapak-bapak dimana, “ tanya Konadi. (uri/min)