Menu

Mode Gelap
Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan 1,5 Km dari Kawah Cak Imin Resmikan Posko Pemenangan Musannif bin Sanusi (MBS) Perangkat Desa Sekitar Tambang Tantang Asisten Pemerintahan dan Dewan Lihat Objektif Rekrutmen Pekerja PT AMM Golkar Aceh Peringati Maulid Nabi dan Gelar TOT bagi Saksi Pemilu Ratusan Masyarakat Gurah Peukan Bada Juga Rasakan Manfaat Pasar Murah

UTAMA · 27 Oct 2020 12:49 WIB ·

Nova Iriansyah Merestui Perayaan Maulid


 Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, MT Perbesar

Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, MT

BANDA ACEH (RA) – Maulid Nabi Besar Muhammad SAW mengandung nilai-nilai ibadah dan ukuwah Islamiah bagi masyarakat Aceh. Perayaan Maulid Nabi biasanya dirangkai dengan zikir, kenduri anak yatim, dan dakwah Islamiah tentang perjuangan Rasulullah mempersatukan manusia dalam Agama Islam. 

Hal tersebut disampaikan Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, MT. Kepada awak media di Banda Aceh, Selasa (27/10).

“Saya percaya masyarakat kita yang Islami ini bisa merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW di tengah-tengah pandemi virus corona, dengan cara yang disesuaikan dam  tidak seperti biasa,” ujarnya. 

Cara yang tidak seperti biasa dimaksud Nova adalah bahwa perayaaan maulid dengan penerapan protokol kesehatan.  Masyarakat tetap dapat berdzikir bersama dan makan bersama anak-anak yatim namun perlu mengatur jarak duduk atau berdiri minimal dua meter, dan semua yang hadir memakai masker.

Kemudian, lanjutnya, mencuci tangan merupakan bagian dari menjaga kebersihan, dan kebersihan itu sebagian dari Iman bagi seorang muslim. Berwudhuk kita dahului dengan mencuci tangan, begitu juga menjelang dan sesudah menyantap makanan.

Bedanya, tambah Nova, dalam situasi pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) saat ini, mencuci tangan dengan memakai sabun di bawah air yang mengalir, setidaknya selama 20 detik.

Penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 tersebut seiring sejalan dengan budaya masyarakat Aceh yang Islami. Protokol kesehatan  sama sekali tidak mengurangi hikmah  perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, tutur Nova.

“Perayaan maulid dengan protokol kesehatan tidaklah sulit, namun membutuhkan komitmen bersama untuk melaksanakannya secara disiplin dan konsisten,” tuturnya.

Bila ada satu orang saja yang mengabaikan protokol kesehatan dan kebetulan orang tersebut “carrier”, pembawa virus corona, sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG) maka setiap yang menghadiri acara maulid tersebut berpotensi terinfeksi dan menjadi korban baru virus corona.

Karena itu perlu komitmen semua orang untuk mencegah munculnya klaster baru penularan Covid-19 di Aceh. Kita harus membuktikan bahwa pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Aceh tidak memunculkan klaster baru Covid-19.

Hindari Kerumunan

Selanjutnya Nova menerangkan, selain menerapkan protokol kesehatan dalam bentuk menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan, juga mencegah terjadinya kerumunan pada saat berlangsungnya dakwah maulid, yang biasanya berlangsung pada malam hari. Jumlah pengunjung hendaknya dibatasi dan disesuaikan dengan luas tempat yang tersedia, sehingga prinsip menjaga jarak dapat dipenuhi.

Selanjutnya Nova menyarankan kepada para penceramah maulid agar dapat menyampaikn pesan-pesan dakwah secara bijak dan sejuk, menghindari hoax terkait Covid-19, yang beredar sangat masif di tengah masyarakat.

Sebaliknya, ustadz atau ustadzah, selaku ‘guru besar’ bagi masyarakat, hendaknya dapat menyampai pencerahan dan pembelajaran, tentang tuntunan Islam dalam menghadapi wabah penyakit, seperti Covid-19 yang kita hadapi saat ini.

Virus corona telah menjadi ancaman di seluruh dunia saat ini. Virus corona merupakan musuh kita semua yang tidak terlihat, tapi penularannya sangat cepat dan juga mematikan.

“Kita harus menghapinya dengan semangat ukhuwah Islamiyah dan rasa persatuan. Cukup sudah jatuh korban masyarakat dan rakyat Indonesia. Jangan ada lagi dokter atau tenaga kesehatan yang terenggut jiwanya dalam menyelamatkan ribuan korban yang terpapar,” ujarnya.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di tengah pandemi ini hendaknya menjadi momentum persatuan kita, memperkecil perbedaan dan menghilangkan segala permusuhan. “Mari kita bersatu dan memperkuat barisan melawan virus corona, untuk melindungi masyarakat Aceh,” ajak Nova [ra/min]

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Kapolda Aceh Perintahkan Jajarannya untuk Tindak SPBU Nakal

28 March 2024 - 17:27 WIB

Kemenhub RI Diingatkan Soal UUPA Dibalik Rencana Pengurangan Bandara Internasional

28 March 2024 - 00:00 WIB

Pj Gubernur Dampingi Menko PMK Kunjungi Warga Penerima Bantuan Pemerintah

27 March 2024 - 22:21 WIB

Upaya Stabilitasi Harga, Pemkab Aceh Besar Gelar Bazar Pangan Murah di Simpang Tiga

27 March 2024 - 17:42 WIB

Pj Bupati Aceh Besar dan Kapolresta Banda Aceh Launching Kampung Bebas Narkoba di Lheu Blang

27 March 2024 - 17:34 WIB

PLN UID Aceh Siap Mendukung PON XXI Aceh – Sumut 2024

27 March 2024 - 17:13 WIB

Trending di EKBIS