Menu

Mode Gelap
Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan 1,5 Km dari Kawah Cak Imin Resmikan Posko Pemenangan Musannif bin Sanusi (MBS) Perangkat Desa Sekitar Tambang Tantang Asisten Pemerintahan dan Dewan Lihat Objektif Rekrutmen Pekerja PT AMM Golkar Aceh Peringati Maulid Nabi dan Gelar TOT bagi Saksi Pemilu Ratusan Masyarakat Gurah Peukan Bada Juga Rasakan Manfaat Pasar Murah

METROPOLIS · 16 Nov 2020 11:05 WIB ·

Susahnya Memperoleh Beasiswa ke Timur Tengah dari Pemerintah


 Mahasiswa baru Al Azhar Perbesar

Mahasiswa baru Al Azhar

DUA wanita muda itu memakai jilbab panjang. Wajahnya teduh meski sedang dilanda persoalan berat. Keduanya terancam gagal berangkat ke Al Azhar Mesir karena persoalan klasik. Ya, kedua tak memiliki biaya yang cukup untuk menimba ilmu ke Mesir.
Ia adalah Khofifah Nasution, alumni dari Ma’had Musthafawiyah Purba Baru. Khofifah adalah anak dari pasangan Abdus Shomad Nasution, dan Rosdiana.
“Setelah saya tamat dari Musthafawiyah, saya ingin melanjutkan pendidikan ke Universitas Al-Azhar As-Syarif, karna di sanalah intisarinya ilmu. Info pembukaan pendaftaran pun terus saya cari, baik itu ke saudara maupun teman, hari demi hari saya lewati, dan akhirnya, saya mengenal yang namanya Pusiba,” ujar Khofifah. 
Menurutnya, Pusiba merupakan satu-satunya cabang dari Lembaga Bahasa yang ada di Al-Azhar yang diresmikan di Indonesia, sebagai syarat masuk perkuliahan di Al-Azhar. 
“Setelah saya mengetahui persyaratan masuk ke Pusiba, ternyata sangat mengejutkan, terutama dalam hal pembiayaan, mulai awal tahdid mustawa harus mengeluarkan uang Rp1 juta, hingga biaya perbulannya yang mencapai Rp4.900.000.”
“Di pusiba ada 7 level, 1 level dihitung 1 bulan, dengan biaya yang sebesar itu tidak membuat semangat saya ke Al-Azhar turun, bahkan saya lebih bersemangat.”
“Mengingat pembiayaan yang begitu besar yang harus dikeluarkan, saya pun berinisiatif untuk mengajukan proposal, dengan niat meringankan beban orang tua saya.Akhirnya saya mengajukan proposal ke 7 kantor pemerintahan, mulai dari kabupaten hingga provinsi. Akan tetapi, sampai detik ini blm ada titik terang! Walaupun demikian, saya yakin, barang siapa yang berjuang di jalan Allah, pasti rezeki Allah selalu menyertainya,” ujarnya lagi. 
“Saya tak berharap kepada manusia, karna ujung-ujungnya pasti kecewa, semua harapan fifah gantungkan kepada sang maha pencipta, hanya do’a dan usaha, yg semaksimal mungkin saya lakukan demi menuntut ilmu.” 
“Yang sangat menyedihkan, ketika proposal sampai di kantor pemerintahan,  mereka seolah-olah tak mau meresponnya. Padahal kami berjuang mati-matian di jalan Allah,bukankah pada akhirnya nanti, kami yang akan mengharumkan nama Aceh,” ujar dia.
“Jadi kepada para pejabat yang ada di pemerintahan, tolong dengarkan suara kami. Anakmu yang sedang menuntut ilmu ini nantinya juga akan menjadi penerus generasi Aceh yang menduduki posisimu dan akan menjadikan Aceh lebih berjaya.”
Fifah, demikian wanita muda ini biasa disapa, mengaku tak berharap 100  persen pemerintah membantu. “Tapi setidaknya pemerintah bisa meringankan biaya kami dalam menuntut ilmu. Demikian kronologi yang saya sampaikan, kiranya mendapat perhatian yang besar, khususnya untuk para pejabat yang ada di lingkungan provinsi Aceh. Besar harapan kami kepada pemerintah Aceh, sudi kiranya meringankan beban kami  dalam berjuang di jalan Allah.Semoga kebijakan dan kebaikan yang diberikan, bermanfaat bagi kami, dan menjadi ladang pahala bagi ibu/bapak sekalian.”
Tak hanya Khofifah, nasib naas yang hampir sama juga dialami oleh Fadhila Talia Salsabila, anak pertama dari 3 bersaudara.  Fadhila merupakan alumni Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan asal Banda Aceh.
Fadhila dua kali gagal mengikuti tes Kemenag untuk berangkat ke Al Azhar Mesir. Namun ia tak putus asa. Fadhila telah mengikuti pelatihan bahasa melalui Pusiba.
Namun Fadhila terkendala dibiaya. Ia dan orangtuanya sudah mencoba memasukan proposal ke Kantor Gubernur Aceh tapi ditolak. Alasannya, khusus untuk berangkat ke Timur Tengah, kata staf di kantor Gubernur Aceh, ada beasiswa di Kemenag. Padahal, beasiswa tersebut hanya untuk 20 orang yang diperuntukan bagi seluruh Indonesia.
“Ini yang sangat kami sesalkan. Kami sangat berharap Pemerintah Aceh dapat membuka jalan bagi kami,” kata Fadhila.
Sementara itu, Senator muda DPD RI asal Aceh, HM Fadhil Rahmi Lc, mengaku geram dengan kondisi yang sedang berlangsung di Aceh, terutama di BPSDM. 
Syech Fadhil berharap Pemerintah Aceh mengalihkan kerjasama bahasa dari Institut Francais d’Indonesie dengan lembaga lain yang memiliki kredibilitas serupa, khususnya untuk bahasa Arab. 
“Untuk bahasa Arab ada lembaga yg bagus. Putra putri Aceh terutama alumni dayah butuh pelatihan bahasa Arab. Insya Allah kita siap fasilitasi kerjasama dengan lembaga resmi dibawah Alazhar Mesir. Sehingga nantinya setelah pelatihan Bahasa, peserta akan resmi menjadi mahasiswa Alazhar. Insya Allah bisa,” kata Syech Fadhil.
“Seiring banyak anak Aceh yang berminat melanjutkan sekolah ke timur tengah, Kenapa tidak diberdayakan ke sana. Dengan demikian maka ada banyak anak Aceh yang terbantu. Selama ini hanya yg mampu finansial saja yg ikut pelatihan resmi tersebut di Jakarta. Kalau Pemerintah Aceh mau, dengan doa rakyat Aceh insya Allah bisa kita bawa pulang ke Aceh,” ujar mantan ketua IKAT Aceh ini lagi.
Syech Fadhil berharap Pemerintah Aceh memberi porsi yang sama untuk semua pendidikan bahasa kepada anak anak Aceh. Hal ini dinilai penting agar tak terkesan diskriminatif nantinya. 
“Karena selama ini banyak anak Aceh yang hendak timur tengah tapi terkendala dana untuk mengikuti pelatihan bahasa tersebut. Semoga pak Gubernur bisa menyambut harapan ini,” ujar Syech Fadhil lagi. (ra)
Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Luncurkan Markas di Tanah Rencong, Wamenkominfo: Upaya Perkuat Ekosistem Startup di Aceh

29 March 2024 - 10:58 WIB

Bank Aceh Layani Penukaran Uang Menjelang Idul Fitri 1445 H

28 March 2024 - 21:36 WIB

Berbagi Kebahagiaan Ramadan, PT Solusi Bangun Andalas Santuni Anak Yatim

28 March 2024 - 19:44 WIB

Kapendam IM Silaturrahmi ke Harian Rakyat Aceh dan PWI

28 March 2024 - 17:45 WIB

Pemuda Aceh Reformasi Minta Pj Gubernur Aceh segera Lantik Kepala BPKS Definitif

28 March 2024 - 15:10 WIB

166 Siswa MA Aceh Besar Diterima Kuliah Lewat Jalur Prestasi

28 March 2024 - 13:51 WIB

Trending di METROPOLIS