BANDA ACEH (RA) – Dinas Sosial Aceh menggelar kegiatan Tagana Masuk Sekolah (TMS) di sejumlah sekolah, dari tingkat dasar, lanjutan, dan menengah di enam kecamatan di Kota Banda Aceh
Kepala Dinas Sosial Aceh Alhudri, melalui Kepala Seksi Perlindungan Korban Bencana Alam (Linjamsos) Yanyan Rahmat menjelaskan, Tagana Masuk Sekolah adalah program Kementerian Sosial dimana MoU nya sudah ditandatangani dengan Mendikbud RI.
“Ini merupakan kebijakan yang harus dilaksanakan sekolah-sekolah di Indonesia, khususnya di Aceh,” ujar Yanyan saat gelaran TMS di SD Negeri 37 Lamteumen Timur, Kota Banda Aceh, Kamis (19/11).
Dinas Sosial Aceh Bersama Tagana menurut Yanyan, sudah melaksanakan kegiatan TMS di 8 (delapan) kabupaten/kota yang ada di Aceh. Beberapa kabupaten/kota tersebut adalah, Aceh Barat Daya, Aceh Barat, Aceh Selatan, Bireuen, Banda Aceh, Aceh Besar dan Kota Subulussalam.
“Insya Allah ke depan, jika kondisi pandemi ini sudah pulih kita akan lakukan terus di sekolah-sekolah seluruh Aceh,” kata Yanyan.
Kegiatan TMS ini, kata Yanyan adalah upaya edukasi khususnya untuk anak-anak sekolah sejak dini, karena dengan mereka sudah sudah memiliki pengetahuan tentang bencana maka mereka bisa melakukan upaya pengurangan risiko bencana.
“Saat anak-anak sudah mengerti tentang konsep pengurangan risiko bencana atau PRB, maka mereka akan menyampaikan ke teman-temannya dan keluarganya, Insya Allah meski bencana tidak bisa dihindari namun upaya resikonya seminimal mungkin dihindari.
Dalam kegiatan TMS tersebut, anak-anak sekolah dibekali pemahaman oleh pemateri dari Tagana tentang mitigasi bencana, berupa pengetahuan seputar bencana, dan cara melindungi diri saat terjadinya bencana
Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman mengapresiasi kegiatan dilaksanakan Dinas Sosial Aceh ini. “Kegiatan seperti ini tentunya sangat bermanfaat kepada kita semua dalam upaya pengurangan resiko bencana di Aceh, khususnya Banda Aceh,” katanya.
Menurut Aminullah, Kota Banda Aceh adalah daerah rawan bencana karena berada di dua patahan atau sesar Sumatera yang masih aktif, hal ini mengakibatkan Banda Aceh menjadi daerah rawan terjadinya gempa bumi.
Selain itu, katanya, penting juga untuk disadari bahwa bencana seperti abrasi, angin kencang, gelombang pasang, dan bahkan bencana seperti kebakaran sudah sangat sering terjadi untuk itu perlu ditingkatkan kewaspadaan.
“Bagaimana cara kita untuk mengurangi risiko bencana, maka hari inilah tagana akan memberikan edukasi pada kita semua, sehingga nanti para kepala sekolah dan guru tahu bagaimana mengedukasi anak-anak kita tentang bencana, sehingga kita bisa lebih hari-hati untuk keluar dari bencana yang terjadi,” ujarnya. (ril/ra)