PALU (RA) – Gubernur Aceh Nova Iriansyah meresmikan Masjid Nurul Hasanah Aceh, di Kelurahan Pengawu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (22/11) pagi.
Peresmian ikut dihadiri Gubernur Sulawesi Tengah, Rusli Dg. Palabbi, Plt Walikota Palu, Sigit Purnomo, serta Unsur Forkopimda dan tokoh masyarakat Kota Palu.
Prosesi peresmian masjid berlangsung sejak pukul 9 pagi Waktu Indonesia Tengah (WITA) dan dilanjutkan dengan shalat zhuhur perdana di tengah antusias warga sekitar yang datang ke lokasi.
“Bismilllahirrahmanirrahim, Masjid Jami’ Nurul Hasanah Aceh-Palu dengan ini kami nyatakan diresmikan. Semoga dengan izin Allah dan dukungan segenap pihak, masjid ini dapat di gunakan dengan sebaik-baiknya untuk pembangunan umat menuju kehidupan yang diridhai Allah, baik di dunia maupun di akhirat. Amiin Yaa Rabbal ‘Alamin,” ujar Nova saat peresmian.
Masjid Nurul Hasanah Aceh didesain dengan menggabungkan antara konsep rumah adat Sulawesi Tengah yakni “Tambi” dan “Lobo” dengan rumah adat Aceh.
Masjid ini dibangun dengan menggunakan material beton pada bagian bawah, dan kayu di bagian atap. Kayu yang dipakai tersebut merupakan sebuah keunikan tersendiri, karena merupakan struktur kayu lattice bentang lebar yang dikerjakan secara manual.
Masjid Nurul Hasanah Aceh dibangun dengan luas 20×20 meter persegi pada bekas masjid lama yang ambruk akibat gempa yang melanda palu tahun 2018 lalu.
Gubernur Nova dalam sambutannya mengatakan bahwa masjid tersebut berhasil dibangun berkat sumbangan dana seluruh pihak di Aceh sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat Palu.
“Ini adalah sumbangan semua pihak di Aceh, sumbangan seluruh rakyat Aceh,” ujar Nova.
Disambut Gembira Masyarakat Setempat
Peresmian Masjid Nurul Hasanah Aceh oleh Gubernur Aceh Nova Iriansyah disambut gembira masyarakat setempat. Kegembiraan itu terpancar dari sambutan hangat pemerintah setempat dan masyarakat yang hadir menyaksikan peresmian masjid.
Abdul Qahar, 69 Tahun, warga Pengawu mengaku cukup bahagia dengan rampungnya pembangunan masjid tersebut sehingga segera dapat difungsikan pasca peresmian.
“Kami merasa senang sekali atas bantuan dari Aceh ini. Mudah-mudahan bisa kami gunakan secepatnya,” ujar Qahar sembari bercerita bahwa masjid lama di lokasi tersebut telah ambruk dan hancur akibat gempa dan tsunami yang melanda kawasan itu dua tahun silam.
Kegembiraan atas peresmian masjid juga diutarakan Aslia. Perempuan berusia 70 ini mengaku senang bisa menyaksikan kembali keberadaan masjid di desanya.
“Alhamdulillah, saya senang sekali, kami bisa shalat di sini lagi,” ujar perempuan yang sengaja menyempatkan diri untuk datang menyaksikan prosesi peresmian masjid.
Sejak ambruknya masjid desa tersebut akibat gempa, pelaksanaan ibadah dilakukan di bawah kanopi dengan luas sekitar 5 x 20 meter yang difungsikan sebagai masjid darurat di lokasi itu. (ril/ra)