Harianrakyataceh.com – Ada ketidaknyamanan dirasakan Mahfud MD selama menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).
Menurut Direktur Ekskutif Oversight of Indonesia’s Democratic Policy, Satyo Purwanto, ketidaknyamanan tersebut berujung pada pernyataan Mahfud yang sering blunder dan membuat heboh publik.
Pada dasarnya, Satyo menilai Mahfud MD adalah seorang cendikiawan yang tidak mempunyai pegangan dan kendali di bidang politik.
“Pernyataannya juga lebih sering persepsi pribadi ketimbang kapasitasnya sebagai Menko Polhukam. Itulah yang membuat blunder,” ujar Satyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (20/12).
Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDem) ini menduga bahwa Mahfud MD sebenarnya tidak nyaman menjabat sebagai Menko Polhukam.
“Beliau saya duga sebenarnya tidak nyaman sebagai Menko Polhukam. Sebab, berseberangan dengan pemahamannya soal Polhukam. Mungkin itu yang membuat kebijakan malah sering kontraproduktif,” pungkas Satyo.
Salah satu pernyataan Mahfud yang menjadi sorotan adalah soal pemberian izin kepada masyarakat untuk menjemput kepulangan Habib Rizieq Shihab di Bandara Soekarno Hatta. Usai ‘restu’ Mahfud, ribuan jemaah kemudian memadati Bandara Soetta yang berujung kerumunan.
Kerumunan di Bandara Soetta ini merembet ke kediaman Habib Rizieq Shihab di Petamburan, Jakarta dan acara Maulid Nabi di Megamendung, Bogor beberapa waktu lalu.
Atas rentetan peristiwa ini, Gubernur Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dipanggil pihak kepolisian. Tak hanya itu, dua Kapolda pun dicopot dan dimutasi karean disinyalir tak tegas dalam peristiwa kerumunan di dua lokasi tersebut.