Menu

Mode Gelap
Korban Erupsi Gunung Marapi Ditemukan 1,5 Km dari Kawah Cak Imin Resmikan Posko Pemenangan Musannif bin Sanusi (MBS) Perangkat Desa Sekitar Tambang Tantang Asisten Pemerintahan dan Dewan Lihat Objektif Rekrutmen Pekerja PT AMM Golkar Aceh Peringati Maulid Nabi dan Gelar TOT bagi Saksi Pemilu Ratusan Masyarakat Gurah Peukan Bada Juga Rasakan Manfaat Pasar Murah

NASIONAL · 6 Apr 2021 17:45 WIB ·

Bahaya! Akibat Populasi Burung Menurun, Tanaman Kopi di Bener Meriah Diserang Ulat


 ILUSTRASI : Kebun kopi di Bener Meriah. FOTO For Rakyat Aceh) Perbesar

ILUSTRASI : Kebun kopi di Bener Meriah. FOTO For Rakyat Aceh)

HARIANRAKYATACEH.COM – Maraknya aksi perburuan burung mengakibatkan tanaman kopi di Kabupaten Bener Meriah diserang hama seperti ulat dan senenisnya sehingga mengganggu tanaman kopi.

Persoalan tersebut disampaikan langsung Wakil Bupati Bener Meriah Dailami kepada pihak Leuser International Foundation (LIF) Said Fauzan Baabud di ruang kerjanya Selasa (6/4/2021).

Dailami menyebutkan, menurunnya populasi burung disebabkan banyaknya pemburu burung sehingga berdampak pada menurun jumlah hewan yang bulu dan sayap tersebut.

Padahal, burung sangat membantu para petani, terutama petani kopi dalam membasmi hama di kebun mereka.

Untuk itu katanya, sudah seharusnya dibuat sebuah aturan yang melarang perburuan burung di daerah kabupaten Bener Meriah.

Dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Bener Meriah Dailami mengucapkan terima kasih kepada pihak LIF yang telah banyak melakukan kegiatan yang positif di kabupaten tersebut selama ini.

Sementara itu sebelumnya perwakilan LIF, Said Fauzan Baabud menyampaikan pihaknya sejak Tahun 2009 telah melakukan sejumlah kegiatan di Kabupaten Bener Meriah khususnya daerah dataran tinggi Gayo.

Adapun beberapa kegitan yang dilakukan antara lain; restorasi lahan kritis, penanaman pohon, dan rehabilitasi pipa air.

Pihaknya juga mengaku, akan merencanakan proyek ramah burung, agar kebun kopi di dataran tinggi Gayo bisa mendapat sertifikat lahan ramah burung internasional.

Menurut Said Fauzan Baabud sertifikat ramah burung tersebut sudah lazim di daerah Amerika Latin. “Untuk mendapatkan sertifikat tersebut harus dilakukan survei lapangan” tegasnya.(uri)

 

 

 

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Komnas HAM: Pemerintah harus jaga tulang belulang di Rumoh Geudong korban pelanggaran HAM di Aceh

29 March 2024 - 16:32 WIB

YARA Ajukan Permintaan Dokumen Pengelolaan Parkir Dishub dan RSUD Subulussalam

29 March 2024 - 15:34 WIB

Launching Berkah PLN Mobile, Pelanggan PLN di Aceh Bisa Mendapatkan Hadiah Umrah

29 March 2024 - 14:59 WIB

Bagaimana Hukum Mengerjakan Sholat Tarawih Tapi Belum Sholat Isya? Simak Penjelasannya!

29 March 2024 - 14:48 WIB

LPTQ Aceh Gelar Haflah Tadarus Ramadhan di Masjid Tungkop

29 March 2024 - 14:46 WIB

Persentase Kelulusan SNBP 2024 Siswa Aceh Capai 42,12 Persen, Meningkat dari Tahun Lalu

29 March 2024 - 14:26 WIB

Trending di UTAMA