MEUREUDU (RA) – Pada hari meugang, Senin (12/4) kemarin, Pidie Jaya menyembelih sekitar 217 ekor ternak (sapi dan kerbau) atau meningkat dibandingkan tahun lalu.
Harga jual per-kilogram mencapai Rp 170.000-Rp 180.000. Pas atau bea yang dikutip petugas Rp 160.000/ekor, sementara stor untuk Pendapat Asli daerah (PAD) Rp 110.000 (Disbunnak Rp 60.000 dan Disperindagkop Rp 50.000).
Kadis Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Pijay, Syukri Itam melalui Kasie Kesehatan Masyarakat dan Feteriner (Kesmafet), menjawab Rakyat Aceh menyebutkan, ke 217 ekor dimaksud sudah termasuk penyembelihan pada hari meugang pertama (Sabtu 11/4).
Dari empat pasar daging di Pijay (Bandarbaru, Bandardua, Trienggadeng dan Meureudu), tercatat Bandardua adalah yang terbanyak penyembelihan.
Azhari merincikan, Bandarbaru menyembelih 55 ekor, Bandardua 62 ekor, Trienggadeng 40 ekor dan Meureudu 60 ekor. Hasil pemeriksaan yang dilakukan sebuah Tim dari Provinsi, Minggu (11/4) malam ke beberapa kawasan di Pidie Jaya, bahwa tidak ada sapi betina produktif yang disembelih.
“Alhamdulillah, hasil monitoring tim ke Pidie Jaya, tidak ada sapi betina produktif yang disembelih warga,” kata Azhari.
Sekretaris Disperindagkop dan UKM Pidie Jaya, Muslim Yahya, yang dikonfirmasi Rakyat Aceh terkait dengan bea fas yang dikutip petugas menyebutkan, untuk seekor ternak dikutip Rp 160.000. Dari jumlah tersebut, kata Muslim, Rp 110.000 diantaranya di stork untuk PAD melalui Disbunnak dan Disperindagkop. Rinciannya, Rp 60.000 di stor ke Disbunnak sementara Rp 50.00 lagi ke Disperindagkop.
Sedangkan sisanya Rp 50.00 lagi, untuk jerih petugas pengutip. Beberapa pedagang daging di Keude Meureudu, Bandardua dan Bandarbaru yang ditanya terpisah kemarin menyebutkan, mereka menjual daging Rp 170.00-Rp 180.000/kg.
Ditanya tentang besarnya biaya per-ekor yang dikutip petugas, mereka beberapa mengaku Rp 160.000/ekor. “Kami dikutip petugas tadi (maksudnya kemarin) Rp 160.000/ekor,” sebut H Usman Kaoy, salah seorang pedagang daging meugang di Keude Meureudu. (mag87/bai)