HARIANRAKYATACEH.COM – TNI Angkatan Laut (AL) tidak menberikan batasan waktu evakuasi KRI Nanggala-402 di Laut Bali. Pasalnya, proses evakuasi terkendala beberapa aspek, termasuk kondisi alam.
Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muda TNI Muhammad Ali mengatakan, KRI Nanggala-402 karam di kedalaman 838 meter. Di kedalaman tersebut, tidak bisa diselami sembarangan. Butuh rencana matang dan kehati-hatian.
“Masalah batas waktu itu tidak bisa tentukan batas waktu karena tergantung medan, situasi,” kata Ali di Rumah Sakit TNI AL Mintohardjo, Jakarta, Selasa (4/5).
Ali menerangkan, di Laut Bali kerap muncul arus bawah laut atau internal wave yang cukup kuat. Kondisi ini bisa membahayakan penyelam maupun kapal yang menyelam.
“Di Laut Bali kita ketahui juga ada internal wave yang disampaikan beberapa waktu lalu. Jadi kita harus benar-benar hati-hati dan harus sabar. Kita juga siapkan KRI kita ada KRI Rigel, dan ada beberapa kapal lagi untuk pengamanan,” jelasnya.
Sebelumnya, kapal selam KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan dekat Bali pada Rabu (21/4) sekitar pukul 03.00 WIB. TNI AL memastikan jika KRI Nanggala-402 dalam keadaan layak menyelam. Kapal membawa 53 awak. Terdiri dari 49 ABK, 1 Komandan Satuan, dan 3 personel Arsenal. Semua awak dinyatakan gugur.
KRI Nanggala-402 awalnya hendak mengikuti latihan penembakan di laut Bali, pada Kamis (22/4). Insiden hilang kontak ini terjadi saat KRI Nanggala sedang melakukan gladi resik.
Sebagai informasi, KRI Nanggala-402 merupakan salah satu kapal selam dari lima kapal selam yang dimiliki Indonesia. Kapal ini diproduksi perusahaan Jerman pada 1979 dan dibeli oleh Indonesia pada 1981.
Editor : Edy Pramana
Reporter : Sabik Aji Taufan