HARIANRAKYATACEH.COM – Banjir di Kabupaten Simeulue telah surut. Ratusan warga di sejumlah kecamatan berangsur kembali kerumahnya masing-masing. Hasil perhitungan BPBD Simeulue dampak bencana alam tersebut, sekitar Rp 2 miliar.
Sedangkan longsoran menimbun badan jalan umum lintasan Kecamatan Teluk Dalam menuju Kecamatan Simeulue Barat, telah tuntas dibersihkan pihak BPBD setempat, dan arus transportasi yang melintasi dikawasan itu telah kembali normal.
Hal itu dijelaskan Edi Rahman, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Simeulue, yang ditemui Harian Rakyat Aceh, sesaat akan melakukan rapat terbatas untuk pembahasan dampak bencana alam di Kantor Bupati Simeulue, Selasa (18/5)
“Alhamdulillah, banjir telah surut dan warga sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Sedangkan longsoran di lintasan jalan umum Kecamatan Teluk Dalam, telah selesai dibersihkan sehingga saat ini arus transportasi kembali normal, serta untuk bencana alam ini estimasi kerugian lebih kurang ada sekitar Rp 2 miliar”, kata Edi Rahman.
Masih menurut Edi Rahman, meskipun ratusan warga telah kembali kerumahnya, namun masih ada tiga Kepala Keluarga (KK) korban banjir yang bertahan di tenda darurat milik BPBD Simeulue, di desa Kuala Bakti, Kecamatan Teluk Dalam dan 1 KK korban banjir yang menginap di musallah di desa Latitik, Kecamatan Simeulue Tengah.
Untuk kebutuhan bantuan korban banjir, lanjut Edi Rahman telah dialokasikan dari dana desa masing-masing, disebabkan setiap desa itu telah disediakan dana khusus untuk kepentingan bencana sekitar Rp 10 juta hingga Rp 15 juta, sehingga dengan besaran anggaran tersebut dapat mengatasi dan membantu para korban bencana alam.
Untuk kerusakan fasilitas umum yang tidak dapat digunakan, yakni jembatan rangka baja sepanjang mencapai 20 meter yang menghubungkan Desa Laure’e, Desa Sebbe dan Desa Kampung Aie Kecamatan Simeulue Tengah. Banjir juga merusak satu unit tempat usaha mie udang sekaligus tempat tinggal di pinggir sungai desa Lauke, Kecamatan Simeulue Tengah.
Selain banjir merendam ratusan unit rumah dan harta benda milik warga di sejumlah Kecamatan dan areal persawahan, juga bencana banjir itu turut merendam rumah sekolah, rumah ibadah, perkantoran milik pemerintah seperti pukesmas dan kantor koramil serta banjir menghanyutkan berbagai jenis ternak milik warga.
Sedangkan longsoran di diruas jalan umum lintasan dikawasan desa Lewak dan desa Lamerem, yang belum dapat disingkirkan karena faktor titik lokasi sangat jauh dan direncanakan, Rabu (19/5) pihak BPBD Simeulue, akan melakukan pergeseran alat berat dari Kecamatan Simeulue Tengah ke Alafan salah satu Kecamatan paling ujung pulau Simeulue.
“Rata-rata ketinggian banjir 1 meter hingga 1,50 cm dan untuk longsoran masih ada satu titik di Kecamatan Alafan yang belum selesai kita bersihkan. Fasilitas umum yang rusak yakni jembatan rangka baja di sungai Laure’e serta satu unit rumah sekaligus tempat usaha dipinggir sungai Lauke, serta banjir juga merendam kantor pemerintahan, sekolah, rumah ibadah dan data ini masih bersifat sementara sebab personil kita masih berada dilapangan”, imbuhnya.
Dirincikan data sementara total jumlah korban dampak banjir, Senin (17/5), yakni Kecamatan Simeulue Cut sebanyak 250 jiwa. Kecamatan Simeulue Tengah sebanyak 488 jiwa, Kecamatan Simeulue Timur sebanyak 88 jiwa. Kecamatan Teluk Dalam sebanyak 49 jiwa serta untuk korban banjir di Kecamatan Teupah Tengah sebanyak 114 jiwa.
Edi Rahman menghimbau warga tetap siaga, disebabkan kondisi cuaca ekstrim hujan deras dan angin kencang, serta meminta Panglima Laot di 10 Kecamatan juga untuk mengingatkan para nelayannya untuk tetap memperhitungkan dan mengedepankan keselamatannya saat sedang beraktifitas dilautan. (ahi/min).