Oleh : Tgk. Helmi Abu Bakar el-Langkawi, M. Pd (Guru Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga dan Dosen IAI Al-Aziziyah Samalanga)
Bulan Syawal tahun ini dunia masih mengalamipenyakit wabah atau bahasa agama tha’u dan penyakit tersebut disebabkan virus Covid-19.
Jumlah kasus positif Covid-19 dan korban meninggal di terus bertambah setiap hari berbagai daerah bahkan di beberapa negara. Ketidaksiapan pemerintah dan sikap masyarakat menyusahkan penanganan Covid-19. Total kasus Covid-19 di dunia seperti negara India sudah melewati 20 juta, berdasarkan data yang dipaparkan secara resmi.
Pada Selasa (4/5/2021) AFP melaporkan, “Negeri Bollywood” melaporkan 357.229 kasus, membuat total kasusnya berada di angka 20,3 juta.
Dengan tambahan korban meninggal harian mencapai 3.449, membuat kematian total berada di 222.408. Sementara menurut laporan DW, para ahli mengatakan angka sebenarnya di seluruh negara Asia Selatan itu mungkin lima hingga 10 kali lebih tinggi dari penghitungan resmi. (Kontan.co.id, 2021).
Virus yang disebut-sebut pertama kali ditemukan di wilayah Wuhan Cina itu, kini telah mewabah hingga berbagai belahan dunia. Menurut para ahli kesehatan Virus Covid-19 pada mulanya merupakan virus yang menginfeksi antar hewan, namun virus ini telah berevolusi dan menyebar ke dapat menginfeksi manusia, dengan gejala awal batuk, pilek, kelelahan, demam hingga sesak napas.
Penyakit menular semacam ini dalam lembaran sejarah bahkan masa Rasulullah sendiri pernah terjadi meskipun bukan Covid-19 namanya. Telah disebutkan bahwa dahulu pada zaman Rasulullah jika sedang terjadi wabah di sebuah daerah atau komunitas terjangkit penyakit Tha’un, beliau memerintahkan untuk mengisolasi atau mengkarantina para penderitanya di tempat khusus, jauh dari pemukiman penduduk. Saat diisolasi, penderita diperiksa secara detail, kemudian dilakukan langkah-langkah pengobatan dengan pantauan ketat.
Para penderita baru boleh meninggalkan ruang isolasi setelah dinyatakan sudah sembuh total dan siap bermasyarakat. Jika umat muslim menghadapi hal ini, dalam sebuah hadits disebutkan janji surga dan pahala yang besar bagi siapa saja yang bersabar ketika menghadapi wabah penyakit.
Menghadapi Penyakit Covid-19
Virus Corona yang sedang melanda dunia bahkan Indonesia, kita dianjurkan memperbanyak amal kebaikan baik dengan bersedekah dan lainnya, juga hendaknya mencegah diri dari maksiat dan dosa.
Disamping itu dianjurkan memperbanyak doa dan bershalawat. Hal ini sebagaimana dianjurkan dan dikerjakan baginda Rasulullah Saw. Telah disebutkan dari Aisyah RA berkata, Rasulullah SAW pernah berdoa memohon agar Allah menjaga Kota Madinah dari wabah penyakit. Berikut doanya: “Allahumma habbib ilaina madinah kahubbina makkata au asyadda allahumma barriklana fisa’ina wafi muddina wa sahahha lana wanqul humaha ilal juhfati “Ya Allah, jadikanlah Madinah sebagai kota yang kami cintai sebagaimana kami mencintai Makkah atau bahkan lebih dari itu. Ya Allah, berikanlah barakah kepada kami dalam timbangan sha’ dan mud kami sehatkanlah (makmurkan) Madinah buat kami dan pindahkanlah wabah demamnya ke Juhfah”. (Sahih Al-Bukhari No. 1756)
Dalam kesempatan yang lainnya, Nabi Saw juga mengajarkan doa kepada para sahabat dari penyakit deman dan semua penyakit, agar mereka mengucapkan: bismillahil kabiri a’uzu billahi al-‘adhimi min syarri ‘irqi na’ari wa min syarri harri an-nari (Dengan menyebut nama Allah yang Maha Besar, aku berlindung kepada Allah yang Maha Agung dari kejahatan penyakit na’ar (yang membangkang) dan dari kejahatan panasnya neraka. (Sunan Ibnu Majah No. 3517).
Selanjutnya diceritakan dalam Shahih Bukhari, dari ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata, Ketika Rasulullah Saw sampai di Madinah, Abu Bakar dan Bilal ra menderita sakit demam. Rasulullah Saw berdoa dalam sabdanya: “Ya Allah, jadikanlah Madinah sebagai kota yang kami cintai sebagaimana kami mencintai Makkah atau bahkan lebih dari itu. Ya Allah, berikanlah barakah kepada kami dalam timbangan sha’ dan mud kami sehatkanlah (makmurkan) Madinah buat kami dan pindahkanlah wabah demamnya ke Juhfah”.’Aisyah berkata, “ketika kami tiba di Madinah, saat itu Madinah adalah bumi Allah yang paling banyak wabah bencananya. Sambungnya lagi: “Lembah Bathhan mengalirkan air keruh yang mengandung kuman-kuman penyakit”.
Memperbanyak Shalawat Thibbil Qulub
Selain berdoa juga memperbanyak bershalawat, diantara shalawat tersebut adalah Shalawat Thibbil Qulub atau shalawat Syifa.
Shalawat ini yang sering digunakan untuk wasilah penyembuhan suatu penyakit. Dari segi bahasa, Thibbil Qulub artinya adalah obat hati, sedangkan Syifa adalah penyembuh. Para ulama sering mengajarkan shalawat ini untuk tujuan penyembuhan penyakit. Shalawat Thibbil Qulub ini juga di namakan Shalawat Syifa atau Shalawat Nur al-Abshar. Allahumma shalli ‘ala Sayyida Muhammadin thibbil quluubi wa dawaaiha, wa ‘aafiyatil abdani wa syifaa iha, wanuuril abshaari wa dhiyaa iha wwa ‘ala aalihi wa shahbihi wa baarik wa sallim”( Ya Allah curahkanlah rahmat kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, sebagai obat hati dan penyembuhnya, penyehat badan dan kesembuhannya dan sebagai penyinar penglihatan mata beserta cahayanya dan merupakan makanan pokok jasmani maupun rohani, Semoga shalawat dan salam tercurahkan pula kepada keluarga serta para shahabat-shahabatnya.).
Telah disebutkan dalam Kitab Mukasyifal Qulub ada malaikat yang memiliki panjang sayap antara langit dan bumi jika di bentangkan, maka apabila ada orang yang bershalawat maka malaikat tersebut masuk ke lautan, kemudian keluar dari lautan setiap tetesan air dari sayapnya Allah jadikan malaikat yang selalu memintakan ampun kepada orang yang bershalawat tersebut Sebagian ulama menyebutkan Fadhilah dan Khasiat Shalawat Tibbil Qulub Untuk menyembuhkan penyakit perut, shalawat ini dibaca 7 x, tiap-tiap satu kali ditiupkan pada satu gelas air kemudian diminum.
Atau shalawat ini dibaca 7 x tiap kali membaca dituipkan pada telapak tangan kemudian diusapkan pada perut yang sakit, Insya Allah akan segera sembuh dengan ijin Allah. Untuk hati yang sempit was-was dan bingung alias sumpek bacalah shalawat ini sebanyak-banyaknya, agar kita dijauhkan dari berbagai penyakit bacalah shalawat ini sebagai wirid setelah shalat maktubah (shalat fardlu) Insya Allah akan terhindar dari segala macam penyakit.
Walhasil menghadapi wabah penyakit Covid-19 dan sejenisnya, di samping berusaha menjaga diri dari serangan virus Covid-19 sebagaimana anjuran medis dan juga larangan mudik pemerintah bertujuan mencegah penyebaran Covid-19 hendaknya kita patuhi bersama.
Sekali lagi marilah kita perbanyak amal kebaikan, berdoa dan bermunajat juga memperbanyak shalawat menghindari virus Covid-19 di bulan Syawal yang mulia dan berkah ini.
Wallahu Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq