class="wp-singular post-template-default single single-post postid-55215 single-format-standard wp-custom-logo wp-theme-kobaran" >

Menu

Mode Gelap
Warga Tumpok Teungoh Ramai-ramai Bergotong Royong  Aston Villa bungkam Newcastle United 4-1 Ilmuwan China Kembangkan Sistem Prakiraan Badai Debu Baru Harga Emas Meroket, Ini Respon MPU Lhokseumawe Terkait Mahar Pernikahan Wali Kota Segera Wujudkan Penanganan Sampah Secara Komprehensif

DAERAH · 2 Oct 2021 07:02 WIB ·

Muara Sungai di Pidie Jaya Dangkal Nelayan Mengeluh


 Muara Sungai di Pidie Jaya Dangkal Nelayan Mengeluh Perbesar

MEUREUDU (RA) – Semua muara sungai atau babah kuala di Pidie Jaya dangkal. Akibatnya, nelayan kesulitan ketika hendak melaut. Alternatif yang ditempuh adalah dengan menunggu air pasang. Ada juga sebagian mereka yang terpaksa harus menambatkan bot nya di bibir pantai.

Abdul Hamid Husen, Panglima Laot setempat menyebutkan, kendati persoalan tersebut sudah lama, namun hingga kini belum ada kepedulian pemerintah. Padahal, permohonan sudah beberapa kali disampaikan.

”Mandum kuala kabeuh dheue. Hana soue peuduli le keu kamoue nelayan (Semua muara kini dangkal. Tidak ada lagi yang peduli kepada kami nelayan),” sebut Abu Hamid.
Ditambahkan, betapa sedihnya nasib nelayan selama ini. Sudah hasil tangkapan menurun drastis bahkan ada yang pulang dengan tangan kosong karena angin kencang disusul gelombang tinggi, babah kuala juga dangkal.

Panglima Laot merincikan, bahwa ke enam muara sungai di Pidie Jaya dan semuanya dangkal yaitu, Kuala Kiran, Kuala Ulim, Kuala Meureudu, Kuala Beuracan, Kuala Panteraja dan Kuala Trienggadeng. Untuk mengeruk secara manual sama sekali tidak memungkinan. Bahkan, babah Kuala Kiran Kecamatan Jangkabuya yang beberapa tahun lalu pernah dikeruk secara gotong royong nelayan hanya sia-sia.

Lebih parah lagi dialami nelayan Ulim. Pasalnya, muara sungai yang seharusnya posisinya lurus kearah utara, tapi sudah sekian tahun berpindah atau menjurus ke wilayah timur menyisir sepanjang lahan pertambakan warga hingga ke Pasi Aron Jangkabuya diperkirakan berjarak lebih satu kilometer. Beberapa nelayan Ulim, Meureudu, Meurahdua dan Jangkabuya yang ditanya Rakyat Aceh terpisah dalam sepekan terakhir mengaku mereka mengeluh lantaran dangkalnya muara sungai.

Kabid Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pidie Jaya, Yulizar ST yang ditanya wartawan harian ini, Jumat (1/10) membenarkan, berdasarkan laporan yang diterima sejumlah babah kuala dangkal dan nelayan mengeluh. Seperti halnya Kuala Krueng Ulium.
Menindaklanjuti laporan tersebut, lanjut Yulizar, dalam waktu dekat pihak dinas akan meninjau ke lapangan dan akan membuat laporan ke pemkab atau instansi terkait di provinsi.

“Kami akan turun ke lapangan untuk meninjaunya,” kata Yulizar.
Kecuali itu, Abu Laot Pasi Aron, Baihaqi, kepada Rakyat Aceh menyebutkan, saat ini kondisi balai nelayan di wilayahnya sudah uzur dan banyak yang sudah rusak dimakan usia.
Karenanya butuh rehabilitasi. Dengan kondisi perekonomian nelayan saat ini yang hanya pas-pasan, rasanya tak mungkin merehab balai dimaksud. Karenanya, ia berharap perhatian dinas terkait untuk memperbaikinya. (mag87/rus).

Teks Foto :

Artikel ini telah dibaca 44 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Kapolda Aceh Melakukan Kunjungan Kerja ke Pulau Simeulue

19 April 2025 - 13:57 WIB

Aster Kodam IM Bersama Perum Bulog Aceh, Memastikan Harga Jual Gabah Sesuai HPP  

18 April 2025 - 14:20 WIB

Sijago Merah Lahap Satu Rumah dan Dua Sepeda Motor

17 April 2025 - 19:40 WIB

Perumda Bangun Sinergitas Dengan Bank Aceh dan Bappeda

17 April 2025 - 16:31 WIB

Polres Langsa Amankan 25 Kg Kokain dan 6 Tersangka

17 April 2025 - 11:37 WIB

Pemko Gelar Lepas Sambut Polres Langsa

17 April 2025 - 11:31 WIB

Trending di DAERAH