HARIANRAKYATACEH.COM, BANDA ACEH – Kepala Staf (Kasdam) Kodam Iskandar Muda Brigjen TNI Joko Putranto memberi apresiasi kepada Tim PON Aceh yang telah meraih prestasi terbaik di PON XX Papua, tanggal 3 – 13 Oktober 2021.
Apa yang diraih hari ini dengan 11 emas, 7 perak dan 11 perunggu urutan 12 merupakan hasil kerja keras pengurus, pelatih dan atlet, dan doa seluruh masyarakat Aceh,’ ujar Joko yang juga Ketua Umum Pengprov Judo Aceh, Sabtu kemarin
Menurutnya prestasi yang diperoleh juga tidak spontanitas, tetapi pembinaan selama lima tahun lalu dan secara intens dilakukan selama dua tahun terakhir menuju ajang multi even tersebut di Papua.
“Saya justru ingin mengatakan Aceh melampaui PON XIX Jawa Barat di tahun 2016 dengan 8 emas, 7 perak dan 9 perunggi sebut Jenderal Bintang Satu ini.
Joko sangat paham soal pembinaan atlet dimana menurutnya disiplin dan kerja keras merupakan prioritas. Sehingga akan menuai hasil maksimal, kata Joko yang pernah menjabat Ketua Satlak Provinsi Lampung.
Saya bangga dan sekaligus mengapresiasi kinerja KONI Aceh selama ini yang mampu membina atlet yang berlaga di PON Papua. Ia berharap
pembinaan terus berlanjut sampai nantinya Aceh menjadi tun rumah di PON 2024 men datang.
Pembinaan harus dijaga dan dievaluasi agar ke depan bisa lebih baik lagi. Dan setiap pertandingan kita ingin menang. Itulah representasi dari pembinaan selama ini. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada Ketua KONI Aceh beserta pelatih dan atlet.
Judo Juga Sejarah
Pada kesempatan sama, Joko Putranto sebagai Ketua Pengprov Judo Aceh mengucapkan selamat kepada atlet Judo Aceh, Dimas yang memperoleh medali perunggu di PON Papua.
Cabor ini telah mempersembahkan medali bagi kontingen Aceh dimana target sebelumnya diharapkan emas. Tetapi memang belum beruntung. Namun sudah cukup baiklah, katanya.
Joko menambahkan tiga atlet Judo Aceh, Ungkap Lubis, Dimas Pratama dan Farah Alyazalfa dengan pelatih Budi Mulyadi prospeknya masih panjang. Mereka masih muda diharapkan ke depan lebih baik lagi.
Ia menginginkan Judo Aceh ke depan dapat mencari bibit pemula untuk dibina mulai sekarang sebagai lapis kedua dengan atlet sekarang. Dan program ke depan kalau dapat semua nomor yang dipertandingkan bisa ikut. ‘Kalau sekarang hanya ada tiga, itupun dua lolos wildcard’, jelasnya lagi.
Pembinaan atlet harus berkelanjutan. Kemudian
atlet itu disamping berlatih juga butuh pengalaman try out dan sangat berharga dalam ajang nasional bisa membawa dampak percaya diri dan kompeten agar bisa memenangkan pertandingan.
Maka anak Aceh bisa ikut dan akan lebih baik lagi dicari dari daerah. Joko juga berharap kepada Pemerintah Daerah harus ada
ada semacam dana insentif perhatian untuk kesejahteraan atlet. Jangan sampai atlet hingga masa tua hidupnya susah.
Kemudian pada saat mereka berlatih juga harus ada dana pembinaan yang memadai agar lebih fokus dan ini memang sudah umum terhadap pembinaan atlet di KONI Aceh.
Apalagi yang mempunyai prospek bagus wajib dibina sebab kita ini mengelola ‘man power’, papar Joko.
Pesan Joko kepada atlet
teruslah tingkatkan latihan agar medali dapat diraih dan kedepan karena nanti kita sebagai tuan rumah tentu punya beban psikologi untuk meraih medali.
Sekali lagi saya bangga dengan dengan prestasi Aceh yang telah diraih dan berada ditengah dari 34 provinsi bahwa hasil ini sungguh luar biasa. Kalau ada kekurangan yang ada wajar dan mari kita evaluasi kembali, demikian Joko. (imj)