
HARIANRAKYATACEH.COM – Wali Nanggroe Aceh Tgk Malik Mahmud Al Haytar memberikan gelar kehormatan kepada mantan panglima GAM (alm) Tgk Abdullah Syafi’i dan juga mantan Perdana Menteri Aceh Merdeka ke-2 Tgk Ilyas Leube, di Meuligoe Wali Nanggroe Aceh,Senin (6/12) malam.
Penyerahan gelar kehormatan diberikan kepada adik kandung Abdullah Syafi’i yakni Fatimah sementara untuk Ilyas Leube diserahkan kepada anak kandungnya Munadi.
Malik Mahmud mengatakan, pemberian gelar kehormatan merupakan salah satu kewenangan Wali Naggroe sebagaimana disebutkan dalam UUPA dan Qanun nomor 10 tahun 2019.
Begitu juga gelar kehormatan diberikan sebagai bentuk apresiasi Wali Nanggroe kepada tokoh yang telah berkontribusi dalam perjuangan Aceh, penegakan Dinul Islam, perdamaian Aceh, persatuan, keadilan, dan kemakmuran Rakyat Aceh.
“Tgk. Ilyas Leube merupakan tokoh kharismatik asal dataran tinggi gayo, yang mengabdikan hidupnya dalam tiga era perjuangan. Sedangkan Tgk. Abdulah Syafi’i
telah mengabdikan seluruh hidupnya, baik jiwa, harta dan keluarga demi perjuangan melawan ketidak adilan yang berlaku di bumi Aceh,”jelas Wali.
Mantan Perdana Menteri GAM itu mengisahkan, dalam kabinet GAM, Tgk. Ilyas Leube dipercayakan sebagai perdana menteri ke 2 di tahun 1980-1982. Beliau juga menjabat sebagai dewan syura GAM tahun 1977-1982, menteri kehakiman GAM tahun 1977-1982. Pada masanya, kata Malik Mahmud, Tgk. Ilyas Leube merupakan salah seorang cendikiawan terbaik yang pernah dimiliki Aceh.
“Dalam memori masyarakat Aceh, Tgk.Iyas Leube tidak hanya dikenal sebagai tokoh di tiga era perjuangan, tapi juga sebagai alim ulama yang berasal dari keluarga berdarah biru,”jelasnya.
Sementara Tgk. Abdulah Syafi’i, kenang Wali Naggroe, di kalangan masyarakat umum dan jurnalis merupakan panglima GAM yang memiliki sosok bersahaja, serta kemampuan yang baik dalam membangun komunikasi dan sering tampil dengan penampilan sederhana.
Tgk.Lah mulai bergabung dalam perjuangan GAM pada usia 29 tahun, tepatnya pada 3 desember 1976, sehari sebelum deklrasi kemerdakaan Aceh di Gunong Halimon. pada 1 januari 1996 resmi diangkat sebagai panglima GAM komando pusat tiro.
“Almarhum syahid dalam sebuah pertempuran bersama istrinya pada tanggal 22 Januari 2002 di Cubo, Pidie Jaya,”kenang Wali Naggroe.
Adapun yang hadir dalam pemberian gelar kehormatan tersebut diantaranya Asisten Administrasi Umum Sekda Aceh, Ketua KPA/PA Pusat, Muzakir Manaf, Wakil ketua KPA, Abu Razak, ketua DPRA Dahlan Jamaluddin, Kapolresta Banda Aceh, Ketua KPA Bireuen Darwis Jeunib, dan sejumlah tokoh adat Aceh.(mar)