HARIANRAKYATACEH.COM – Tokoh perwakilan dari tiga Kecamatan dalam Kabupaten Simeulue, kembali sepakat untuk menelusuri dan bangkitkan sejarah peradaban “Simoeloel” atau akrab dan fasih di ucapkan “Simolol”.
Pada akhir bulan November 2021 lalu, digelar musyawarah besar para tokoh-tokoh masyarakat dari tiga kecamatan, yakni Kecamatan Simeulue Tengah, Kecamatan Simeulue Cut dan Kecamatan Teluk Dalam.
Mulai redup dan perlahan sengaja di hilangkan sejarah penting peradaban “Simoeloel” atau “Simolol” itu, sekitar 10 tahun lalu, setelah di sahkannya dan lahirnya Kabupaten Simeulue, pada tanggal 12 Oktober 1999 silam, yang resmi pisah dari Kabupaten induknya, yakni Kabupaten Aceh Barat.
Hal itu dijelaskan Muhsin, S.AP selaku Sekretaris Rumpun Simolol Bersatu (RSB), kepada harianrakyataceh.com, Selasa (14/12). “Benar, para tokoh masyarakat dari tiga Kecamatan, bersatu bermusyawarah, dengan komitmen kembali menelusuri diugaan hilangnya sejarah penting peradaban Simolol dalam sejarah Kabupaten Simeulue”, katanya.
Sebelumnya sebut Muhsin, para tokoh masyarakat Rumpun Simolol Bersatu, banyak mendapat protes dan kritikan pertanyaan dari masyarakat tiga Kecamatan, disebabkan setiap peringatan HUT Kabupaten Simeulue atau penyampaian sejarah secara resmi di publik, tidak disebutkan nama “Simoeloel” atau “Simolol”.
Bahkan, dalam buku sejarah “bunga rampai Simeulue” yang diterbitkan Pemerintah Kabupaten Simeulue, menyebutkan sejarah peradaban “Simoeloel” atau “Simolol”, hanya di patenkan sejarah peradaban kecamatan lainnya, sehingga ada anggapan “Simoeloel” atau “Simolol” tidak ada dalam sejarah peradaban.
“Kita khawatir, generasi muda semakin tidak tau kedepannya, padahal sejarah peradaban Simoeloel atau Simolol itu, ada dalam ensiklopedia Hindia Belanda, pada cetakan kedua tahun 2003. Sehingga masyarakat dari tiga kecamatan wajar melontarkan protes, sejarah daerahnya ada yang sengaja dihilangkan”, papar Muhsin.
Muhsin menambahkan, sejarah peradaban itu ada dalam ensiklopedia Hindia Belanda, pada cetakan kedua tahun 2003. Dengan redaksi D.G. Stibbe, guru besar luar biasa pada sekolah dagang Belanda, mantan inspektur tenaga kerja Belanda yang bekerjasama dengan W.C.B. Wingtens dan E.M. Uhlenbeck dan Mantan Inspektur Pengapalan Mantan Kol.Infantri O.E.L.
Bahwa Simoeloel berasal dari kata Simaloer, nama Melayu untuk pulau terbesar dan paling utara dari rangkaian kepulauan Nias, yang mengikuti pantai Barat Sumatera, berakhir di bagian Selatan dengan pulau Enggano dan dalam bahasa pribumi dinamakan Simoeloel.
Secara Aceh dinamakan Simeuloee, yang tercantum dalam Lembaran Negara, tetap dalam bahasa Aceh sebenarnya bernama Poelo Oe, yaitu pulau kelapa, suatu nama yang diperoleh karena banyaknya pohon kelapa yang terdapat di pulau-pulau kecil.
Disisi lain sebut Muhsin, nama Simolol telah lama dikenal dalam sejarah peradaban turun temurun masyarakat Kabupaten Simeulue, disebabkan disana ada banyak tanda-tanda pusat peradaban, makam ulama besar Tengku Diujung atau Tengku Khalilullah dan Isterinya, yang berada dikawasan pantai Lata’ayah atau dengan sebutan pelabuhan “Simolol”.
Dari logat bahasa lokal, juga masyarakat luas di 10 Kecamatan dalam Kabupaten Simeulue, menyebutkan ada bahasa lokal yang tutur kalimatnya di nilai sangat halus disebut bahasa Simolol. “Ini bahasa simolol, bahasa paling tua dan halus di Kabupaten Simeulue”, tutup Muhsin.
Diketahui, Kecamatan Teluk Dalam dan Kecamatan Simeulue Cut, merupakan pemekaran dari Kecamatan Simeulue Tengah, sehingga masih erat sejarah peradabannya merupakan satu rumpun, yakni “Rumpun Simolol”.
Terbentuknya Rumpun Simolol Bersatu dari tiga Kecamatan itu, yakni Ketua Umum Asludin. Wakil Ketua Zulfligon. Wakil Ketua mewakili Kecamatan Teluk Dalam, Eri Jukriman.
Wakil Ketua mewakili Kecamatan Simeulue Cut, M. Din. Wakil Ketua mewakili Kecamatan Simeulue Tengah, Agusmin Jafari.
Selanjutnya Sekretaris Muhsin. Wakil Sekretaris Budi Darso.
Wakil Sekretaris mewakili Kecamatan Simeulue Cut, Amru Safwan. Sekretaris mewakili Kecamatan Teluk Dalam, Juardi. Sekretaris mewakili Kecamatan Simeulue Tengah, Sumarno. Serta Bendahara, Aidil JL dan Wakil Bendahara Ali Rahmat Kabu. (ahi).