BANDA ACEH – Sepuluh kelompok pelajar dari delapan SMA/ sederajat di Banda Aceh dan Aceh Besar masuk nominasi menampilkan inovasi dan kreativitas Tsunami Sains Project dalam rangka peringatan 17 tahun tsunami Aceh.
Perlombaan Tsunami Sains Project digelar di Museum Tsunami Aceh, Kota Banda Aceh, Sabtu (18/12)
Setiap kelompok akan mempresentasikan maketnya di hadapan dewan juri, Dr Rina Suryani Oktari SKep Msi, Dr Alfi Rahman dan Yudi Andika SS.
Kepala UPTD Museum Tsunami Aceh, Hafnidar SS MHum menyampaikan, perlombaan sains ini digelar dengan konsep berbeda, karena mengandung edukasi kebencanaan.
“Mereka (pelajar peserta lomba) akan menunjukkan karyanya di depan juri. Nantinya karya anak-anak akan kita kemas kembali dan ditampilkan di museum tsunami dengan harapan dapat mengedukasi masyarakat,” ujar Hafnidar.
Dijelaskan, sebagai generasi milenium dihadapkan para peserta menjadi agen di tengah lingkungannya untuk waspada akan kebencanaan.
Pada kesempatan yang sama
Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Cut Nurmarita SE MM, menjelaskan perlombaan ini merupakan salah satu agenda rangkaian peringatan 17 tahun tsunami.
“Lomba ini lebih bersifat edukasi, dengan harapan para generasi muda lebih kreatif dalam menghasilkan sebuah karya,” ujar Cut Nurmarita, mewakili Kadisbudpar Aceh, Jamaluddin.
Dikatakannya, melalui kegiatan ini pihaknya mengajak generasi muda meluapkan ide melalui karyannya untuk masyarakat agar tanggap bencana.
Cut berharap, melalui kegiatan ini para pelajar dapat mengimplementasikan ide-ide mereka dan menghasilkan sebuah karya yang dapat menyadarkan masyarakat agar tanggap bencana.
Menurut Cut, sains project 17 tahun tsunami Aceh ini sebagai momentum kesadaran dan budaya kesiapsiagaan, serta menjadi media pembelajaran tanggap bencana.
“Kita berharap hasil karya pelajar ini dapat mengedukasi pengunjung museum tsunami Aceh. Ini langkah positif untuk kita peduli dan siaga bencana,” kata Cut Nurmarita.