
LHOKSUKON (RA) – Hingga hari keempat, banjir melanda Kabupaten Aceh Utara terus meluas bergitu juga jumlah pengungsi pun bertambah menjadi 36.008 warga.
Dimana sehari sebelumnya, jumlah pengungsi sebanyak 26.482 warga atau 7.145 kepala keluarga (kk) di 7 kecamatan.
Data diterima Rakyat Aceh, dari BPBD Aceh Utara, jumlah pengungsi bertambah karena semakin meluapnya banjir di Ibukota Aceh Utara di Kecamatan Lhoksukon.
Sebelumnya, hanya 21 gampong terendam dengan pengungsi 14.945 warga. Namun, kini jumlah gampong yang terendam banjir menjadi 39 gampong dengan jumlah pengungsi mencapai 21.209 warga.
Kemudian, juga terjadi penambahan pengungsi di Kecamatan Tanah Luas, yakni dari 12 gampong menjadi 25 gampong dengan jumlah pengungsi 5.332 warga dan sehari sebelumnya hanya 3.302 warga dari 12 gampong.
Selanjutnya, di Kecamatan Samudera dari 3 gampong menjadi 5 gampong yang mengungsi berjumlah 1.003 warga. Dan terjadi lagi penambahan kecamatan yang terdampak banjir yakni Kecamatan Tanah Pasir di satu gampong dengan jumlah pengungsi 228 warga.
Plt Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Aceh Utara, Murzani S.Sos MT, dikonfirmasi Rakyat Aceh kemarin membenarkan, adanya penambahan pengungsi dari beberapa kecamatan di Aceh Utara.
“Sejauh ini, untuk bantuan masa panik masih aman yang disiapkan di dapur umum dilokasi pengungsian,”ucapnya, seraya menambahkan, khususnya jalan lintas Medan-Banda Aceh dikawasan Lhoksukon sudah aman untuk bisa dilewati kendaraan roda empat dan roda dua, walaupun masih terendam banjir dengan ketinggian air dijalan antara 30 hingga 40 centimeter.
Pantauan Rakyat Aceh, sejumlah meunasah dijadikan tempat berkumpul untuk mengungsi bersama keluarga. Sedangkan kondisi air di lintasan Lhoksukon menuju Cot Girek, belum bisa dilalui kenderaan roda dua. Bila pun nekat, pasti mesin sepeda motor mati.
Hanya, hingga sore Selasa jalan lintas Medan-Banda Aceh sudah lancar dilaluli. Kendati demikian, pertokoan yang ada di pusat kota Lhoksukon, belum beraktivitas. Pemilik masih melakukan pembersihan, lumpur tersisa yang masuk toko mereka.
Para pemilik kenderaan roda dua pun, masih memakirkan kenderaannya di atas jembatan Lhoksukon. Selain itu, listrik juga belum sepenuhnya aktif. Hanya sebagian penjual kopi atau warung di sepanjang jalan Medan-Banda Aceh di Lhoksukon, sudah menikmati jaringan PLN. Selebihnya terpaksa memanfaatkan ganzet.
Korban Jiwa Bertambah
Sementara itu dilaporkan juga jumlah korban jiwa akibat banjir di Aceh Utara juga bertambah. Laporan terakhir diketahui Hamidah (50) warga Lueng Jalo, Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara ditemukan meninggal dunia di sungai kawasan Cot Girek, Selasa (4/1).
Sebelumnya, korban diinformasikan hilang terbawa arus banjir Aceh Utara.
Hamidah diketahui menghilang sejak banjir mulai melanda Aceh Utara. “Tanggal 1 Januari 2022, korban dinyatakan hilang, ” jelas Kabag Humas Pemkab Aceh, Hamdani. Pihak keluarga telah berusaha mencari Hamidah, namun tidak berhasil.
Sebelumnya korban jiwa akibat banjir di Aceh Utara yakni Andika (12), warga Gampong Meuriah, Kecamatan Matang Kuli meninggal tenggelam, Minggu (2/1).
Selain itu, Muhammad Rafa Alfarisi (7) warga Beuringen, Kecamatan Samudera, Aceh Utara, juga meninggal dunia tenggelam di saluran Jalan Museum Malikussaleh di Gampong Beuringen, Senin (3/1).
Namun dari hasil investigasi Dinas Sosia Pemkab Aceh Utara, korban jiwa murni akibat banjir Hamidah,50, dan TM. Andika,12. Sedangkan Muhammad Rafa, meninggal bukan disebabkan hanyut karena arus banjir. (arm/ung/min)