377 Warga Simeulue di Duga Alami Gangguan Jiwa dan Satu Orang Masih Terpasung

HARIANRAKYATACEH.COM  – ‎Ratusan warga Kabupaten Simeulue, yang tersebar di sejumlah Kecamatan, hingga saat ini di laporkan diduga mengalami dan mengidap ganguan jiwa, mental dan depresi ringan hingga berat.

Data yang dirilis Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue, per akhir bulan Januari 2022, kepada harianrakyataceh.com, Senin (31/1) malam, hingga saat ini tercatat 337 orang yang mengalami gangguan jiwa dan termasuk satu orang lagi ‎masih di pasung.

Hal itu dijelaskan Hanafi Lubis S,Kep.M.KM‎, Kepala Bidang ‎Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue, kepada harianrakyataceh.com, Senin (31/1).

Data kita masih data tahun 2021, ada sekitar 377 orang warga kita yang mengalami gangguan jiwa dan mental serta depresi ringan hingga berat. Satu orang lagi saat ini masih di pasung”, katanya.

Masih menurut Hanafi Lubis, warga yang mengalami gangguan jiwa dan masih terpasung, itu, inisial MS (37) dan tercatat penduduk Kecamatan Simeulue Timur, serta urutan pertama Kecamatan Teupah Selatan terbanyak warga gangguan jiwa.

Kemudian urutan untuk kedua dan urutan  ketiga warga yang mengalami gangguan jiwa yang berbaur dengan masyarakat umum, yakni Kecamatan Simeulue Timur dan Kecamatan Salang, dan selebihnya tersebar di sejumlah Kecamatan dalam Kabupaten Simeulue.

‎Hanafi Lubis juga menghimbau dan berpesan‎, masyarakat luas  tidak perlu berlebihan cemas, takut saat menemukan individu yang berprilaku berbeda karena dugaan mengalami gangguan jiwa, seperti dijauhi dan di musuhi, bila perlu ajak komunikasi.

Kemudian warga untuk melaporkan kepada Pemerintah Desa dan pihak keluarga individu yang diduga mengalami gangguan jiwa, sehingga dapat segera dilakukan secara dini konsultasi secara medis dan penanganan dokter jiwa‎, sehingga mendapat penanganan yang cepat dan baik, harapan sembuh juga akan tercapai.

‎Sedangkan untuk pihak keluarga, yang mengetahui ada anggota keluarganya diduga mengalami gangguan jiwa, di sarankan sangat penting memperhatikan kondisi kesehatan, teratur pengobatan,  kebersihan, serta tidak disakiti atau dimusuhi  harus berikan perhatian serius kepada penderita gangguan jiwa.

“Perhatian dan kepedulian kepada individu yang menderita gangguan jiwa itu sangat penting, dan yang berperan untuk kesembuhannya itu dari masyarakat luas dan keluarga.‎ Perlu diingat penyakit itu bukan aib dan jangan merasa malu dan harus berobat rutin”, tegas Hanafi Lubis.

Dari ratusan penderita gangguan jiwa yang tersebar di 10 Kecamatan tersebut, selama kurun waktu tahun 2021, pihak medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Simeulue, telah merawat dan menangani penderita gangguan jiwa sebanyak 47 orang,

“Selama kurun waktu selama tahun 2021, ada 47 penderita gangguan jiwa yang kita rawat inap di ruang rawatan jiwa RSUD Simeulue. Dengan masa rawatan 5 hari hingga 10 hari dan rata-rata peserta BPJS”, kata ‎drg Farhan Dirut RSUD Simeulue, kepada harianrakyataceh.com, Selasa (1/2).

‎Sejumlah sumber-sumber yang dihimpun Harian Rakyat Aceh, dari warga yang bermukim di Kota Sinabang dan sekitarnya, merasa terusik serta terancam dengan prilaku penderita gangguan jiwa yang lepas tanpa pengawasan dari pihak keluarganya maupun pihak instansi terkait.

“Saya sedang duduk santai, tiba-tiba orang tak waras itu pakai kayu broti memukul pundak saya. Beruntung saya cepat lari dan kemudian saya ajak kawan-kawan kembali mencarinya untuk balas dendam, tapi bahu saya lebam”, kata pria lajang yang masih duduk di kelas III SMA sederajad, yang meminta namanya tidak ditulis, karena merasa malu dipukulin penderita gangguan jiwa kepada harianrakyataceh.com, Selasa (1/2).

Lain halnya dengan dua ibu rumah tangga yang ditaksir berusia 32 tahun dan 44 tahun, warga Kota Sinabang itu yang nyaris mendapatkan nasib naas‎, saat mengendarai kenderaan roda dua di ruas jalan jalur dua, dihadang penderita gangguan jiwa menggunakan kayu.

“Beruntung saya pakai helm dan dapat menunduk, pukulannya melewati atas kepala”, ujar kedua IRT dengan wajah ketakutan dan trauma serta juga meminta namanya tidak ditulis, dengan alasan malu karena nyaris dihantam penderita gangguan jiwa, kepada harianrakyataceh.com. (ahi)