HARIANRAKYATACEH.COM – Jembatan Kreung Baroe, Kecamatan Labuhanhaji Barat, Aceh Selatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Aceh Barat Daya, banyak warga setempat menilai jembatan tersebut sudah mengkwatirkan.
Pasalnya, jembatan ini dibangun sejak tahun 1982, Oleh kontraktor Jerman.
“Bangunannya mulai goyah, bahkan tiang tengah sudah mulai terkikis,” ujar salah seorang warga yang tidak mau namanya ditulis, kepada media ini, Selasa (8/2/22).
Jembatan lintas nasional ini sebagai satu satunya penghubung lintas Barat Selatan Aceh, dengan panjang sekitar 200 meter.
“Belum lagi warga menjadikan objek wisata di bawah jembatan namun harus di antisipasi dari sekarang kelayakan jembatan tersebut,” ujarnya.
Lanjut sumber tadi, kontruksi jembatan diprediksi hanya bisa bertahan selama 25 tahun, selebihnya perlu dilakukan rehabilitasi atau di cek kembali kelayakannya.
“Kini usia yang sudah lebih seperempat abad (33 tahun),” ujarnya lagi.
Sambungnya, sungguh mengkhawatirkan jika sewaktu-waktu, infrastruktur jembatan tersebut tidak diuji tekhnis, akan berdampak fatal, baik dari sisi keamanan konstruksi yang bisa memakan korban, maupun dari sisi dampak sosial ekonomi.
Menanggapi hal ini, Anggota DPRA dapil 9 Irpannusir, yang diminta tanggapannya mengatakan, jembatan Kreung Baroe, yang menghubungi Kabupaten Aceh Barat Daya sudah dibangun sejak 1982.
“Kalau ada informasi tentang jembatan ini yang rusak perlu adanya prosedur pemeliharaan,” ungkap politisi PAN ini.
Dikatakan, bila sudah indikasi rusak atau mengkwatirkan pihak terkait harus turun lapangan langsung.
“Kalau sudah mengkwatirkan akan kita tanyakan ke dinas terkait,” jelas Ketua Komisi II DPRA ini.
Lanjutnya, dengan jembatan Kreung Baroe yang sudah lebih 30 tahun itu apakah masih layak atau tidak digunakan yang lebih tahu pihak independen. (rus)