Kepala SLB Negeri Pembina Provinsi Aceh Sambut Baik Pengadaan Bus Sekolah

Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Pembina Provinsi Aceh, Yossi Novianti, SE., S.Pd

HARIANRAKYATACEH.COM I LAMBARO – Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Pembina Provinsi Aceh, Yossi Novianti, SE., S.Pd, menyambut baik rencana pembelian mobil dinas dan bus sekolah sebanyak 27 unit oleh Dinas Pendidikan Aceh.

Meski kali ini bus sekolah belum diperuntukkan di sekolah yang dipimpinnya sekarang, namun Yossi Novianti mengaku sangat bersyukur karena di tempat lamanya bertugas, yakni SLB Negeri Al Fansyuri, Aceh Singkil dan SLB Negeri Syekh Abdurrauf, Subulussalam mendapatkan jatah satu unit.

Yossi Novianti menyampaikan, bagi orang yang mengerti akan kondisi anak berkebutuhan khusus, tentunya akan ikut bersyukur dengan adanya program pengadaan bus sekolah untuk SLB. Karena memperlakukan anak dengan karakteristik khusus sangatlah berbeda dengan anak – anak pada umumnya.

Anak berkebutuhan khusus, kata Yossi Novianti, pastinya akan sangat kesulitan jika berangkat ke sekolah menggunakan kendaraan umum, seperti pada anak dengan kondisi tunanetra dan tunagrahita, dan tunadaksa.

Apalagi dengan kondisi wilayah yang sulit dijangkau seperti di Kabupaten Aceh Singkil. “Saya 4 tahun bertugas di Aceh Singkil, dan 2 tahun bertugas di Subulussalam sebagai Kepala SLB, dan baru saja bertugas di sini (Aceh Besar), ” ujarnya.

Dengan masa tugas yang cukup lama di dua daerah tersebut, Yossi Novianti yang baru beberapa minggu bertugas sebagai Kepala SLB Negeri Pembina Provinsi Aceh, di Aceh Besar mengaku mengerti betul bagaimana kondisi wilayah dan situasi siswa di sana.

“Kondisi wilayah di sana memang sangat memprihatinkan, belum lagi jarak tempuh yang lumayan jauh,” ujarnya.

Dirinya lantas menceritakan, jika para siswa berkebutuhan khusus di sana sangat kesulitan untuk pergi ke sekolah karena persoalan transportasi.

Apalagi kondisi ekonomi keluarga yang masih di bawah rata – rata. Para orangtua sangat kesulitan untuk membayar biaya becak, untuk antar jemput saja bisa mencapai Rp 500 ribu perbulan.

Bahkan ada seorang muridnya di tempat lamanya bertugas terpaksa harus berhenti sekolah karena ayahnya meninggal dunia, tidak ada lagi orang yang bisa antar jemput ke sekolah.

Kemudian, ada juga seorang muridnya dengan tunanetra di SLBN Syekh Abdurrauf, bernama Supri, sampai berdoa meminta agar sekolahnya punya bus sekolah.

“Supri ini anak yatim, dia antusias sekali mau sekolah tapi mamanya tidak punya biaya. Sampai nangis dia minta berangkat sekolah tapi tidak ada yang antar,” kenangnya.

Lebih lanjut Yossi Novianti menyampaikan bahwa dirinya sangat bersyukur begitu mengetahui ada satu bus sekolah diperuntukkan untuk sekolah yang dipimpinnya dulu. Mungkin kedepan, dirinya berharap agar seluruh SLB di Aceh punya bus sekolah. (slm)