Cuitan WWN Diadukan Tagore ke Polres

Tagore Abubakar melakukan konferensi pers usai melaporkan WWN ke Polres Aceh Tengah, Kamis (24/2) malam kepada para media. JURNALISA/RAKYAT ACEH

TAKENGON (RA) – Ketua Dewan Adat Gayo (DAG), Tagore Abubakar, resmi laporkan akun pengguna media sosial (medsos) Facebook berinisial WWN ke Polres Aceh Tengah. Menurut Tagore, laporan dilayangkan lantaran menyebut benda pusaka Reje Linge yang dipamerkan di Gedung Olah Seni (GOS) Takengon palsu.

Selain itu, kegiatan tersebut dituding menggunakan anggaran negara dalam penyelenggaraan kegiatan Pekan Kebudayaan Gayo (PKG) yang berlangsung selama satu minggu itu.

Tagore menyebut, tidak benar penyelenggaraanya menggunakan anggaran negara, uang itu mengalir dari Dewan Adat Gayo (DAG) serta sedikit sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.

“Saya sendiri sudah mengeluarkan uang senilai Rp 350 juta, ini uang saya sendiri bukan uang negara, ini fitnah dan bahagian dari pencemaran nama baik,” kata Tagore Abubakar, mantan Bupati Bener Meriah, Kamis (24/2), sembari menyebut laporan itu dilayangkan atas nama pribadi.

Menurut Tagore, pusaka kerajaan Linge yang di pamerkan di GOS setempat, termasuk mahkota Reje Linge, ia telah konfirmasi ke Ketua Balai Arkeologi Medan, Ketut Wiradnyana. Kata Tagore, awalnya Ketut menyatakan tidak tahu tentang benda pusaka itu.

“Awalnya dia bilang saya bohong telah menerima lima tim Arkeolog dari Balar Medan untuk meneliti benda pusaka Reje Linge, setelah saya konfirmasi ulang, ia mengakui bahwa benar ada satu tim dari Arekelog Balar Sumut, satu orang dari dinas Provinsi dan sisanya dari BPCB Aceh. Ia menyatakan betul telah dilakukan penelitian,” pungkas Tagore.

Untuk itu Tagore, menempuh jalur hukum untuk mengurai polemik itu, ia tidak terima atas tudingan yang dilayangkan di Media Sosial dan di salah satu media online. Ia merasa dirugikan, lantaran kegiatan itu dihadiri oleh pejabat, termasuk Pangdam Iskandar Muda.
“Kenapa saya gunakan jalur hukum, ini untuk meredam emosi dari kawan kawan, saya penanggungjawab dalam kegiatan ini,” katanya.

Yang lain sudah dibuat tahun berdasarkan pengakuan Balai Arkeologi. Sedangkan untuk logam sengaja tidak dicantumkan lantaran belum diketahui harus dikirim ke luar Negeri untuk menentukan tahunnya.

Alat bukti yang diserahkan ke Polisi adalah screenshoot cuitan facebook WWN, Sejumlah berita dari media LintasGAYO.co dan klarifikasi dari Ketut. Jika sebelumnya klarifikasi itu ditayangkan kata dia, cerita itu tidak berujung ke polisi.

“Seharusnya, dalam adat Gayo ia datang menemui saya dan menyampaikan apa yang saya lalukan itu salah, dibuktikan dengan data-data yang ia miliki, ini kalau mau beradat, jangan berdasar kebencian,” Tagore Abubakar. (jur/bai)