class="post-template-default single single-post postid-64173 single-format-standard wp-custom-logo" >

Menu

Mode Gelap
Aster Kasdam IM Tinjau Program Sergab di Wilayah Kodim 0111/Bireuen Perang Kembali Mengguncang Suriah usai Runtuhnya Rezim Assad, Situasi Makin Memanas? 16 Napi Lapas Kutancane yang Kabur Berhasil Ditangkap, Berawal dari Minta Bilik Asmara Tender Gedung MTQ Diduga Kangkangi Sejumlah Aturan, Termasuk Kesepakatan Bersama DPRK. 9 Hal yang Bisa Membatalkan Puasa Ramadhan Menurut Buya Yahya

EKBIS · 5 Mar 2022 15:23 WIB ·

MoU GAPKI dan NU: Kemitraan untuk Kesejahteraan Petani Kelapa Sawit


 GAPKI bersama dengan NU menandatangani Momurandum of Understanding (MoU) pendampingan kemitraan petani kelapa sawit warga Nahdatul Ulama (4/3). Perbesar

GAPKI bersama dengan NU menandatangani Momurandum of Understanding (MoU) pendampingan kemitraan petani kelapa sawit warga Nahdatul Ulama (4/3).

PALEMBANG – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) bersama dengan Nahdhatul Ulama (NU) menandatangani Momurandum of Understanding (MoU) pendampingan kemitraan petani kelapa sawit warga Nahdatul Ulama (4/3).

“GAPKI bersama NU akan bekerja sama dalam pelaksanaan Peremajaan Sawit Rakyat bagi petani NU melalui kemitraan dengan perusahaan sawit dalam bentuk pembinaan dan pendidikan,” ungkap Joko Supriyono, Ketua Umum GAPKI.

Menurut Joko, MoU ini penting agar petani kelapa sawit NU dapat terus meningkatkan produktivitas dalam budidaya kelapa sawit. “Dengan produktivitas yang lebih baik, diharapkan petani kelapa sawit lebih sejahtera,” tambahnya.

Produktivitas dan kesejahteraan petani, menurut Joko, sangat penting bagi perkembanbangan sebuah wilayah. Ia menjelaskan bahwa semakin sejahtera petani, maka roda perekonomian disebuah daerah akan lebih cepat berputar. “Dengan demikian, akan terjadi multiplier effect yang menyebabkan sektor-sektor lain yang mendukung industri sawit dan juga kebutuhan petani ikut berputar,” terang Joko.

Joko menyebutkan bahwa kelapa sawit telah membangun ekonomi daerah. “Wilayah yang memiliki kelapa sawit mengalami peningkatan perekonomian yang signifikan,” ungkapnya.  Oleh karenanya, wilayah tersebut berkembang baik secara ekonomi maupun sosialnya. “Sawit mampu membangun peradaban di daerah-daerah yang dahulu dalam kondisi terpencil,” tegasnya.

“Peradaban tidak akan bisa bertahan jika tidak bisa menjaga alam,” ungkap Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhatul Ulama, Yahya Chalil Staquf.

Pria yang biasa dipanggil Gus Yahya ini mengatakan bahwa Kerajaan Sriwijaya yang besar selama 700 tahun harus kehilangan kejayaannya karena gagal mengelola alam. “Sriwijaya kalah karena gagal merawat sungai musi sehingga terjadi pendangkalan,”ungkapnya. Karenanya, akses Sriwijaya terhadap dunia luar  menjadi terputus.

Hal inilah yang mendasari NU untuk terus menjaga jagat (alam). “Kita semua, tidak hanya di Indonesia tapi seluruh dunia, tidak akan mampu bertahan jika tidak mampu merawat alam,” ungkap  Gus Yahya.

“Ini adalah wujud formulasi gagasan NU bersama dengan pemerintah, dan pengusaha-swasta untuk berupaya mengikhtiarkan kemakmuran sekaligus merawat alam,” tegasnya. (ra)

Artikel ini telah dibaca 18 kali

badge-check

Penulis

Comments are closed.

Baca Lainnya

Pengguna Jalan Sambut Positif Pembagian Takjil Oleh Bidhumas Polda Aceh

12 March 2025 - 21:45 WIB

Mualem : Upayakan Keberangkatan Jemaah Haji Indonesia dari Aceh

12 March 2025 - 20:08 WIB

Aceh Tegaskan Kekhususan Regulasi Syariat Islam dalam Sektor Perbankan

12 March 2025 - 16:38 WIB

Sekolah Rakyat Kontribusi Nyata Pemerataan Pendidikan

12 March 2025 - 14:46 WIB

Perang Kembali Mengguncang Suriah usai Runtuhnya Rezim Assad, Situasi Makin Memanas?

12 March 2025 - 14:44 WIB

Hari-hari Imam Syafi’i Selama Bulan Ramadhan

12 March 2025 - 14:20 WIB

Trending di KHAZANAH